Avatar atau teman?

“Kak , tidak terluka kan?”

Tidak meledak tapi kekuatan anginnya begitu kuat hingga menghempas tubuh Wooseok yang tak menduga akan begitu. Wooseok berjalan pelan-pelan bersama yuvin yang siaga dengan tombak dan boomerangnya. Kedua mata hitam mereka menangkap seseorang dengan tattoo ditubuhnya , tertidur atau bahkan mati? Dan , demi Tuhan. Binatang apa itu? Kenapa besar sekali?

“Ini masalah besar...”

“Kau yakin Jendral kalau itu Avatar?”

Sunhwa diatas kapal perang megahnya menatap langit jingga keunguan yang diiringi cicitan burung menandakan hari mulai tenggelam.

“Kami tidak yakin tapi bukankah lebih baik mencobanya?”

“Berapa lama untuk sampai kesana? Aku tidak ingin dia lepas lagi”

“Besok siang kita sudah sampai...”

Sunhwa mengangguk lalu mengisyaratkan agar jenderalnya segera pergi dari sana. Matanya menatap hamparan laut yang luas , “Seungwoo. Ayo kita berlomba. Siapa yang lebih cepat mendapatkannya”

“Wooseok , Yuvin... Kau tahu kan arti tattoo itu?”

Keduanya menggeleng seperti orang bodoh. Lalu berkedip beberapa saat sambil menatap Seungyoun yang tengah memakan hidangan yang ada disana. “Itu tattoo pengendali angin” .

Tiga pasang mata memandang kearah pemuda asing mengenakan mantel tebal berjalan ke arahnya bersama dua temannya.

“Hangyul?”

“Kenapa kemari?”

Alih-alih menjawab pertanyaan Yuvin dan Wooseok itu , Hangyul lebih memilih memandang pemuda bernama Seungyoun yang masih asyik dengan makanannya.

Kakek pemimpin suku air Utara itu berdehem sambil mengangguk. “Itu tattoo pengendali udara.”

“Tapi kan pengendali udara sudah habis tak bersisa sepuluh tahun lalu, Kek?”

“Apa itu artinya dia Avatar yang kita semua cari, kek?” Mata Wooseok dan Yuvin membelalak mendengar pertanyaan Hangyul yang benar-benar mengejutkan.

Merasa diperhatikan , Seungyoun menghentikan aktivitasnya lalu menengguk air minum yang disediakan.

“Kenapa?”

“Kauㅡ Avatar?”

“Aku Cho Seungyoun. Dan ya , mungkin...”

“Bagaimana bisa mungkin?! Suku-mu sudah punah sepuluh tahun lalu... Dan Avatar sebelumnya telah terbunuh”

Seungyoun menghela nafas panjang dan berat. Memejamkan mata sambil mengepalkan tangannya marah. Ia tidak sangka ia masih hidup setelah sepuluh tahun membeku dalam balok es, dan saat ia sadar ia mendapati kenyataan bahwa sukunya telah hancur , dan ayah angkatnya telah mati terbunuh?

“Duduklah dan akan kami ceritakan apa yang terjadi, Tuan Avatar” ujar kakek itu lembut sambil merangkul bahu Seungyoun lembut.

“Terimakasih dan panggil aku Seungyoun saja”

Hangyul menatap Seungyoun dari ujung rambut hingga kaki. Ia tak menyangka ramalan neneknya benar , bahwa ia harus segera datang kemari untuk mengulurkan bantuan sekecil apapun itu. Dan ternyata, disinilah ia menemukan Avatar. Bukan sebuah kebetulan kan? Ini bisa menjadi akhir dari penderitaan ini kan?

“Ayo akhiri perang ini, Avatarㅡ”

“Seungyoun, anak muda...” Seungyoun memotong ucapan Hangyul sebelum terlalu jauh. Mereka berempat sedang duduk disalah satu rumah sambil bercerita apa yang terjadi.

“Kau kan avatar.. dan sekarang peperangan sedang terjadi. Besok siang mungkin negara api sudah menjejakkan kakinya disini dan mulai menghancurkan segalanya..” ujar Yuvin. Seungyoun mengangguk. Ternyata ia benar-benar harus mengemban tanggung jawab ini. Benar kata ayah angkatnya. Avatar tidak bisa melakukan semuanya sendiri.

“Ya seperti yang kalian tahu aku adalah avatar yang hanya belajar pengendalian udara dan sedikit kemampuan mengendalikan air , itupun hanya sedikit dan sebentar. Dan setelah test itu berakhir, aku pergi”

“Kauㅡ apa?”

