Home ㅡRyeonseung 련승 / Cho Seungyoun x Han Seungwoo

Tiga tahun lalu. Cho Seungyoun berhasil melepas masa lajang. Memang bukan dilandasi cinta. Bahkan ia harus rela meninggalkan kekasihnya. Untungnya kekasihnya berani mendua sebelum ia memutuskan hubungan keduanya. Jadi saat itu, ia tak usah merasa menyesal. Tiga tahun lalu , Cho Seungyoun berdiri di altar. Mengucap janji suci bersama mempelai prianya. Pria tampan yang lebih tinggi darinya. Dengan kulit seputih salju, rambut sehitam arang dan bibir semerah delima. Tiga tahun lalu Cho Seungyoun mengecup bibirnya dihadapan orang-orang. Tiga tahun lalu, perjalanan keduanya dimulai.

Namanya Han Seungwoo. Anak bungsu direktur utama perusahaan tempatnya bekerja. Menikahinya hanya karena jabatan yang lebih tinggi dengan gaji dua digit yang mengangkat perekonomian keluarganya.

Awalnya Seungyoun menolak. Tapi ia harus memperjuangkannya. Ayahnya sakit dan butuh uangnya untuk pengobatan. Karena itu ia menyanggupinya.

Tapi tak pernah sekalipun terbesit dipikirannya bahwa ia akan menikahi Seungwoo. Sesosok malaikat polos yang senang bermain ayunan dan bicara dengan boneka Snoopy dikamarnya.

Han Seungwoo sakit. Umurnya memang sama dengan Seungyoun, tapi sikap dan perilakunya tak lebih dari anak lima tahun. Han Seungwoo sakit, sayangnya dianggap aib. Awalnya Seungyoun ingin menolak. Tapi saat ia melihat rona merah dan mata hitam polosnya, Seungyoun jadi tak tega.

Seungwoo memang disayangi oleh kedua kakaknya, tapi tidak dengan ayahnya. Seungwoo benar-benar aib keluarga dimatanya. Ia dianggap hama. Tapi setelah menikah dengan Seungyoun,setidaknya ayahnya tidak terlalu kejam lagi pada Seungwoo.

Dua tahun pertama menikah, Seungyoun tidak keberatan. Ia menganggap semuanya biasa saja. Bahkan ia menganggap bahwa Seungwoo itu adiknya.

Tapi hari ini. Rasanya lain. Kemarin Seungwoo menolak bertemu dengannya. Menolak bicara padanya. Tak ingin sarapan dan makan malam bersamanya. Ia tidak tahu kesalahan apa yang ia lakukan . Tapi hari ini perusahaannya tidak bisa ditinggal. Karena itu, alih-alih meminta maaf dan memperbaiki masalah, ia malah pergi seharian. Dan pulang larut malam.

...

Seungwoo masih diam ditempat yang sama seperti semalam. Memeluk boneka besar pemberian suaminya. Menatap jendela dengan sendu. Suara ketukan pintu terus saja terdengar. Itu asisten rumah tangganya yang terdengar khawatir karena Seungwoo menolak makan.

Seungwoo tahu ia sakit. Seungwoo tahu ada yang berbeda dari dirinya. Tidak ada anak usia lima tahun yang setinggi dirinya. Tidak ada anak usia lima tahun yang menikah. Ia sering merasa dikucilkan. Bertahun-tahun mengandalkan kedua kakaknya untuk bersandar , tapi tiga tahun lalu ia dinikahi pemuda tampan. Seungwoo menyukainya. Ia jatuh cinta. Tapi sepetinya Seungyounnya tidak.

'Kenapa Cho Seungyoun mau menikah dengannya?'

'Cho Seungyoun menikahi anak idiot? Apa kau bercanda?'

