a whole new world
Ryeonseung Warn! Seunoo lima tahun
Prompt from kak Meh ;
That's why ada uyon, he taught senu so many things, new world, with much splash of affection and love
ㅡ
“Seunoo..hey baby. Wake up. Udah sore jangan tidur siang terus, baby. Let's go out” Seungyoun membaringkan dirinya yang sudah siap dengan balutan pakaian santainya memeluk Seungwoo dari belakang. Seungwoo tidur siang hari ini. Posisinya tidak nyaman karena ketiduran sambil menggambar , alhasil Seungyoun menggendongnya menuju kasur. Tapi sudah pukul empat Seungwoo tidak kunjung bangun.
Seungyoun ingin sekali mengajak Seungwoo jalan-jalan. Seungwoo sering menolak. Ia bilang teman-temannya terkadang merasa risih saat berada di dekatnya. Seungwoo tinggi sendirian, besar sendirian, dewasa sendirian ditengah anak-anak kecil yang berlarian kesana kemari di taman komplek. Karena itu Seungwoo lebih suka menggambar atau menulis di rumah. Menghabiskan waktu bermain rumah-rumahan atau pesta minum teh bersama Hancho, Nunu dan Youn.
Seungwoo menggerung sambil mengucek matanya. Mengerjapkan mata sambil membiasakan cahaya. Ditatapnya dinding kamar itu lamat-lamat lalu puncak kepalanya dicium lembut sekali.
“Hai jagoan. Mau main?”
Seungwoo menatap kearah Seungyoun, lantas memeluk suaminya lemas. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya. Seungyoun merangkul pundak Seungwoo lalu diusapnya pelan-pelan punggung itu, “jalan-jalan yuk.. katanya ada pesta rakyat di alun-alun.. Seunoo belum pernah kesana ya?”
Seungwoo menggeleng lalu mengeratkan pelukannya pada Seungyoun.
“Mandi yuk nanti main. Seungyoun belikan apa yang Seunoo mau deh..”
Lalu dengan secepat kilat Seungwoo beranjak , meraih handuk dan kimononya lalu berlari keluar kamar, “Seunoo mandi Bibi mandi!! Mandi Seunoo” ujarnya setengah berteriak sambil berlari mendekat kearah bibi Lim .
Seungyoun tertawa terpingkal-pingkal, suaminya sangat menggemaskan.
ㅡ
Sepanjang perjalanan, Seungwoo hanya diam menatap langit senja. Tangannya memeluk Hancho erat , jemarinya sibuk memilin tangan Hancho yang tidak berjari, matanya menatap langit. Senja itu indah. Seungwoo suka melihatnya di balkon kamarnya. Seungwoo suka. Tapi Seungwoo lebih suka malam berbintang. Tapi Seungwoo benci serangga yang mengerubunginya kala menatap bintang malam hari.
Seungyoun menoleh kearah Seungwoo lalu mencolek dagunya,niat menggoda.
“Sayangku kok diam saja?”
Seungwoo menatap Seungyoun lalu kembali menatap langit.
“Seunoo belum pernah ke tempat seperti ini kan?”
Seungwoo menggeleng lemah. “Tidak boleh. Malu. Ayah malu”
Seungyoun agak menyesal membicarakan ini. Maksud Seungyoun hanya ingin memastikan.
“Malu ayah malu. Seunoo besar , teman-teman Seunoo kecil. Dongpyo kecil. Minhee kecil. Junho kecil. Seunoo besar...”
“Memangnya kenapa kalau sudah besar tapi masih main? Seungyounie suka kok main ke pesta rakyat”
Seungwoo mengernyitkan dahinya tanda berpikir. Lalu matanya berubah kosong. Dan Seungyoun merengkuh tubuhnya, memeluknya dengan sebelah tangan, dikecupnya dahi Seungwoo singkat, “jangan dipikirkan.. hari ini kita main ya? Nanti Seunoo boleh naik apa saja. Ada Seungyounie”
“Tidak malu?”
“Tentunya tidak! Seungyounie tidak malu”
Dan Seungwoo menarik senyum lebar diatas paras rupawannya. Seungwoo mengangguk antusias sambil tertawa. Dan Seungyoun tidak bisa tidak ikut tertawa.
