Only Today
Ji Changmin/ Q Kim Younghoon
ㅡSampai matahari terbenam nanti,kamu pasti pikir aku egois. Perjalanan cinta yang telah berakhir itu, berakhir sia-sia
ㅡ
Changmin menutup laptopnya sambil menghembuskan nafasnya panjang. Tangannya sengaja ia renggangkan. Menelengkan lehernya ke kiri dan ke kanan mengusir pegal. Changmin akhirnya melempar punggungnya menghantam kasur. Nafasnya lagi-lagi menghembus panjang. Lelah sekali. Sejak empat hari lalu, ia berkutat didepan layar, mengedit video untuk iklan pariwisata. Tempatnya sangat bagus, terimakasih pada adiknya Haknyeon yang sudah mengambil video-video bagus yang pas untuk tugasnya.
Bicara soal pantai, Changmin jadi rindu. Ia rindu bermain air, volley pantai, berenang,main pasir, berburu kerang, makan dan minum di pinggir pantai. Ah~~ rasanya, ingin sekali untuk pergi. Apakah harus? Kebetulan hari Minggu ia free, dan sepertinya tubuh juga otaknya butuh sesuatu yang membuatnya rileks. He really needs a vacation.
“Kayaknya bagus juga kalau pergi naik bis. Perjalanannya lebih berarti” monolognya. Senyum Changmin kian merekah hingga membuat matanya menyipit.
“Baiklah!! Mari kita pergi ke pantai hari Minggu!!!” Serunya sambil meraih handphone. Jemarinya cekatan menari diatas layar handphone, menghubungi seseorang yang sepertinya sangat pas untuk ia ajak.
Kali pertama bertemu dengannya juga di pantai, ya sekitar delapan tahun lalu mungkin? Ah~ tak terasa ya.
Changmin makin tersenyum saat orang itu mengiyakan ajakannya untuk pergi berlibur. Akhirnya. Changmin langsung mengambil langkah seribu, mengemas beberapa baju dan barang yang akan dia bawa untuk hari Minggu nanti.
“Hm...sepertinya kak Younghoon akan lupa membawa sunblock” lalu tangannya meraih botol sunblock diatas meja rias, dan memasukannya pada pouch make-up yang ia bawa.
Ya, Ji Changmin memutuskan untuk mengajak Kim Younghoon. Pemuda tampan, sopan,mapan dan idaman para ibu itu adalah teman seangkatannya di SMA. Bertemu di pantai saat karya wisata kelas 1, keduanya berteman. Ya sebenarnya lewat Chanhee sih. Oh iya Choi Chanhee ya.
Mereka berdua, sejak Changmin berusia dua jam sekalipun, sepertinya keduanya sudah berteman. Terimakasih mama Choi dan mama Ji karena kalian bersahabat, Chanhee dan Changmin juga melakukannya. Sering bersekolah di sekolah yang sama, kadang satu kelas, tidak pernah berpisah, kemana-mana selalu berdua menyebabkan mereka berdua sering disangka anak kembar. Chanhee memiliki wajah yang lebih kecil dan sempit, mata yang indah dengan senyuman menawan. Tubuhnya juga lebih ramping. Tapi tenaga dan ucapannya tiada tandingannya. Chanhee itu galak. Chanhee adalah type pemilih dalam segi apapun. Chanhee tidak pernah menyembunyikan perasaannya, disaat ia tidak suka dengan sesuatu, ia akan secara terang-terangan menunjukannya. Chanhee juga perfeksionis. Dia juga tidak terlalu suka berbagi, kecuali pada Changmin. Tanpa Changmin, hidup Chanhee terasa sepi dan monoton. Begitupun sebaliknya.
Satu-satunya alasan yang Changmin pakai mengapa ia tidak mengajak Chanhee hari Minggu nanti adalah, Choi Chanhee adalah seseorang yang tidak boleh diganggu di hari Minggu karena itu jadwal khususnya untuk Me time.
Berani mengganggunya? Aku yakin kau takkan selamat.