'kau tahu, itu semuanya hanya untuk uang'

Kata-kata itu lagi. Seungwoo menutup telinganya. Ia tak mau mendengarnya,karena Seungwoo mengerti apa yang dikatakan oleh mereka. Air mata itu mengalir lagi. Bahunya naik turun, hidungnya memerah. Ia memejamkan matanya erat, memanggil kedua kakaknya dengan lirih. Kenapa ? Kenapa ia harus berbeda dari semuanya? Kenapa hanya dia yang menangis ? Kenapa hanya dia yang mencinta?

“Aku pulang..” Seungyoun menaruh dirinya diatas sofa. Menyandarkan tubuh lelahnya sambil membuka sepatunya . Matanya melirik kearah sekitar. Ia pulang cepat, tapi tetap tidak ada Seungwoonya disana.

“Tuan....”

Seungyoun menoleh kearah Ny.Lim dihadapannya. Ny.Lim terlihat tidak baik-baik saja. Kepalanya tertunduk dalam. Kedua tangannya saling menggenggam.

“Kenapa,Bi?”

“T-tuan Seungwoo..tidak memakan makanannya hari ini. Sarapan , makan siang dan makan malamnya tidak tersentuh sama sekali”

Dan Cho Seungyoun tahu ada yang tidak beres.

Seungwoo masih diposisi yang sama. Duduk diatas kasur empuknya sambil memeluk lutut. Ia merindukan kakaknya. Ia ingin pulang. Iaㅡ tak sanggup lagi hidup bersama Seungyoun.

Tubuh Seungwoo menegang kala terdengar suara pintu dibuka. Itu Seungyounnya. Seungwoo menggeser duduknya membelakangi pintu. Menenggelamkan wajahnya pada lututnya. Menulikan pendengarannya kala suara sepatu Seungyoun mendekat kearahnya.

“Hai. Kenapa bersedih?” Seungyoun duduk tepat disampingnya. Seungwoo semakin menenggelamkan wajahnya.

“Seungwoo menangis,hm?” Tangan Seungyoun terulur mengusap punggung suaminya dengan pelan .

“Kenapa Seungwoo tidak menjawab Seungyoun? Apa Seungyoun sudah berbuat nakal? Maafkan Seungyoun, ne? Tapi, Seungwoo tidak boleh tidak makan. Nanti perutnya sakit...” Seungyoun mengelus puncak kepala Seungwoo lembut. Dan hal itu membuat suara tangis Seungwoo terdengar mengeras. Seungyoun panik , dengan gelagapan ia membawa Seungwoo pada pelukan hangatnya. Dan Seungwoo dengan senang hati memeluk Seungyoun seerat yang ia bisa.

Seungwoo sudah tidur. Beralaskan dada Seungyoun ia menjemput mimpi. Tapi tidak dengan Seungyoun. Ia menatap dinding didepan sana dengan tatapan kosongnya. Disana, terdapat satu figura besar dengan foto pernikahan mereka.

Seungyoun..merasa dunianya runtuh.

Disela isak tangis Seungwoo, ia meminta berpisah. Seungyoun tak mengerti. Kenapa Seungwoo ingin berpisah, hingga saat ia bilang bahwa dirinya tak pantas untuk Seungyoun, Seungyoun terdiam bisu.

Benar.

Kata-kata itu pasti jadi makanan sehari-hari bagi Seungwoo. Tapi kenapa ia bisa tahu? Siapa yang sudah berani menyakitinya?

“Tempo hari Tuan Seungwoo bersama saya pergi ke kantor anda untuk membawakan makan siang, tapi tuan Seungwoo minta pulang dan mengurung diri dikamar. Saya tidak tahu kenapa. Tapi mungkin, banyak yang bergunjing tentangnya. Tuan Seungwoo mengerti perkataan orang dewasa yang menyebutnya sakit. Karena sedari kecil, ia dianggap hama dan lalat pengganggu oleh ayahnya sendiri”

Seungyoun tidak tahu. Seungyoun tidak mengerti rasanya jadi Seungwoo. Tapi sudut hatinya nyeri. Ia tidak suka suaminya dihina orang lain. Dia tidak sakit, dia bukan hama.

Tapi Seungyoun juga sama saja dengan mereka. Menikahinya hanya karena uang dan jabatan.

