Karena sarapan pagi ini,tidak seperti biasanya.

..

Seungwoo mematut dirinya didepan cermin. Jam dinding menunjukkan pukul 8 kurang 15 menit. Tempo hari , sepulangnya Seungyoun dari Yogyakarta, mereka pergi makan di mall terdekat.

Hubungan keduanya berbeda setelah hari itu. Tepatnya saat ia pertama kali diajak makan diluar oleh orang asing. Kookheon dan Seungyoun orang asing kan?

Mereka pergi berempat,karena ujungnya Kang Minhyuk saat itu dipaksa ikut. Seungwoo yang kala itu tengah fokus memakan donat dihadapannya hanya diam sambil mengunyah. Kakinya digoyangkan kecil , tangannya sibuk mencubiti donat. Peduli amat sama orang-orang didepannya yang asyik ngobrolin tentang bola dan yang lainnya.

Seungyoun yang duduk disampingnya menatapnya gemas , diusapnya pelan ujung bibir Seungwoo yang belepotan krim lalu diemutnya pelan jempolnya yang terkena noda krim itu.

Seungwoo terdiam secara spontan, menoleh patah-patah pada Seungyoun yang sedang tertawa melihat tingkah Seungwoo.

“Enak ya? Pelan-pelan aja makannya, gak akan diambil kok”

Seungwoo tersenyum manis, “lapar....”

Seungyoun kembali tertawa, tangannya mengusap rambut Seungwoo gemas , “enak donatnya?”

“Enak”

“Suka gak sama donatnya?”

“Suka..”

“Kalau kopinya?”

Seungwoo mengangguk sambil terus mengunyah,“hmm suka”

“Suka juga gak sama aku?”

“Suka”

Satu detik Dua detik Tiga detㅡeh?!

Seungwoo menoleh cepat ke arah Seungyoun yang tergelak. Mukanya memerah hingga ke telinga, “b-bukan begitu maksudnya... Aduh bagaimana ya.. mmmmㅡ lagian apa sih kok nanya begitu?!”

Seungwoo mengembungkan pipinya kesal , membuang muka tak ingin menatapnya lebih lama.

Kookheon dan Minhyuk sudah ikut tertawa bersama Seungyoun yang kini sibuk mengelap air matanya.

“Lagian kamu gemesin banget sih”

“Jadi Seungwoo suka sama Seungyoun hm?” Goda Minhyuk.

Wajah Seungwoo lebih merah lagi. Sial.

“Tenang aja Woo. Seungyoun juga suka kok sama Seungwoo” balas Kookheon.

Dan Seungwoo hanya bisa menelungkup kan wajahnya malu diatas lipatan tangannya diatas meja.

...

Ya kira-kira begitulah hari itu berlangsung. Saat Kookheon dan Seungyoun memutuskan untuk mengantar Seungwoo pulang setelah mengantar Minhyuk, Seungyoun lagi-lagi menyatakan perasaannya. Dan waktu itu Seungwoo yang malu membalasnya hanya dengan anggukan. Tapi Cho bedebah Seungyoun membubuhkan kecupan didahinya. Kan Seungwoo menyublim.

Dan ini sudah hampir dua bulan berlalu dari kejadian itu. Mereka yang agak jauh-jauhan rumahnya harus sabar untuk saling memupuk rindu. Setiap malam Minggu , Seungyoun selalu mengusahakan untuk bertemu. Namun setelah viral, waktunya jadi banyak tersita untuk acara-acara leadership atau workshop atau hal-hal lain seperti ini.

Jadi , jika keduanya punya waktu senggang, mereka selalu menyempatkan bertemu.

Seperti sarapan bersama ini.

Seungwoo tentu tak akan menolak ajakan Seungyoun setelah hampir sepuluh hari tidak lebih bertemu sejak pertemuan terakhir.

Ya Seungwoo juga kangen, Bu sama pacarnya.

Seungwoo berjalan menuju kamar mamanya, membuka pintu dengan pelan dan mengintip. Mamanya masih tertidur. Semalam pulangnya larut sekali. Seungwoo kembali menutup pintu kamar saat dirasa handphonenya bergetar.

Seungyoun didepan. Dan Seungwoo bergegas keluar rumah.

Seungwoo berjalan menuju Seungyoun yang berdiri didepan mobil Honda jazz merah milik Kookheon. Tangannya melambai sambil tersenyum menatap Seungwoo yang berjalan kearahnya.

Asli rindu banget , kenapa tiap ketemu habis rindu Seungwoo selalu lebih indah dilihat dari pertemuan terakhir?

