ayo yakinkan kembali

Ryeonseung semi mature🔞🔞 Ryeon x Seung

Bijak bijak kelen ye sama konten ginian

ă…ˇ

Sedetik setelah Seungyoun bilang gitu, Seungwoo cuma bisa kedip kedip polos. Lho? Emang bener kan kalau mau bobo enak harus pake beginian?

Cho Seungyoun berjalan pelan mendekat kearah Seungwoo yang setengah berbaring sambil membeku diatas kasur. Tangannya sibuk membuka jaket sama kaos putih polos bermerknya lalu menyampirkannya diatas kursi belajar Seungwoo. Dia juga melucuti jam tangan dan kaos kakinya. Lalu terakhir sabuk.

Ini gak tahu kenapa ya tapi Seungwoo panik. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin juga muncul. Pada hari hujan , deras sekali tapi dia malah gerah. Seungyoun menurunkan suhu AC kamar itu lalu melempar remotnya sembarangan.

Gila kalau rusak awas aja ya.

Seungyoun membungkukkan badannya, mengukung Seungwoo dibawah tubuhnya. Menatap tajam pada retina mata Seungwoo yang sekarang kayak anjing tersesat.

“Coba bilang sekali lagi kamu mau apa?”

“Mau dirusak Seungyoun, sekali aja. Aku janji gak akan minta berhenti di tengah jalan...”

Jari Seungyoun menangkup dagu Seungwoo , memaksanya mendongak dan menariknya pelan-pelan untuk mendekat.

“Bilang sekali lagi mau apa?” Tanyanya. Seungwoo menelan ludahnya gugup, “m-mau dirusak seungㅡmmhh”

Seungyoun mencium bibir Seungwoo pelan dan lembut. Menyesap bibir bawahnya dan menggigitnya kecil. Seungwoo membuka mulutnya, membiarkan lidah Seungyoun masuk dan mengobrak-abrik isi dirinya.

Tangan Seungwoo ditahan oleh Seungyoun, dia gak bisa ngapa-ngapain selain menggenggam tangan itu.

Seungyoun turun ke tulang selangka Seungwoo, menarik kerah kaos Seungwoo pelan lalu mengecup tattoo Seungwoo disana. Digigit, dijilat, diemut terus seperti itu. Anaknya menggelinjang dibawah sana.

Dia berusaha mengatupkan bibirnya biar gak berisik.

Geli coy asli.

“Bilang sama aku mau apa?”

“Mau dirusak Seungyoun..”

“Mau apa?”

“M-mau dirusak Seungyoun sekali aja...”

“Yakin?”

Seungwoo mengangguk antusias lalu mencium ujung hidung Seungyoun, “please”

Seungyoun cium dahi Seungwoo lama banget.

“Aku kasih kamu kesempatan terakhirㅡ”

Seungyoun melepas celananya , menyisakan bokser bergambar Patrick yang dia pakai. Diliat dari siluetnya sih gede. Mana tattoo pistol itu memperburuk keadaan. Nunjuk nunjuk gak ke sopan kearah sana.

Seungwoo juga gede kok. Dia kan atletis , tapi kan dia soft banget. Kayak bayi. Makanya dia deg-degan.

Seungwoo secara gak sadar meraba kotak-kotak di perut Seungyoun, mengelus tattoo pistolnya naik turun sambil liatin Seungyoun lamat-lamat.

“Masih mau?”

“M-mau...”

“Gak takut? Sakit lho. Lubricant sekalipun tetep bikin sakit. Yakin?”

Seungwoo menatap Seungyoun. Dia gak suka nih diginiin sama Seungyoun. Auranya dominant banget Seungwoo gak kuat.

“T-takut... Takut sakit”

“Yaudah gausah ya?”

Seungwoo akhirnya mendesah pasrah, lalu mengangguk. Lalu Seungyoun memeluknya kuat-kuat “maaf ya...”

Dan Seungwoo ga tahu harus apa.

Jauh didasar hatinya ia takut ini sakit terus bakalan kecewakan mama dan Seungyoun sendiri karena , please deh?! Seungwoo daritadi minta-minta gitu gak ada akhlak banget.

Tapi disudut hatinya yang lain ia gak mau kecewa dan nyesel gak pernah lakuin ini sekali aja sama Seungyoun..

“T-tapi Youn... M-mau coba”

“Aku kasih kamu waktu deh ya.. aku boleh pinjam kamar mandinya? Mau mandi soalnya gerah”

Dan Seungwoo ngangguk patuh aja kayak anak anjing, terus Seungyounnya bener bener pergi mandi.

Seungwoo harus apa?