Malam itu, Seungyoun tidak tidur.

Pagi harinya, Seungwoo bangun dan bergegas mandi. Bahunya merosot jatuh, ia tak punya semangat apapun. Ia ingin pulang, ingin kembali pada kedua kakaknya. Dunia luar memang jahat, sama seperti yang ada di dongeng yang sering kak Sunhwa bacakan.

“Seungyounie, Seungwoo mau pulang” . Seungyoun tak berani menoleh. Ia acak-acakan. Ia bingung dengan dirinya sendiri. Ia juga tak ingin ditinggalkan, tapi ia sering menyakiti.

“Seungyounie... Seungwoo boleh bawa Hancho kan?” Boneka Snoopy itu. Kenapa dia yang Seungwoo bawa? Kenapa bukan dirinya?

“Seungyounie jangan lupa makan. Obatnya juga. Jangan hujan-hujanan, nanti bersin-bersin. Seungyounie jangan terlalu banyak minum kopi, itu pahit. Kalau matanya merah, laptopnya ditutup lalu tidur...”

Tidak mau. Seungyoun tidak mau kehilangan siapapun.

“Kenapa Seungwoo mau pulang?”

Seungwoo menunduk, “Seungwoo sudah terlalu lama menginap dirumah Seungyounie..”

“Tapi ini bukan rumah S-seungyounie... Ini rumah Seungwoo, rumah ini ayah Seungwoo yang beli. Ini bukan rumah S-seungyounie..”

Seungwoo tidak tahu kenapa ia menangis. Seungwoo tidak mengerti kenapa ia sibuk mengusap air matanya. Ransel kuning kesayangannya sudah tersampir dipunggung. Kopernya sudah siap diluar sana. Tapi kenapa dia menangis? Bukankah dia ingin pulang?

“S-seungyounie... Seungwoo hiks ㅡSeungwoo minta maaf karena telah merepotkan Seungyounie selama ini. Seungwoo kan sakit, pasti Seungyounie tidak suka ya sama Seungwoo?”.

Siapa? Siapa yang jahat disini? Seungyoun menikahi Seungwoo hanya karena uang. Tapi Seungwoo ingin meninggalkannya tanpa membiarkan Seungyoun berusaha mencegahnya terlebih dulu.

“S-seungyounie seharusnya...t-tidak menikah dengan anak idiot sepertiㅡ hiks Seungwoo...” Tangisnya pecah. Tubuhnya gemetar. Seungyoun seharusnya menikah dengan seseorang yang layak baginya. Yang tidak sakit sepertinya. Seungwoo mengerti, selama ini ia telah membebani Seungyoun. Ia memaksakan cinta sepihaknya dan pasti Seungyounnya tidak nyaman.

“S-seungyounie.. maafkan Seungwoo. Seungwoo nakal, suka makan eskrim malam-malam, suka hujan-hujanan, suka mencuri permen diruang tamu hiks Seungwoo tidak mendengarkan kata Seungyoun untuk makan sayuran hiks hiks rasanya pahit, tidak enak... Maafkan Seungwoo hiks hiks”.

Maaf.

Harusnya Seungyoun yang mengatakannya. Harusnya Seungyoun yang memohon maaf darinya.

Seungyoun berdiri, menarik Seungwoo pada pelukan eratnya.

“S-seungyounie....”

Bahu Seungwoo basah. Tangisan Seungyoun terdengar nyaring.

Senakal itukah Seungwoo?

Seungwoo ikut menangis sambil terus meminta maaf.

Tangannya sekarang sibuk memukuli kepalanya sendiri, meracau menyalahkan dirinya sendiri.

Tidak. Bukan begini.

Seungyoun gelagapan, tangannya menahan tangan Seungwoo yang semakin kencang memukuli kepalanya sendiri sambil menangis tersedu-sedu.

Bukan. Bukan seperti ini harusnya.

“Seungwoo, tenang. Seungwoo , dengarkan Seungyoun. Tarik nafas...buang. Tarik nafas....buang.. tenang ya? Nanti dada Seungwoo sakit” katanya.