ㅡ
Changmin tersenyum manis saat membaringkan dirinya diatas kasur. Besok, ia akan pergi berlibur. Akhirnya, ia sangat butuh piknik untuk melepas penat. Dan mengajak Younghoon adalah ide cemerlang. Handphone Changmin bergetar, menandakan pesan masuk berisikan kata-kata manis menjelang tidur, Changmin tertawa kecil membalasnya, “aku tidak pernah terbiasa saat dia bilang i love you begini, rasanya aneh sekali” ucapnya sambil mematikan lampu dan menaruh handphonenya.
Esok, mari kita bahagia.
ㅡ
Kaki jenjangnya melangkah pasti menuju terminal bis. Tangan kirinya menenteng tas sedang tangan kanannya sibuk merapikan rambut yang diterbangkan angin. Matanya menyusuri sepanjang jalan yang ia lalui,berharap menemukan seseorang yang ia cari. Kim Younghoon, melangkah semakin jauh menuju terminal. Mencari Changmin yang katanya sudah sampai daritadi.
Younghoon tersenyum saat seseorang diseberang sana melambai dengan riang padanya. Maka, ia memutuskan mempercepat jalannya. Setelah dirasa dekat, Changmin berlari padanya dan memeluknya “Hai kak”
“Selamat pagi,Changmin. Sudah siap?” Changmin mengangguk penuh semangat tak lupa senyumnya yang makin merekah. Younghoon mengusak rambut biru gelap miliknya ikut tersenyum lalu menarik tangannya untuk segera menaiki bus. Perjalanan ini, hanya mereka berdua, sepertinya akan terasa cukup menyenangkan.
ㅡ
“Sudah sarapan?” Tanya Changmin. Bus telah melaju, perjalanan menuju pantai akan memakan waktu tiga jam. Sampai sana, mereka akan langsung makan siang, main air, jalan-jalan dan bermain hingga petang. Lalu makan malam di tepi pantai, dan esok hari mereka akan pulang. Ya memang singkat sih, makanya mereka tak akan melewatkan sedikitpun waktu yang berjalan untuk bersenang-senang.
“Hm sudah. Kamu belum sarapan?”
“Sudah sih, hanya saja aku bikin cukup banyak sandwich. Aku bikin sendiri lho. Kakak pasti suka”
“Kau bawa kopi?” “Oh! Tenang saja, kopinya aman”, katanya sambil merogoh tas pikniknya dan mengeluarkan dua botol kopi. “Tapi makan sandwichnya juga ya. No sandwich, no coffee” serunya. Younghoon tertawa gemas lalu mengangguk.
Ji Changmin ini, aura dan tingkah lakunya selalu seperti anak-anak. Terlihat ceria, terlihat bahagia tanpa beban apapun meskipun sering kali menangis di malam hari karena beban yang ia pikul. Ji Changmin juga sama perfeksionisnya seperti Chanhee, apalagi masalah nilai. Stress sedikit dengan nilai yang dia terima, atau tugas yang ia terima, sudah dipastikan malam hari dia akan menangis meskipun sambil mengerjakan tugasnya.
Younghoon menggigit sandwich daging ditangannya, matanya membesar sambil menatap Changmin, “bagaimana?”
“Enak”
“Ya kan apa aku bilang. Ini akan sangat cocok untuk dibawa ke pantai. Mau saosnya lagi? Atau mayonaise?”
Younghoon mengangguk, “boleh”. Changmin mengoleskan saos dan mayonaise diatas daging sandwich milik Younghoon dan miliknya, mulutnya penuh hingga pipinya membulat ketika mengunyah. Younghoon tak bisa menahan tawanya saat melihat Changmin dengan ekspresi lucu seperti itu. Ditambah lelehan mayonaise diujung bibirnya membuatnya semakin mirip Tupai yang sedang makan. Younghoon meraih dagu Changmin masih dengan tawanya yang menggema, jempolnya mengelap sisa-sisa mayonaise diujung bibir Changmin dan menjilatnya,“Kamu benar-benar mirip Tupai ternyata”
Changmin tersenyum lalu kembali fokus pada sandwichnya. Ia membuka segel kaleng kopi ditangannya dan menenggaknya hingga habis. Changmin menepuk perutnya bangga dan mulai merebahkan kepalanya di bahu Younghoon. Younghoon menepuk pipi changmin beberapa kali lalu menusuknya dengan jari telunjuk hingga si empunya tertawa sambil mencubit perut yang lebih tua. Younghoon meraih tangan kiri Changmin yang menganggur, menggenggamnya sambil diangkatnya ke atas awan-awan yang terlihat di kaca bis yang berjalan.
