ㅡPetualangan pecinta baksoㅡ

...

Setelah mengunjungi stan McD, bakso solo, Starbucks dan Supermarket , petualangan mereka selesai.

Han Seungwoo kekenyangan. Cho Seungyoun juga. Itu bukan sarapan semata. Mereka makan banyak dan menghabiskan waktu bersama dengan jangka yang agak panjang. Keduanya sangat senang bisa berjalan bersama lagi setelah pertemuan terakhir.

Kini Seungyoun tengah fokus menyetir sambil sebelah tangannya menggenggam tangan Seungwoo yang bersandar lemas karena kekenyangan di jok sampingnya.

Tangan Seungwoo sesekali memelintir gemas jari-jari Seungyoun digenggamannya. Sesekali juga Seungwoo menggoyangkannya kecil atau hanya ditatapi dengan pandangan lembut.

Ini kali keduanya berpacaran dalam hidupnya. Rasanya baru. Seungwoo bahkan sering malu karena belum terbiasa. Tapi emang dasarnya Cho Seungyoun adalah orang yang blak-blakan , jadi Seungwoo mau gak mau selalu harus siap untuk kejutan hubungannya setiap saat.

Seungwoo tahu Seungyoun benar-benar menyayanginya. Karena itu Seungyoun gak ragu-ragu untuk mengangguk waktu itu.

Lampu merah berjalan lambat. Seungyoun merenggangkan sedikit tubuhnya sambil menghela nafas lelah, dikecupnya punggung tangan Seungwoo yang ia genggam , menghasilkan pekikan kaget dari si empunya lengan karena terkejut.

Seungyoun terkekeh kecil lalu mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Seungwoo. Diusapnya pipi Seungwoo yang mulai gembil itu dengan lembut , “asli Woo lu gemesin banget. Gue pusing”

“Apa sih?!”

“Kok lu gemes banget? Makan apa?”

“Nasi kucing” dan Seungwoo tertawa karena ingat kejadian di angkringan tadi dimana ia tak pernah makan nasi kucing karena itu buat kucing.

Seungyoun ketawa kecil lalu mencubit hidung mancung kekasihnya. Maka saat lampu hijau menyala, Cho Seungyoun dengan cekatan segera kembali melajukan kendaraannya.

“Berapa hari di Bandung nanti?”

“Dua apa tiga hari gitu soalnya ada jadwal lagi”

“Mau ikut,Youn..”

“Iya nanti izin ya”

“Bantuin ya?”

“Emang yakin gak akan diizinin?? Kenapa?”

“Mama kan gak ada yang nemenin nanti kasian , gak ada yang jaga rumah kalau aku pergi. Tapi aku mau”

“Yaudah , izin aja dulu ya. Diizinin berangkat, gak diizinin jangan maksa. Nanti aku Videocall tiap jam”

Dan Seungwoo hanya tertawa sambil mencubit perut Seungyoun kesal.

. .

Honda jazz merah itu berhenti didepan pekarangan rumah Seungwoo. Seungyoun menatap wajah tidur Seungwoo yang damai. Genggaman tangannya tidak terlepas meskipun ia ketiduran begitu. Seungyoun gemas sekali.

Seungyoun mengusap pipi Seungwoo sayang sambil berbisik menyuruhnya bangun. Dan Seungwoo semakin menyamankan dirinya dijok mobil.

“Seungwoo sayang bangun yuk”

Dan Seungwoo terbangun kala mendapati satu kecupan lembut dihidung mancungnya.

Seungwoo menggeleng sambil merenggangkan otot tubuhnya. Seungyoun tertawa kecil menatapnya. Binar polosnya seperti anak-anak. Seungwoo menggaruk belakang kepalanya lalu memukul dada Seungyoun main-main, “apa sih cium-cium!”

“Abisnya gemes banget. Bulu matanya lentik , hidungnya mancung, pipinya gembil. Bidadari aja minder”

Dan lagi-lagi Seungwoo memukul dada Seungyoun, kali ini dengan semburat merah diwajahnya.

. . .

“Mama , Seungwoo pulang”

“Sebentar”

“Ada Seungyoun Ma..”

“Iya sayang sebentar”

Seungwoo mendudukkan dirinya disamping Seungyoun , beralih memainkan handphonenya santai.

Sosok wanita cantik yang bersahaja itu memasuki ruang tamu , mendekat ke arah Seungwoo dan Seungyoun, “eh ada artis ganteng..”

Seungyoun tertawa kecil sambil berdiri, mengambil tangan Mama Han untuk disalami dengan sopan dan lembut. “Sehat , Ma?”

“Sehat. Kemana aja baru mampir?”

“Ya gitu Ma, hehe”

“Seungwoo , Seungyounnya kasih minum dong sayang..”

“Ah gak usah Ma.. ga apa”

“Gaboleh gitu,ah. Adek ayo kasih minum” Dan Seungwoo beranjak ke dapur.

...

Mama dan Seungyoun punya satu kesamaan. Makanya gak pernah canggung-canggungan kalau bicara bareng kayak gini. Seungyoun sengaja membawakan satu bigbox Pizza hut dan satu dus donat J.Co untuk Mama Han. Berbincang dengan santai ditemani secangkir teh.

“Mama. Adek mau ke Bandung, boleh?”

Mama menyesap tehnya sebentar lalu mengangkat sebelah alisnya sambil menatap anaknya bingung.

“Tumben Adek mau pergi jauh ninggalin mama?”

“Enggak gitu.. mau liburan aja Ma. Bosen disini terus, lumayan punya libur kan? Lagian Jinhyuk ikut, ada Seungyoun juga...”

Seungwoo menyandarkan badannya dibahu sang mama, dipeluknya pinggang ibundanya sambil dikecupnya pipi merah merona itu.

“Berapa hari , Youn?”

“Dua atau tiga hari doang Ma, soalnya ada acara lagi..”

“Emang Adek gak akan ngerepotin Seungyoun kalau ikut?”

“Mama ini! Emangnya aku jompo? Enggak dong ma.. masa jinhyuk ikut aku enggak?”

“Ya udah boleh boleh”

Seungwoo dan Seungyoun menegakkan tubuhnya semangat, “beneran boleh Ma?”

“Cuma dua atau tiga hari kan? Boleh... Nanti Mama suruh Tante nginep disini biar mama gak kesepian.”

Dan Seungwoo memeluk erat tubuh mamanya sambil tertawa gemas. Berterimakasih karena mamanya tak pernah mengecewakannya.

Akhirnya ya Youn gak jadi menjomblo di kampung halaman.

“Awas aja kalau berangkat berdua pulang bertiga!”

“Apaan tuh?”

“Mama tahu Seungyoun pasti ngerti” Mama mengerling ke arah Seungyoun, menggoda kekasih anaknya yang mulai malu.

“Emang ada niat begitu sih ma... Berangkat berdua , pulang bertiga. Biar mama ketemu sama Mama saya”

“Oalah... Ngegas juga”