Don't talk to me , i'm angy
Warn : kekerasan, Seunoo lima tahun (bukan little space ya Tante-tante , untuk yang belum tahu bisa di baca part 1 Seunoo di 2019), fluffy gemes kayak meiri. Rate : T+
Happy fasting dulu buat kesayangannya aku, Tante Seunoo sekalian. Semoga bahagia!
Tante pernah gak sih bayangin Seunoo lima taun cemburu terus minta maaf ke [redacted]
ㅡ Kembali lagi bersama Seungwoo di hari Selasa , dimana Bibi Lim akan pulang ke rumahnya setelah satu Minggu mengurus bayi besar dan suaminya.
Hari selasa adalah hari kesukaan suami gemas seseorang yang akrab disapa Cho Seungyoun, karena artinya dia akan ikut ke tempat kerja.
Tante bosan gak sih ketemu Seunoo di hari Selasa terus?
ㅡ
Sebenarnya membawa Seungwoo hari ini akan menjadi sesuatu yang berat bagi Cho Seungyoun, karena hari ini dia akan kedatangan tamu penting, seorang anak dari salah satu investor , mereka akan bekerja sama untuk melakukan riset lapangan dan pemantapan persiapan untuk sesuatu yang tengah mereka kerjakan di penghujung bulan Mei ini.
Dan lagi, desas-desusnya, dia seorang wanita. Ya tidak apa-apa sih. Toh Seungyoun juga sudah berkeluarga, sejak empat tahun lalu malah. Mana mungkin akan di godai oleh anak perawan orang, seperti kata karyawan-karyawannya.
Maka dari itu, sepanjang perjalanan Seungyoun mengajari Seungwoo agar hari ini bisa lebih mengontrol emosinya. Jangan nakal, jangan minta yang aneh-aneh dan harus jadi anak baik. Seungwoo sih cuek sambil makan es krim . Dia tidak terlalu mengerti apa yang Seungyoun katakan, sebenarnya.
“Seunoo dengar apa yang Seungyounie bilang,kan?” Tanyanya sambil mengancingkan kemeja Seungwoo yang hari ini mandi tanpa ada drama tidak ingin mandi lah, atau airnya dingin lah, tidak ada bebek karet lah atau apapun drama mandi versi Seungwoonya. Hari ini Seungwoo mau mandi, mau keramas dan mau di gosok punggungnya.
Seungwoo tak jua menjawab. Tangannya sibuk mengeruk es krim dalam cup digenggaman tangannya yang lain, lalu merengek setelah Seungyoun merebutnya.
“Nakal!”
“Seunoo dengar apa kata Seungyounie kan?”
“Tidak dengar! Tidak dengar anak nakal Seunoo tidak dengar” Seungwoo menghentakkan kakinya sambil merebut kembali es krim dari genggaman tangan Seungyoun , kalau sudah begini Seungyoun yang harus mengalah.
“Sayang, janji ya jangan nakal, jangan berisik , jangan minta yang aneh-aneh. Hari ini mau ada tamu.. Seunoo dengar,kan?”
Seungwoo mengangguk sekali lalu melahap habis eskrimnya.
“Nanti tamu teman Seunoo jadi ?”
“Nanti tamunya jadi teman Seunoo , itu yang benar..” ucapnya sambil menjawil hidung Seungwoo.
Seungwoo mengangguk antusias lalu tersenyum kala mendapati dirinya sudah rapi dan wangi dalam sentuhan seorang Cho Seungyoun.
“Iya nanti kenalan ya. Seungyounie mau mandi, Seunoo tunggu disini, jangan kemana-mana. Menggambar saja”
“Menggambar saja”
Seungyoun terkekeh lalu memeluk Seungwoonya hangat. Membubuhkan kecupan manis didahi suaminya yang berbalaskan kecupan singkat di pipi Seungyoun.
Seungyoun melenggang menuju kamar mandi, meninggalkan Seungwoo yang sudah beraksi dengan menghamburkan semua mainan didalam box keatas karpet, yang tentunya akan memakan waktu cukup lama untuk kembali membereskannya
ㅡ
“Nanti kalau sudah ada temannya Seungyounie Seunoo janji tidak nakal ya??”
