Apa Seungwoo melakukan kesalahan, Seungyounie?
ㅡ
Hari-hari Cho Seungyoun menjadi suami Han Seungwoo tidak terlalu sulit sebenarnya. Mengingat Seungwoo adalah type anak introvert yang tidak terlalu banyak tingkah, hanya agak sedikit pembangkang, bukanlah sesuatu yang membuatnya pusing tujuh keliling.
Han Seungwoo memang sakit. Tapi siapa peduli? Seungyoun menganggap Seungwoo adalah anugrah. Seungyoun itu suka anak-anak. Dan Seungwoo dimatanya masih anak-anak, setidaknya sampai beberapa bulan lalu. Sekarang, dimata Seungyoun, Seungwoo adalah harta karun.
Kau tau itu peti. Tapi tidak tahu apa isinya.
Kau tau itu Seungwoo, tapi tak akan pernah menduga apa yang akan ia lakukan.
...
Pagi ini Seungyoun menghabiskan seharian waktunya dirumah saja. Ia malas masuk kantor. Toh tidak ada kerjaan penting juga disana. Berkas bulanan sudah diserahkan, sudah di revisi , sudah banyak berkas juga yang ia tanda tangani. Jadi tak apa kan, kalau mengambil cuti?
Seungyoun hanya menjalani pagi ini dengan secangkir kopi, dua buah roti panggang , dan laptopnya yang menyala. Ia hanya melihat-lihat pendapatan bulan ini dikantornya. Tidak ada pergerakan yang berarti.
“Tuan Han ... Tolong jangan lari-lari..”
Suara Nyonya.Lim menginterupsinya. Mata rubahnya menatap Seungwoo yang berlarian kesana-kemari dengan tangannya yang sibuk memegang pulpen dan beberapa post it,dan ditangan yang lain, Hancho ia genggam erat.
“Seungwoo mandiiii ndak mau!!!!” Ujarnya. Ia sedikit berteriak lalu mempercepat langkahnya.
“Tapi anda harus mandi Tuan.. ini sudah hampir siang”
“Seungwoo mandi ndak mau... huhuhu” Seungwoo menaiki meja makan lalu berjongkok, memeluk lutut menggulung dirinya. Wajahnya ditelusupkan keperpotongan lengannya.
Seungyoun mendengus geli. Seungwoo ini pagi-pagi sudah menggemaskan.
“Tuan Han.. ayo mandi dulu nanti main lagi ya? Ayo jangan begini.. nanti bibi bisa dimarahi”
“Seungwoo mandi ndak mau Bibi! Dingin”
“Mandinya pakai air hangat. Ada bebek-bebekan juga. Ayo , Tuan Han boleh main sabun kok”
“Seungwoo ndak mauuuuuuuu...” Seungwoo mulai merengek. Ia menggeleng ribut sambil meracau.
Dan Seungyoun tidak bisa diam saja.
...
“Tuan jangan begini. Ayo mandi ? Air hangat kok.. tidak dingin”
“Dingin! Seungwoo tidak mandi,bibi”
Seungyoun tersenyum kecil lalu menepuk pundak Nyonya Lim pelan. Ia tersenyum sambil menginterupsinya untuk menyiapkan air hangat untuk Seungwoo mandi.
Maka saat Nyonya Lim beranjak pergi, Seungyoun merangkul pundak Seungwoo pelan.
“Kenapa Seungwoo gak mau mandi,hm?”
Seungwoo mendongak. Menatap manik hitam kecoklatan si Rubah Cho. Lalu menggeleng ribut, “dingin!”
“Hangat kok. Rasanya enak sekali. Mandi yuk sama Seungyoun?”
“Seungyounie mandinya sudah”
“Iya sih. Tapi gak apa-apa deh mandi dua kali, asal sama Seungwoonie. Ayo?”
Seungwoo menatap kosong mata Seungyoun. Seungyoun tersenyum, tetap membujuk. Lalu Seungwoo beringsut menggeser tubuhnya mendekat kearah Seungyoun, “Seungwoo mau mandi tapi dibelikan spidol warna”
Seungyoun tertawa gemas lalu mengangguk. Dan setelah Seungwoo mengalungkan tangannya dileher Seungyoun, Seungyoun membawanya ke kamar mandi untuk memandikan bayi besarnya.
..
Memandikan Seungwoo bukan perkara susah. Dia akan duduk diam sambil menyanyi lagu anak-anak. Tangannya meraih apapun didekatnya, bebek karet , sabun mandi, shampoo atau busa sabun yang mengambang di bathtub.