“Wah bagus sekali kalau difoto”
“Kayak anak remaja aja. Lepas, tanganku gerah” ucapnya lalu mendorong pelan tangan Younghoon yang tadi menggenggamnya.
Keduanya tertawa lalu saling menyamankan duduk. Menatap ke depan menyusuri jalan menuju tujuan. Cuaca diluar sangat bagus, matahari menyinari bumi dengan sinarnya yang hangat. Suasana hati mereka berdua juga bagus. Hari ini, mari kita bahagia.
ㅡ
Younghoon dan Changmin memejamkan matanya. Keduanya tertidur berbagi earphone dengan lagu kesukaan mereka. Sebenarnya jika dipikir kembali, Younghoon dan Changmin adalah perpaduan yang pas. Mereka banyak menyukai hal-hal yang sama. Changmin adalah seseorang yang Younghoon butuhkan di hari terberatnya atau bahkan di kesehariannya yang terbilang biasa saja. Sedari dulu sering berbagi, sering bersama,hingga lama kelamaan mereka tak sadar bahwa sedang memupuk rasa sayang.
Saat Younghoon sedih, atau merasa gagal, tak perlu banyak kata yang harus diucap, kala ia mendekati Changmin, Changmin akan senantiasa dengan lapang dada melebarkan tangannya memeluk sang tersayang memberinya tempat ternyaman untuk berkeluh kesah tanpa banyak menghujat dan bertanya. Changmin adalah pendengar baik.
Sedangkan Younghoon adalah the best problem solver bagi Changmin. Changmin adalah orang yang easy going, tapi dibaliknya ada seseorang yang selalu penuh rasa cemas terhadap hal-hal kecil sekalipun. Ji Changmin adalah anak laki-laki pertama keluarganya, maka tak jarang ia merasa terbebani ekspektasi keluarga karena dirasa Haknyeon masih terlalu muda untuk ditaruh harapan besar, meskipun pada akhirnya nanti akan tetap sama sepertinya
. Dan saat Changmin merasa kecil dan tidak berguna, akan selalu ada Younghoon disana.
Changmin terlelap dibahu Younghoon, nafasnya memelan lembut. Younghoon tersenyum kecil lalu menepuk puncak kepala yang lebih muda. Mengusapnya pelan-pelan dan ikut memejamkan mata.
ㅡ
Ji Changmin berlari sambil menenteng tasnya. Berteriak dengan lantang bahwa ia telah sampai di pantai. Kakinya berlari cepat sekali meninggalkan Younghoon yang sedikit kewalahan menyamakan langkahnya.
Changmin berjalan menuju bibir pantai, sengaja merendam kaki diatas air kala ombak mendekat padanya. Tertawa kencang saat ombak menerpa dirinya.
“Changmin! Jangan jauh-jauh” teriak Younghoon yang sedang memesan tikar. Ji Changmin,pemuda itu hanya mengacungkan jempol sambil memotret pemandangan laut siang hari yang cukup terik. Tapi itu semua tak membuat semangat Changmin luntur, malah semakin membara. Changmin berjalan mundur, sedikit menjauh dari bibir pantai, menjauh dari jangkauan ombak. Ia berjongkok memainkan pasir, mengukir emoticon senyum lalu memotretnya. Menggali lubang menemukan kerang dan kelomang, lalu memotretnya. Ia tertawa kecil sambil terus mengambil gambar.
“Ditaruh dulu tasnya sini. Pakai sunblock juga astaga kau ini” Younghoon mengulurkan tangannya membantu Changmin berdiri. “Aku terlalu senang”
“Ya. Terlihat jelas dari tadi. Ayo”
Younghoon menggenggam tangan Changmin menuntunnya menuju tikar yang tadi ia pesan. Changmin mendudukkan dirinya diatas tikar, menaruh tas lalu merogoh sunblock dan memakainya dibagian bagian yang terbuka. Matanya tak henti menatap pantai yang lumayan ramai.