ㅡ
Sudah satu jam. Sudah satu jam Seungwoo dan Seungyoun menghabiskan waktu berkeliling. Seungwoo sudah mencoba beberapa permainan begitu juga Seungyoun. Kedunya tampak menikmati suasana seperti ini. Tangan Seungyoun menggenggam erat tangan Seungwoo , menyalurkan rasa aman dan nyaman padanya. Suaminya terlihat malu-malu . Lebih banyak berjalan dibelakang sambil meremas ujung jaketnya lalu berjalan sambil menunduk.
Karena itu Seungyoun menggandengnya, membiarkannya berjalan berdampingan sambil berpegangan tangan.
Langkah kaki Seungwoo terhenti. Matanya menatap lekat lekat pada wahana komedi putar yang terlihat indah dengan hiasan lampu dan ornamen lucu. Seungwoo memandang takjub kuda-kudaan yang berjejer rapi disana. Tak terduga senyumnya mengembang. Seungyoun ikut tersenyum, “ayo coba?”
Seungwoo hendak mengangguk, tapi matanya menangkap banyaknya sosok anak-anak bermain diatasnya. Hampir tidak ada anak seperti dirinya ( maksudnya yang tingginya sama persis dengan dirinya )
Seungwoo lantas menggeleng ribut lalu memundurkan kakinya sambil menunduk. Seungyoun mencebik tidak suka lalu merengkuh tubuh Seungwoo lembut, “jangan takut... Seungyounie temani”
“Nanti..m-malu”
“Seungyounie tidak malu. Seungyounie suka. Ayo naik?”
Seungwoo menatap retina coklat milik suaminya. Seungyoun tersenyum teduh lalu menggenggam tangan Seungwoo lagi, menuntunnya kearah loket lalu mulai berjalan menuju wahana yang indah ini.
ㅡ
Seungwoo tertawa gemas. Wajahnya tampan sekali. Tangannya berpegangan erat pada tiang didepannya. Menatap Seungyoun diseberang sana yang sedang berpura-pura menjadi pangeran berkuda putih.
“Pangeran Seungyounie dataaaaanggg”
Seungwoo tertawa sambil bertepuk tangan. Kakinya menendang udara saking senangnya. Seungyounie berbeda dengan ayahnya. Seungyounie hangat. Ia suka. Seungyoun memperlakukannya layaknya manusia. Seungyoun mencintainya dan tidak malu berada didekatnya. Tidak pernah sekalipun marah dan membentaknya. Tidak pula merasa risih dan jijik. Seungwoo tahu ada tatapan lain kala orang-orang melihatnya.
Seungwoo takut. Takut orang-orang juga tidak suka padanya. Takut akan marah seperti ayah. Karena itu Seungwoo lebih suka main di rumah. Tapi hari ini, Seungyoun menyadarkannya bahwa dunia Seungwoo luas. Tak pernah terdistraksi oleh apapun. Tak pernah sekalipun berbeda dengan dunianya. Seungwoo senang. Ia sangat senang memiliki Seungyoun disisinya.
Andai, andai hari itu Seungyoun pergi darinya, akankah Seungwoo merasakan perasaan seperti ini?
ㅡ
Selepas bermain komedi putar, Seungwoo dan Seungyoun berhenti sejenak untuk mengisi perut dengan minuman bersoda dan kembang gula. Seungwoo sudah menghabiskan dua kembang gula. Tapi ia masih semangat untuk memakan makanan manis lainnya. Karena itu Seungwoo merengek minta dibelikan permen loli. Dan Seungyoun menjanjikannya sebagai makanan terakhir.
Keduanya berjalan pelan menikmati suasana malam di pesta rakyat yang terlihat semakin ramai.
Seungwoo sudah bermain banyak pemainan hari ini. Menangkap ikan , melempar bola, menembak bebek, bermain permainan mini basket, menonton pertunjukan sulap, komedi putar , dan sekarang Seungyoun menuntunnya untuk menaiki sesuatu yang mirip sangkar burung dipikirannya.
Seungwoo duduk didepan Seungyoun sambil memasang raut wajah penasaran, “ini bagian terhebatnya. Aku suka berada disini” ujarnya. Seungwoo tidak mengerti mengapa Seungyoun suka duduk didalam sangkar burung raksasa. Apa bagusnya?