“Aku kabur. Aku pergi. Setelah aku diumumkan sebagai Avatar , aku pergi”

“T-tapi kenapa?”

Seungyoun menghela nafas lagi. Kenapa? Seungyoun masih egois waktu itu. Ia tak ingin kehidupannya berubah menjadi terkekang. Tak ingin cinta pertamanya terbuang sia-sia , lagipula tugas ini terlalu berat baginya yang masih remaja labil saat itu.

“Menjadi Avatar tidak memperbolehkan ku berkeluarga danㅡ”

“Hanya karena itu?” Wooseok memekik tak percaya atas apa yang ia dengar.

“Aku juga punya perasaan, bangsat! Kau kira aku tak memiliki perasaan pada seseorang?!” Sungutnya. Wooseok memasang raut wajah tak percaya.

“Oh ayolah Avatar muda... Kau hanya dilarang berkeluarga kan? Kau tidak dilarang mencintai atau menyayangi orang lain. Cukup berbagi kasih saja dan biarkan dia pergi bersama orang lain..”

Seungyoun menatap Wooseok agak lama , lalu telapak kakinya bergerak random.

“Kau curhat?”

“A-apa maksudmu?”

“Getaran emosimu sampai pada tanah yang kupijak..”

Wooseok membuang mukanya , telinganya memerah karena malu. Seungyoun menggendikkan bahunya acuh lalu menyandarkan tubuhnya pada tubuh peliharaan besarnya.

“Hhhhㅡ pada akhirnya aku memang harus menerima ini semua. Maafkan aku karena setelah test itu, aku malah lari” cicitnya. Yuvin dan Wooseok juga Hangyul hanya menggigit bibir mereka gugup.

“Kau bilang, kau hanya bisa mengendalikan air dan udara kan? Perkenalkan, aku Lee Hangyul. Pengendali tanah. Dan kak Wooseok adalah pengendali air terakhir disini..”

“Lalu kau?”

“Aku? Song Yuvin. Anak kepala suku”

“Pengendali......” Seungyoun mengangkat alisnya menatap sarat pada Yuvin.

“Aku pengendali situasi. Aku ahli strategi”

Dan ahli mengendalikan Hangyul tentunya

“Perkenalkan, aku Cho Seungyoun , pengendali udara , dan ya berhenti menyebutku Avatar atau apapun itu. Aku tentunya butuh bantuan untuk mengurus kekacauan ini, selain aku harus belajar element tanah dan mematangkan element airku, aku juga butuh bantuan lainnya kan? Apa... Aku bisa percaya pada kalian?”

Hangyul membungkukkan badannya layaknya prajurit perang , lalu menundukkan kepalanya sopan , “Lee Hangyul siap membantu anda”

Dengan kikuk dan canggung Wooseok dan Yuvin mengikutinya. Menyebabkan Seungyoun tertawa geli karena hal itu.

“Berdirilah. Kita kan teman. Tidak ada teman yang membungkuk seperti itu pada temannya yang lain. Dan ya, mari kita mulai perjalanan ini”

Seungwoo dan Byungchan sudah sampai di suku air Utara dimana ternyata pasukan Han Sunhwa sudah sampai lebih dulu dan meluluh lantakkan segala yang ada. Tapi tampaknya mereka tak menemukan apa yang mereka cari.

“Apa avatarnya sudah pergi, paman? Sepertinya mereka tak menemukannya” Seungwoo dan Byungchan bersembunyi diantara alat tempur negara api yang terbuat dari besi dan baja itu sambil menatap lurus pada Han Sunhwa dan jendral perangnya.

“Sepertinya begitu. Sia-sia kita kesini”

Seungwoo menatap lurus pada kakaknya. Ia terlihat semakin cantik setelah pertemuan terakhir mereka, sekitar empat atau lima bulan lalu? Seungwoo tersenyum manis lalu menghela nafas.

“Kita cari kemana? Kau ada petunjuk?” Tanyanya.

Byungchan tampak berpikir dan menimang. “Aku tidak tahu ini akan berhasil atau tidak. Tapi sepertinya aku tahu tempat yang cocok untuk seorang Avatar untuk berlari , bersembunyi, berlatih dan bermeditasi disana..”

Seungwoo mengangkat alisnya lalu tersenyum penuh makna pada Byungchan.

“Lagipula , pasti mereka belum terlalu jauh kan?”

“Terimakasih Byungchan”

“Ck! Berhenti menjadi baik dan manis seperti itu, kau semakin mirip anak anjing”