Dan saat Seungwoo berhenti didepan Seungyoun untuk sekedar menyapa, Seungwoo dengan tingkah kurang ajarnya selalu menyempatkan diri mengusap rambut Seungwoo dan membiarkannya masuk duluan . Tangannya senantiasa terulur melindungi kepala Seungwoo dari badan mobil. Padahal Seungwoo kan bukan jompo atau anak kecil yang akan seenaknya naik tanpa lihat-lihat. Ia tidak akan terbentur semudah itu. Malu lah. Tapi namanya Seungyoun ya kan?

“Mau kemana?” Tanyanya.

“Mau makan apa? Mau ke festival makanan aja gak? Jajan jajan. Atau mau makan nasi?”

“Mau jajan nanti nasi..” Seungwoo menatap penuh ke arah Seungyoun dengan tatapan puppy eyesnya yang menggemaskan dan Seungyoun hanya tertawa sambil mengiyakan ajakannya.

. .

Sepanjang perjalanan,hanya suara lagu dari radio yang mendominasi disana. Seungwoo tidak akan memecahkan fokus Seungyoun saat menyetir dan Seungyoun juga tidak keberatan.

Seungwoo memperhatikan jalan, hari Minggu cerah memang sangat pas untuk berjalan-jalan begini.

“Gimana,udah izin sama Mama?”

Seungwoo mendengus pelan sambil mencebikkan bibirnya, “Gak tahu. Mama pulangnya malem banget. Tadi juga masih tidur”

“Yaudah jangan dipaksakan. Nanti aja izin lagi”

Dan Seungwoo yang benar-benar ingin liburan itu merengek sambil mencondongkan tubuhnya untuk bersandar dibahu Seungyoun. Tangan kiri Seungyoun akhirnya beralih menggenggam tangan Seungwoo dan bibirnya dibawa mengecup puncak kepalanya sayang.

...

Keduanya berjalan berdampingan menyusuri sepanjang jalan festival makanan yang pagi itu cukup ramai itu. Jajanan-jajanan khas Indonesia sampai Koreapun ada.

Mata Seungwoo tak hentinya menatap kanan dan kiri. Seungyoun disampingnya senantiasa menemani.

“Mau jajan apa , Youn?”

“Gak tahu. Ayo lihat lagi”

Dan setelah berjalan hampir tiga menit, akhirnya mereka memutuskan membeli jajanan seafood yang dibakar itu lho guys. Yang ditusuk-tusuk kayak sate. Seungwoo menatap kagum deretan olahan seafood dan sosis dengan berbagai ukuran disana.

“Kamu lucu banget sih Woo. Gemes” Seungyoun mencubit pipi Seungwoo gemas lalu tertawa bersama. Seungwoo hanya nyengir lucu sambil menggoyangkan lengan Seungyoun yang menggenggam tangannya,“makasih Seungyoun...”

“Sama-sama..”

. . .

Setelah empat tusuk sate seafood, dua buah zupa-zupa , dua gelas es kelapa muda , akhirnya mereka memutuskan makan di angkringan Yogya. Hal ini disebabkan oleh Seungwoo yang bilang belum pernah makan ditempat seperti itu. Ekspresi polosnya sambil menatap Seungyoun,“Seungyoun angkringan itu apa?”

Dan akhirnya mereka mendudukkan tubuh mereka disana. Seungyoun senantiasa memilihkan makanan untuk Seungwoonya yang tidak tahu apa-apa.

“Suka sate ampela?” Seungwoo mengangguk. “Pernah makan nasi kucing?” “Belum kan buat kucing?”

Dan Seungyoun tertawa sambil mencubit hidung mancung kekasihnya. Ya gimana ya? Seungwoo emang ga pernah makan ditempat beginian. Anaknya anak Jakarta banget kayaknya yang mainannya di mall.

. . .

Dan di pagi hari yang beranjak siang itu, Seungyoun merasa hidupnya indah banget. Sarapan bareng kesayangan, jalan-jalan bareng , keliling-keliling , jajan ini itu, apalagi sekarang liat Seungwoo yang makannya keliatan enak banget. Seungwoo duduk anteng sambil menggoyangkan kakinya dibawah meja kayu, mulut penuh sedang mengunyah dengan raut muka polos yang menggemaskan, berhasil menghabiskan tiga bungkus nasi kucing , empat tusuk sate ampela, dan satu bungkus tempe orek sendirian.

“Enak??”

Seungwoonya mengangguk lucu,“makasih Seungyoun”

Gapapa kantongnya jebol. Gapapa . Asal Seungwoonya bahagia.