ㅡCan we pretend that airplanes in the night sky are like shootin' stars I could really use a wish right now, wish right now, wish right nowㅡ

ㅡㅡㅡㅡ

Han Seungwoo dan Kim Kookheon adalah dua orang asing. Begitupun Han Seungwoo dengan Cho Seungyoun. Mereka hanya bertemu secara tak sengaja, dua insan yang dipertemukan oleh skenario Tuhan.

Han Seungwoo bingung kenapa Cho Seungyoun dibiarkan hadir, mengalir begitu saja. Tanpa ada penolakan atau respon penerimaan yang lebih.

Semuanya mengalir begitu saja hingga jadi sebuah kebiasaan.

Kebiasaan bertukar sapa, bertukar selca sampai video call hingga pagi tiba.

“Maaf nih kalau bikin ga nyaman” Kookheon memecah obrolan setelah cukup lama. Seungwoo hanya tersenyum manis sambil mengangguk kecil.

“Udah lama kenal sama Seungyoun?”

“Satu SMP, SMA kepisah, ketemu lagi di kampus, beda jurusan sih tapi deket di organisasi”

“Seungyoun orangnya emang hebat dari dulu?”

Kookheon mengangguk sambil tertawa kecil, “dulu di SMP jadi rebutan tiga organisasi. Semuanya pengen diketuai sama dia, ujungnya dia ga pilih yang mana mana, anaknya cenderung bebas sih. Gak suka diatur tapi emang suka ngatur”

Seungwoo tersenyum. Dilihatnya keadaan bandara yang agak sepi itu. Apa masih lama?

“Gimana progress sejauh ini sama Seungyoun?”

“Ga ada progres apapun,kok”

“Udah saling sayang gitu gak ada niatan lebih?”

Seungwoo menunduk, ia yakin wajahnya memerah hingga telinga,“gak tahu. Gak ngerti”

“Seungyoun anaknya tanggung jawab kok. Pengertian, perhatian juga. Dibalik sifatnya yang ceplas-ceplos, bego nyerempet stress terus ga tahu malu itu, dia bisa lah dijadiin imam yang baik”

Seungwoo hanya tertawa menganggapinya. “Bisa aja”

“Kalau udah saling sayang saling nyaman, bisa kali ke jenjang lebih serius”

Seungwoo menerawang. Menatap jam dinding besar dihadapannya, menghitung waktu demi waktu yang ia habiskan untuk menunggu orang asing yang selama ini kehadirannya sudah jadi kebiasaan baginya, “doain aja yang terbaik,hehe. Masih bingung soalnya. Mau dipaksain takut salah”

. .

Kang Minhyuk sedari tadi hanya tersenyum jenaka melihat sosok disampingnya yang tak henti-henti bolak-balik memandangi foto Seungwoo yang tadi pagi dikirim lewat WhatsApp.

“Bucin banget sih”. “Gemes bang” “Udah sampe mana?” “Disini sini aja bang. Seungwoo agak alot soalnya”

Minhyuk mendengus geli,“udah sayang sayangan gitu gamau lanjut ke jenjang lebih jauh?”

“Mau bang. Tapi dianya mau ga?” “Udah sayang sayangan gitu masa gamau?” “Ya dia gak keliatan kasih respon berlebih sih bang. Jadi agak bingung juga deketinnya gimana”

Lalu tertawa canggung.

Kang Minhyuk merangkul pundak Seungyoun, “Seungwoo itu emang cupu. Ga pernah pacaran , dia pasti pasif. Tapi ya informasi aja, Seungwoo ga sembarangan bilang sayang ke orang”

Seungyoun memukul dada Minhyuk jenaka,“ah jangan bikin baper deh bang”

“Eh dibilangin juga..”

. . .

Perkara pizza hut, ternyata Kookheon ga main-main ya. Setelah turun dari pesawat dan jalan dikit nahan panas , matanya langsung terpaku pada satu sosok disamping Kookheon yang lagi melambai so keren ke arahnya.

Badzingan.

Ini toh maksudnya dia harus bilang makasih sambil traktir pizza hut seminggu.

“Abang minta Seungwoo jemput?” Minhyuk menggeleng sambil tertawa,“pure buat lu. Gue gak minta siapapun jemput karena emang niat mau naik taksi langsung pulang ke rumah ga mampir mana-mana dulu”

Seungyoun tertawa sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sialan , jantungnya berdegup kencang.

Langkah mereka terhenti tepat didepan Kookheon dan Seungwoo yang sudah menunggu.

“Eh Seungwoo? Kok disini? Jemput Abang?” Setelah pertanyaan Minhyuk itu Seungwoo dan Seungyoun sukses menunduk malu sambil tertawa kecil, “gimana Yogya?” Tanya Kookheon mencairkan suasana.

“Aman terkendali . Asik banget sih tempatnya , tapi kayaknya bagi Seungyoun kurang asik. Ga ada anjing putih”

Dan semuanya tertawa.

“Udah yuk kita pulang. Bang Minhyuk ikut kita aja bang, saya antar sampai tujuan”

“Ga enak ah, kalian bertiga aja. Eh Kookheon siap-siap jadi supir pribadi aja ya”

“Udah resiko sejak awal bang”.

...

Keempatnya berjalan menuju parkiran, Seungwoo dan Seungyoun berjalan dibelakang Kookheon dan Minhyuk yang asyik berbincang,

“Sengaja jemput?”

“Iya. Diajak Kookheon , mumpung free”

“Makasih ya”.

Seungwoo membenarkan letak maskernya, tapi bisa Seungyoun lihat semburat merah disana. Apalagi ditelinganya. Gemes banget sih heran.

“Seungyoun..”

“Ya?”

“Bakpianya gak kelupaan kan?”

Seungyoun menatap Seungwoo lalu tertawa sambil merangkul pundaknya gemas, “lucu banget sih kamu”