Seungwoo mengangguk sambil berjalan. Tangannya digenggam hangat oleh Seungyoun, membiarkan pasang mata karyawannya yang ada disana menatap penuh rasa pada pasangan itu. Setelah berita bahwa Seungwoo sakit dan Seungyoun tetap menikahinya banyak karyawan yang merasa bangga dan salut padanya. Mereka bangga memiliki atasan yang tak pandang bulu, rendah hati dan penyayang. Terlebih lagi Cho Seungyoun adalah pribadi yang sabar. Dan Han Seungwoo, bungsu presdir yang selalu disembunyikan ternyata adalah makhluk paling menggemaskan yang pernah ada.
Yang menyukai susu kotak dan mewarnai. Han Seungwoo dan Cho Seungyoun adalah combo yang sangat pas.
Menjelang siang, wanita yang ditunggu Seungyoun tak jua datang. Menyisakan rasa kesal karena harus menunda pekerjaan hanya untuk menunggunya. Seungyoun menatap Seungwoo di seberang sana. Duduk anteng sambil menonton YouTube. Sesekali tangannya menggaruk hidung, Seungyoun tersenyum. Maka kakinya dibawa melangkah mendekat. Mengambil duduk disampingnya sambil merangkul suaminya.
Menghujani puncak kepalanya dengan kecupan
“Seunoo mengantuk?”
Seungwoo menggeleng ribut meskipun matanya memang berubah agak sayu karena mengantuk. Seungyoun tertawa kecil, “jangan tidur dulu ya? Kan belum makan siang”
“Belum makan siang.. nugget nugget”
“Iya belum makan nugget ya... Tahan sebentar lagi ya?”
Lalu saat Seungyoun mengecup bibir Seungwoo lembut, pintu terbuka menunjukkan wanita yang sedari tadi ditunggunya. Berdiri mematung karena terkejut.
” Aㅡah , maaf karena tidak mengetuk. Aku kira anda sendirian” gugupnya.
Cho Seungyoun mendengus sebentar lalu tersenyum manis. Berjalan mendekat sambil mengajaknya berjabat tangan. “Cho Seungyoun..”
“Ah ya. Roséanne Park ” ujarnya sambil tersenyum.
Seungwoo memperhatikan wanita itu dari atas hingga bawah. Cantik sekali pikirnya. Rambutnya tergerai. Warnanya gradasi pirang dan pink. Perawakannya tegap dan ramping. Suaranya lembut dan merdu. Seungwoo semakin ingin berteman dengannya. Tapi ia malu. Maka hanya menggigiti kukunya saja yang bisa Seungwoo lakukan.
“Mari masuk. Saya sudah menunggu anda” Seungyoun mempersilakan Rose mengangguk lantas mengikuti langkah Seungyoun. Maka setelah mereka duduk berhadapan, hanyalah pekerjaan yang mereka bicarakan.
ㅡ Seungyoun menutup laptopnya kala arloji ditangannya menunjukkan jam makan siang. Ia tersenyum mendapati suami gemasnya tertidur diatas sofa dengan tablet diatas dada. Sepertinya ia meninggalkannya terlalu lama.
“Rose-ssi, mari kita makan siang. Anda pasti sudah lapar kan?”
Wanita itu mengangguk sambil tersenyum, membenahi duduknya sambil meraih dompet. Matanya terikat pada tiap gerakan yang Seungyoun ambil. Melangkah mendekat ke arah Seungwoo, berjongkok dan mengusap rambutnya lembut.
“Seunoo-ya wake up. Katanya mau mam nugget,hm?”
Rose tersenyum. Cho Seungyoun dimatanya sangat tampan. Tiap langkah dan tutur kata yang tercipta darinya adalah pahatan Tuhan dengan mood yang luar biasa bagus.
Proporsi tubuhnya yang seksi, senyumnya yang menawan dan tatapan mata yang hangat adalah candu. Siapa yang tidak akan senang dipanggil namanya oleh Seungyoun. Mendengar alunan suaranya yang terdengar ramah. Rose tersenyum ㅡlagi.
Seungwoo menggeliat. Menggaruk pipinya lalu memeluk Seungyoun erat-erat. Tentu Seungwoo masih mengantuk. Tapi perutnya juga berontak minta diisi.
“Bangun yuk? Kita mam di cafetaria. Nanti Seunoo boleh beli roti melon”
Mendengar roti melon kesukaannya, lantas Seungwoo segera bangun dari baringnya. Merapikan rambutnya yang mencuat kesana-kemari. Lalu mengangguk semangat saat kembali diajak makan siang di cafetaria. Maka , Seungyoun segera meraih tas ransel milik Seungwoo lalu berjalan bersama menuju cafetaria.
Dengan Rose disamping kirinya tentu saja. Ya begitulah