Sangkar burung yang ia duduki bergetar sedikit. Perlahan-lahan Seungwoo dapat merasakan bahwa ia menjauh dari tanah, Seungwoo menggenggam jeruji besi itu. Menatap tanah yang semakin jauh. Manusia dibawah sana terlihat mengecil secara perlahan.
“Terbang ?”
Seungyoun tersenyum teduh, ia mengangguk kecil. “terbang.. kau benar. Kita terbang”
Seungwoo menatap lurus. Seungyoun dan langit malam penuh bintang adalah sesuatu yang sangat indah. Perpaduan mahadewa yang diciptakan Tuhan untuk Seungwoo seorang saja.
Seungwoo menunduk. Ini terlalu banyak. Seungwoo takut ia tak pantas mendapatkan semuanya. Bibirnya melengkung, ia sudah tak lagi minat pada lollipop ditangannya.
Lantas Seungyoun mengapit dagu Seungwoo dengan jemarinya. Menggeleng lembut sambil tersenyum, membisikan kata cinta dan mengecup dahinya lama.
“Seunoo... Jangan takut pada apapun lagi ya? Kan sudah ada Seungyoun-man disini. Seungyoun-man akan selalu ada untuk Seungwoo. Mengerti?”
Seungwoo mengangguk antusias lalu pipinya merona merah. Ia tak tahu kenapa ada rasa yang aneh didalam tubuhnya.
“Seunoo, terimakasih Seungyounie.. Seungyounie baik. Seunoo tidak takut”
Seungyoun semakin melebarkan senyumnya, tertawa geli karena merasakan perasaan yang sama seperti apa yang Seungwoo rasakan.
“Jangan sakit ya.. jangan nangis lagi. Sekarang, kita lewati semuanya sama-sama ya?”
Seungwoo mengangguk. Lalu memeluk Seungyoun kuat-kuat. Tertawa renyah sambil menghirup aroma tubuh yang menguar dari perpotongan leher dan bahu Seungyoun.
“Hei. Seunoo... Lihat sini”
Seungwoo menoleh kearah kanan. Sekarang mereka sedang ada dipuncak. Seungwoo bisa melihat pemandangan yang jauh lebih indah dari yang ia lihat di balkon. Ia bisa melihat seluruh kota , lampu yang berkelip indah dengan hiasan bintang-bintang dan langit malam. Suara sayup-sayup kendaraan terdengar berbisik. Angin malam menyapa tubuhnya dengan lembut. Indah.
“Bagus...” Katanya.
“Bagus kan? Rumah kita terlihat sangat kecil ya”
“Dimana?”
“Disana... Tuh ada bibi Lim sedang menunggu kita pulang hihihi”
Seungwoo tertawa lalu menatap lurus kearah sana. Disudut hatinya ia bersyukur. Berterima kasih karena telah dipertemukan dengan Seungyoun.
“Terimakasih sudah menjadi suamiku, Han Seungwoo” Seungyoun mencium bibir Seungwoo lembut. Tak ada paksaan sedikitpun. Seungwoo hanya diam sambil menatap wajah Seungyoun yang sangat dekat dengan dirinya. Bisa ia lihat bahwa Seungyoun memejamkan mata sambil melumat bibirnya. Seungwoo lantas mengusap pipi itu sayang. Membelainya lembut seperti barang mahal yang mudah pecah.
“Terimakasih banyak Seungwoo. Kamu dunia baruku. Aku senang bertemu denganmu”
“Seunoo terimakasih Seungyounie baik. Baik sekali. Seungyounie tidak marah-marah tidak malu. Baik Seungyounie baik”.
“Mulai hari ini, kita janji tidak akan meninggalkan satu sama lain ya? Seunoo hanya untuk Seungyounie, begitu juga Seungyounie hanya untuk Seunoo”
Seungwoo mengangguk cepat, poninya naik turun menggemaskan. Seungyoun tersenyum sambil menggesekkan hidung keduanya.
Ini dunia baru bagi mereka.
Petualangan bahkan baru akan dimulai.
ㅡ
A whole new world A new fantastic point of view No one to tell us, “No” Or where to go Or say we're only dreaming A whole new world A dazzling place I never knew But when I'm way up here It's crystal clear That now I'm in a whole new world with you (Now I'm in a whole new world with you) Unbelievable sights Indescribable feeling Soaring, tumbling, freewheeling Through an endless diamond sky
F i n
©Meiri🍑