Dan setelah wangi juga berganti baju, anak itu hilang entah kemana. Seungyoun jadi penasaran. Kemana anak itu? Pasalnya, ia sudah memberikan spidol warna keinginannya.
“Bi, Seungwoo kemana? Apa bibi lihat?”
“Beliau dikamar , tadi bibi lihat sedang belajar menulis dari ponsel Anda”
Seungyoun tersenyum teduh. Menjadi suami Han Seungwoo memang tidak sulit.
ㅡ
Menjelang sore, Seungyoun mulai membaringkan tubuhnya di sofa sambil menonton acara di televisinya. Didepannya sekotak camilan menemani. Semuanya tenang , sebelum terdengar suara riuh dari langkah kaki yang terkesan tergesa.
“Tuan Han tolong jangan lari-lari...”
Seungyoun menegakkan tubuhnya lalu matanya menangkap sosok Seungwoo berlari kearahnya dengan wajah yang sumringah. Tak lupa sambil memeluk Hancho tentunya.
“Seungyounie... Seungyounie!!!”
Seungwoo mendarat diatas paha Seungyoun. Melompat excited dengan rona pipi merah dan binar polos dimatanya. Tubuhnya bergerak acak membuat Seungyoun merangkul pinggangnya takut jatuh.
“Hei..hei.. kenapa? Ada masalah,big baby?”
Rambut Seungwoo yang semula memantul karena pergerakannya akhirnya terjatuh. Poninya sukses menutupi sebagian matanya. Seungyoun mengusap pipi berisinya sambil dikecupnya kecil ujung hidung mancung itu.
“Seungwoo punya surprise untuk Seungyounie. but will you be mad at me?”
“Seungyounie tidak akan marah . Kenapa?”
Dan setelah kata kenapa, Seungwoo menarik tubuh Seungyoun menjauh dari sofa sana. Menariknya ke ruang kerjanya. Ada apa?
ㅡ
Seungwoo membuka pintu ruangan itu dengan bahagia. Lalu tertawa renyah dengan gemas sambil menatap Seungyoun. “Tadaaaaaaaa! Seungwoo menulis banyak untuk Seungyounie!!” Lalu melompat senang.
Oh my God.
Meja kerjanya penuh post it. Tertempel disini dan disana. Dengan tumpahan lem dilantai dan beberapa spidol warna berserakan.
Lalu Seungwoo menarik Seungyoun ke arah jendela. Menunjuk Mobilnya dengan semangat lalu tertawa lagi.
“Your car looks so gorgeous!!” Lalu melompat lagi.
Tidak ada celah sedikitpun untuknya melihat warna dari mobilnya, atau bahkan kacanya. Semuanya tertempel post it .
Mencabutnya akan sangat melelahkan. Lalu mata Seungyoun berhenti disalah satu post it yang tertempel dibelakang monitor komputernya.
“Seungwoonie 💕 Seungyounie”
Seungyoun tersenyum teduh. Lalu ditatapnya satu persatu post it warna-warni yang tertempel disana. Dengan ribuan kata yang tak sama antara satu dan satu lainnya.
“S-seungyounie...diam. S-seungyounie mad at me?” Seungwoo menunduk dalam. Hidung dan matanya memerah. Binar polos itu digantikan getaran takut. Takut Seungyounnya akan marah.
“J-jangan pukul Seungwoo... S-seungwoo a-akan membersihkannya” lalu Seungwoo buru-buru mencabut satu persatu post it disana.
“Jangan!”
Seungyoun memeluk Seungwoo. Menghentikan aktivitas suaminya mencabuti post it warna-warni dengan kata-kata manis itu disana.
“Seungyoun tidak marah. Seungyoun suka. Terimakasih ya”
Dan Seungwoo tertawa gemas.
Tak apa. Seungyoun akan membiarkan meja kerjanya begini dulu sampai Minggu depan. Apapun yang ia lakukan adalah caranya mengekspresikan cinta. Seungyoun tak keberatan. Kecuali mobilnya. Ia harus memakainya besok, jadi harus dicabuti malam ini juga.
“I love you too, Seungwoonie”
Suara tawa renyah milik Seungwoo itu adalah hal terindah yang pernah Seungyoun dengar.
Tak apa. Ini caranya mengekspresikan cinta. Ia tidak keberatan.
“Masih ada lagi, Seungyounie..”
Oh God. Jangan aneh-aneh, please.