Dan perlahan Seungwoo mulai tenang. Masih dengan tangisannya yang kini melemah.

Seungyoun menangkup pipinya, lalu diciumnya lembut belah delima merah itu sayang. Seungwoo tertegun. Dari jarak yang hampir nihil ini, Seungyoun terlihat tampan. Bibirnya dicium, dilumat dengan lembut. Seungwoo merasa senang. Seperti ada kupu-kupu didalam perutnya .

“Seungwoo... Seungyoun minta maaf ya? Seungyoun memang menikahi Seungwoo karena uang. Ayah Seungyoun sakit keras, karena itu Seungyoun mengiyakan keinginan ayah Seungwoo untuk menikah dan mendapatkan uang. Maafkan Seungyoun ya..”.

“Bukan salah Seungyounie.. Seungwoo memang sakit, bisanya hanya merepotkan saja. Jangan menangis S-seungyounie.. Seungwoo tidak suka...”

“Tapi sekarang Seungyoun sadar, Seungyoun juga cinta sama Seungwoo. Seperti Seungwoo lakukan pada Seungyoun setiap hari... Seungyoun tidak mau Seungwoo pergi. Seungyoun tidak mau Seungwoo menangis. Seungyoun sayang.. sayang sekali sama Seungwoo sampai rasanya mau mati”

“JANGAN MATI!!” Seungwoo memeluk erat Seungyoun dihadapannya. Menggeleng ribut dengan panik. Dan Seungyoun balas memeluknya.

“Jangan pergi... Seungyoun tidak ingin ditinggalkan. Seungyoun suka Seungwoo. Sayang, cinta , rindu. Seungyoun suka Seungwoo yang main ayunan , makan es krim dan permen. Seungyoun suka saat Seungwoo mengompres Seungyoun saat demam. Suka Seungwoo yang menyanyi saat mandi. Suka Seungwoo yang makan banyak tapi tidak makan sayur. Seungwoo, Seungyoun mencintai Seungwoo. Tolong jangan pergi.”

“S-seungyounie...”

“Jangan merasa bersalah, jangan menyalahkan diri sendiri. Seungwoo suami Seungyoun, bahagia Seungwoo adalah tanggung jawab Seungyoun. Tolong jangan pergi. Seungyoun bisa mati...”

Seungwoo dan Seungyoun hanya dua manusia yang tak berdosa. Yang mengatasnamakan cinta diatas segalanya. Seungyoun sadar ia mencintai suaminya. Menyayangi suaminya. Menyukai segala tentang suaminya. Ia tak ingin kehilangannya. Sejauh apapun ia melangkah, segelap apapun ia melihat, Seungyoun tetap mencintainya. Seungwoo tidak sakit. Ia sempurna dimatanya. Seungwoo adalah malaikat terindah yang pernah ia temui.

Seungyoun pernah tersesat. Tapi ia mencari jalan kembali pulang. Dan sekarang ia sadar. Tempatnya pulang adalah Seungwoo. Seungwoo adalah rumah. Sejauh apapun ia pergi, ia tetap akan kembali.

Driving in places I haven't seen you in ages but I hope you come back to me My mind's running out with you faraway I still think of you a hundred times a day Menyetir di berbagi tempat aku lama tak melihatmu Tapi kuharap kau kembali padaku Pikiranku berlari jauh bersamamu Aku masih memikirkanmu ratusan kali sehari I still think of you too if only you knew I just need to work out some way of getting me to you 'Cause I will never find a love like ours out here in a million years, a million years Aku juga masih memikirkanmu andai saja kau tahu Aku perlu mengusahakan beberapa cara untuk mendekat padamu Karena aku takkan pernah menemukan cinta seperti milik kita di luar sini dalam sejuta tahun, dalam sejuta tahun My location unknown tryna find my way back home to you again Gotta get back to you gotta gotta get back to you My location unknown tryna find my way back home to you again Gotta get back to you gotta gotta get back to you

Fin.