Karena pagi ini, dia merasa menyusahkan.

Seungwoo menggenggam tangan Mama sepanjang malam. Tidurnya tidak nyenyak karena semalaman memikirkan mamanya.

Hari ini dia harusnya pergi ke Bandung, bersenang-senang bersama Seungyoun dan yang lainnya. Tapi apa daya. Dia gak akan pernah tega ninggalin Mamanya.

Mamanya batuk-batuk kecil. Seungwoo senantiasa mengusap punggung tangan Mama dengan lembut. Dikecupnya sayang dahi mama dan dielus surainya manja.

Mama kerja siang malam buat dia. Mama kerja buat kuliahin dia. Rasanya Seungwoo buruk aja hari ini. Gara-gara dia Mamanya terlalu memforsir diri.

“Adek...”

“Iya Ma?”

Suara mamanya serak banget. Lirih dan lemas. Seungwoo menegakkan tubuhnya lalu mengusap dahi Mama sayang.

“Katanya mau ke Bandung? Kok belum siap-siap?”

“Adek gak usah ke Bandung ma, gapapa. Mau jagain Mama aja”

“Gausah, Mama kan udah dibawa ke klinik semalem. Nanti siang pasti sembuh”

Seungwoo menggeleng sambil mengecup pipi Mamanya, “gapapa ma. Adek sama mama aja disini. Ke Bandung bisa kapan aja”

“Adek.. maafin mama ya? Tapi Mama gapapa dek beneran. Mending Adek siap-siap ke Bandung deh?”

Seungwoo tersenyum kecil, “mama mau minum? Sini Adek bantu”

Dan setelah itu, Seungwoo membantu Mama meminum air hangat bercampur rempah-rempah yang diracik Bundanya Jinhyuk.

“Adek.. pergi ya? Ke Bandung sesuai maunya Adek kemarin,ya?”

“Mama bobo lagi aja ya? Adek jagain disini” dikecupnya pipi Mama lama lalu dielusnya punggung tangan Mama lembut.

Mama Han hanya mengusap rambut hitam legam Seungwoo sambil membubuhkan kata maaf yang lama-lama membuat Seungwoo semakin merasa buruk dan sedih.

Menjelang siang, sekitar pukul 7.40 , Cho Seungyoun benar-benar menginjakan dirinya dirumah Seungwoo.

Seungwoo yang membuka pintu langsung dipeluk oleh Seungyoun, anaknya sedih banget . Keliatan acak-acakan dan kurang tidur.

“Mana Mama? Mau tengok mama”

“Ada dikamar”

Dan Seungwoo mengantar Seungyoun menemui ibunya. Melihat kondisi Mama Han yang tertidur damai begitu, Seungyoun tentu tidak tega membiarkan Seungwoo ikut ke Bandung hari ini bersamanya. Gapapa lah gagal bawa mantu buat mama di rumah sekali-kali.

Mungkin akan ada kesempatan lain.

Seungyoun menarik Seungwoo ke dapur untuk sarapan karena Seungyoun tahu Seungwoo pasti belum makan.

Ia membuat nasi goreng dan bubur ayam alakadarnya untuk Mama Han tercinta.

Seungwoo duduk sedih dimejanya. Menatap Seungyoun yang berkali-kali lipat jadi lebih tampan saat memasak begitu.

“Maaf ya Youn..“cicitnya.

Seungyoun tersenyum kecil,“kenapa minta maaf?”

“Gara-gara aku kamu jadi kesini bukannya prepare juga...”

“Gapapa. Nanti anak-anak jemput kesini, Midam kan bisa nyetir juga”

Seungwoo terdengar menghela nafas. Dan saat Seungyoun menaruh satu piring penuh nasi goreng panas, Seungwoo hanya bisa merasa semakin bersalah.

Seungyoun mencubit pipi gembul Seungwoo dengan gemas, “jangan sedih. Masih ada kesempatan lain. Ayo makan dulu. Atau mau disuapi?”

Seungwoo memukul dada Seungyoun lalu merebut piring nasi goreng itu. Dimakannya pelan-pelan karena panas. Seungyoun cuma terkekeh gemas lalu sibuk menopang dagu menatap mahakarya Tuhan yang dibuat dengan serius tanpa candaan karena tiap inchi pahatan tubuh Seungwoo indah, dan tidak ada yang gagal.

Pukul 8.30 , Seungyoun duduk diruang keluarga. Diatas karpet, pahanya dijadikan bantal untuk Seungwoo tidur. Tidurnya menyamping , tubuhnya tergulung berbalut selimut. Wajah tidurnya damai dan polos seperti anak kecil. Rambutnya diusap-usap pelan oleh Seungyoun sayang.

Seungyoun jadi bingung mau nonton tv atau nonton pacar lagi tidur.

Dua-duanya seru sih. Tapi wajah pacar lebih damai kelihatannya.

Dicurinya satu kecupan singkat dipipinya , diusapnya kecil lalu tersenyum.

Seungyoun beneran keruntuhan durian ya dapetin Seungwoo?

...

“Lho ada Seungyoun?”

Tubuh Seungyoun menatap kearah pintu kamar Mama Han yang terbuka , menampakkan satu sosok ibu yang berjalan lemas dengan kedua sisi kepalanya ditempeli koyo.

“Adeknya mana? Oh tidur..”

“Mama udah sehat ma?”

“Udah enakan sih ini. Tinggal pulihkan stamina doang. Si Adek kok malah tidur bukannya siap-siap mau ke Bandung?”

Ah. Iya. “Gak usah Ma gapapa. Mama sakit masa anaknya saya culik sih ma?”

“Lho? Gapapa Youn. Lagian Mama udah suruh tantenya dia kesini buat nginep , katanya lagi dijalan.. Adek bangun yuk katanya mau ke Bandung?” Mama Han berjongkok didepan Seungwoo , digoyangkannya badan anak bungsunya dengan gemas dan Seungwoo mengerang sambil membuka mata.

“Mama udah sembuh?”

“Buruan mandi, siap-siap katanya mau ke Bandung?”

“Gak mau. Mama masih sakit”

“Ada Tante nanti.. Adek jangan bikin Seungyoun kecewa dong. Kan udah janji?”

“Tapi Mamㅡ”

“Buruan mandi , siap-siap. Mama udah enakan. Ayo buruan”

Mama Han merebut selimut Seungwoo dan menarik pelan anaknya. Diciuminya wajah Seungwoo sambil bilang makasih karena semalem udah siap sedia saat mama sakit.

Dan setelah digusur paksa oleh mama untuk mandi, Seungwoo akhirnya berhias diri.

Seungyoun cuma nyengir nyengir gaje aja depan tv.

“Makasih ya Seungyoun sudah jagain anak Mama”

“Itu sudah jadi tugas saya ma hehe”

“Pulangnya jangan lupa bawa oleh-oleh ya buat Mama”

“Cucu, Ma?”

“Oalah ngegas” ucap mama sambil mencubit pipi Seungyoun gemas.