dominashun~ VINGYUL 🔞 Warn : dom/sub , fingering, use a toy, explicit content , human trafficking, mention caste , naked slave?

ă…ˇ

Korea Selatan , 2020. Malam hari tepat pukul dua malam lebih limabelas menit remaja berusia dua puluh dua tahun itu terduduk lemas dengan rantai mengalungi kaki dan tangannya. Matanya ditutup dan tubuhnya diseret menuju ruang kantor apalah itu namanya. Lima belas menit lalu ia berhasil terjual. Iya terjual. Seperti barang ya kan? Tapi memang begitu kenyataannya. Menjadi anak panti asuhan yang digusur hingga diculik oleh bandit asing tidak dikenal dan dijual di bursa pelelangan manusia, bukanlah nasib yang ia inginkan. Ia juga ingin hidup layak. Tapi ia tak berani berharap banyak. Biarkan saja mengalir seperti apa adanya. Hangyul sudah lelah. Lelah berlari kesana-kemari mencari tempat yang mau menerimanya.

Lee Hangyul remaja berusia 22 tahun itu hanya bisa mendesah pasrah kala telinganya menangkap sayup-sayup suara master yang membelinya , sedang bernegosiasi dengan staff keuangan tempat haram ini.

“Kau beruntung tuan Song, kau mendapatkan barang baru. Masih virgin. Cuma kami pegang sedikit”

Song Yuvin. Pemuda kaya raya tadi hanya menyunggingkan sebelah bibirnya untuk tersenyum sinis sebelum menyuruh bodyguardnya untuk melepaskan belenggu yang mengikat Hangyul, lalu melepaskan ikatan pada matanya pelan-pelan.

Samar-samar Hangyul mulai membiasakan cahaya masuk pada retina matanya. Matanya menyipit menatap seseorang dengan gaya yang luar biasa elegant seperti seorang pangeran itu tengah berjongkok didepan matanya. Menangkup dagunya dengan jempol dan telunjuk , memaksanya menengadah lalu tersenyum teduh.

“Mari pulang. Kenalkan , aku song Yuvin. Majikan barumu. Kau boleh panggil aku apapun yang kau mau. Aku 23 tahun. Kau?”

“L-lee h-hangyul , 22 tahun Tuan..”

Suara serak dan beratnya membuat yuvin merinding seketika lalu mengusap kepala Hangyul lembut. “panggil saja kakak. Ayo pulang?”

Dan tubuh Hangyul dibantu berdiri lalu pergi keluar dari tempat laknat itu.

ă…ˇ

Udara dini hari semakin dingin , membuat tubuh telanjang Hangyul harus bergidik merinding berulang kali. Tangannya senantiasa menutupi kelaminnya yang bisa saja menjadi tontonan orang-orang disana.

“Buka jasmu” suara Yuvin mengintrupsi salah satu bodyguard nya untuk melepas jasnya lalu menyampirkannya pada tubuh Hangyul. Membuat pemuda itu berjengit kaget lalu tersenyum malu sambil menunduk dalam. “Dingin kan? Pakai ini dulu ya.. nanti di mobil kunyalakan penghangatnya”

Hangyul mengangguk kaku lalu mengikuti langkah yuvin menuju mobil dan melaju menuju rumah.

ă…ˇ

Rumah ini mewah. Sungguh benar mewah. Hangyul merasa sangat kotor karena menginjakkan kakinya disini. Merasa kecil diantara orang-orang yang berdiri menyambut tuannya bahkan meskipun lewat tengah malam. Hangyul berjalan menunduk dalam , membiarkan yuvin menuntun tangannya menuju kamar yang dimaksud yuvin tadi.

Tubuh Hangyul di biarkan duduk diatas kasur mewah. Yuvin menyalakan lampu kamar dan penghangat ruangan. Membiarkan Hangyul menyamankan dirinya dengan ruangan yang akan menjadi miliknya.

“Kau mau mandi? Kamar mandinya sebelah sana.. kalau mau langsung tidur, jangan lupa baca doanya dulu ya?”

“Tuan... T-terimakasih atas apa yang telah anda lakukan pada saya..” Hangyul menggenggam erat sisian lengan kemeja Yuvin dengan jemarinya yang bergetar lalu menunduk malu , telinganya bahkan merah padam. Yuvin tersenyum sambil mengecup dahi Hangyul lembut.

“Aku ingin memberimu pakaian layak sebenarnya, tapi kau tahu? Peraturannya tidak seperti itu. Budak belain tidak diperkenankan untuk memakai pakaian apapun , karena itu nyamankan lah dirimu dengan selimut ini ya?”

Hangyul mengangguk. Lalu ia balas tersenyum pada Yuvin yang kini sedang mengusap pipinya lembut.

“P-panggil saja saya saat Tuan butuh”

“Kakak, Lee Hangyul...”

“E-eh iya kakak. Maaf kak”

Yuvin terkekeh geli lalu menidurkan tubuh Hangyul yang letih dan mengantuk itu. Menarik keluar butt plug yang ternyata menancap di lubang surgawi Hangyul sedari tadi. Membuat Hangyul berjengit kaget sambil menggigit bibirnya. Yuvin lagi mengecup dahi itu lalu mematikan saklar lampu dan keluar dari kamar itu.

Hangyul harus bersyukur karena memiliki majikan yang baik hatinya seperti yuvin. Yang memanusiakan dirinya. Yang bersikap lembut dan hati-hati padanya.

Tapi mungkin ini hanya awalnya saja. Mungkin ke depannya Hangyul akan diperlakukan bagaimana budak diperlakukan seperti semestinya.

ă…ˇ

Yuvin adalah pribadi yang hangat. Yang menebar senyum pada siapapun yang mau berteman. Yang selalu serius mengerjakan pekerjaan kantor yang ayahnya wariskan padanya. Yuvin adalah pribadi yang hangat. Tutur kata yang baik dan lembut, selalu membuat orang-orang disekitarnya menjadi nyaman berlama-lama bercengkrama dengannya.

Sudah dua Minggu Hangyul berada disini. Dua Minggu pula Hangyul mulai mengenal yuvin. Orang yang santun dan baik, memiliki jiwa kepemimpinan dan solidaritas tinggi. Hangyul bersyukur mengenal orang sepertinya. Yuvin tak pernah sekalipun merendahkan derajatnya. Tak pernah sekalipun menghina dirinya.

Tapi Hangyul tetap budak belian. Dirinya tak ayal hanya seorang hamba yang seharusnya patuh. Tapi dua Minggu ini, Hangyul tak pernah yang namanya merasakan bagaimana tugas seorang budak belian seperti dirinya disentuh jauh oleh yuvin. Yuvin hanya akan mengecup pipi dan dahinya setiap hari. Tak ada cerita dimana yuvin mendominasi dirinya, menghunuskan kelaminnya pada lubang kelamin hangyul. Sekalipun tidak pernah.

Karena itu ia mengira bahwa dirinya dibeli untuk menjadi pelayan.

Tapi para bodyguard yuvin selalu berhasil membuatnya berhenti mengerjakan tugas-tugas pelayan karena katanya bukan tugasnya.

Hangyul bingung. Kenapa dirinya tak mendapatkan apa yang seharusnya ia lakukan? Haruskah jadi budak di ranjang? Atau haruskah ia jadi pelayan saja?

Apakah... Yuvin tak ingin menyentuhnya? Karena dia hanya budak belian yang asal-usul nya tidak jelas?

Seketika Hangyul ingin mengubur dirinya saja.