“Kak!!! Nanti naik kuda ya??”
“Sore saja biar bagus sambil lihat sunset”
“Ide bagus!!! Kalau begitu sekarang kita berenang? Bagaimana??”
“Iya boleh, aku cari penitipan barang dulu kalau begitu”
Senyum Changmin kian melebar. Hal itu membuat Younghoon menertawakannya lalu menjawil hidung runcingnya, “astaga kau menggemaskan”
ㅡ
“Aku sudah menitipkan barang-barang, kau sudah siap?” Tanya Younghoon. Changmin mengangguk lalu memasukkan handphonenya pada tas kecil tahan air yang ia bawa. Younghoon menggenggam tangan Changmin mendekat pada petugas wahana air, Younghoon kembali terkekeh saat dirasa Changmin begitu excited.
Keduanya bermain banyak sekali wahana air. Banana boat, Bermain jet ski juga, Flyboard, single parasailing dan jangan lupa Rolling donut.
Changmin benar-benar teman yang pas diajak bermain permainan outdoor begini. Younghoon menikmati bagaimana Changmin tertawa, menjerit takut, tenggelam, melayang, terbang, dan berakhir mengapung diatas air setelahnya. Changmin memiliki paras yang sempurna, dibumbui tawa seperti ini, membuatnya lebih indah dari sebelumnya. Younghoon bersyukur karena ia bisa menjadi salah satu penikmat betapa indah ciptaan Tuhan didepannya. Younghoon juga menikmatinya. Permainannya, suasananya dan keberadaan Changmin sebagai teman berliburnya.
Keduanya sedang asyik ditepian pantai. Younghoon mengubur Changmin diatas pasir pantai. Lalu ombak mendekat pada keduanya, menarik pasir pasir yang menutupi tubuh changmin. Lalu keduanya tertawa. Tangan Changmin jahil meraup segenggam pasir basah, dan dilemparkannya tepat pada perut Younghoon. Akhirnya keduanya bermain kejar-kejaran dan saling melempar pasir basah. Younghoon berlari lebih kencang lalu memeluk perut Changmin, mengangkat dan memutarnya. Lalu terakhir, mengoleskan segenggam pasir pada wajah Changmin. Keduanya tertawa bahagia. Ya seperti dunia milik berdua saja.
ㅡ
Menjelang sore, Changmin dan Younghoon akhirnya menghentikan aktivitas mereka. Pergi mandi di pemandian umum, lalu makan sore ditepian pantai. “Kak makasih banyak ya udah mau aku ajak kesini. Mungkin kakak sebenarnya sibuk tapi mau-mau saja aku ajak kesini”
“It's ok. Aku juga butuh liburan dan kebetulan free. Aku juga seneng bisa kesini sama kamu, seru banget soalnya haha” ucapnya sambil membersihkan ujung bibir Changmin yang belepotan saus barbeque. Changmin tersenyum kian manis. “Naik kuda yuk?”
“Habisin makanannya nanti kita naik kuda. Ingat jam 8 udah harus pulang”
Changmin mengangguk lalu melanjutkan acara makannya.
Keduanya berjalan bergandengan menghampiri tukang sewa kuda. Younghoon membantu Changmin menaiki kudanya, lalu akhirnya ia menyusul. Changmin dan Younghoon diatas kuda masing-masing, berjalan menyusuri pantai sore hari,suara ombak berdebur bersahutan dengan kicau burung burung yang hendak kembali ke peristirahatan. Warna jingga menyala membias diatas air. Changmin menyipitkan matanya menoleh ke arah matahari. Bagi Younghoon, Changmin memiliki senyum sehangat matahari, seindah senja, dan ia selalu suka.
“Mas pacaran ya? Cocok banget”. Younghoon tersipu malu mendengar ujaran tukang sewa kuda yang sedang berjalan disamping mereka.
“Makasih lho pak”
“Pacarnya manis mas”
“Iya manis banget” lalu Younghoon kembali tertawa kecil.
Kuda keduanya berhenti setelah berjalan-jalan, dan menepi guna mengambil gambar. Changmin mengambil banyak sekali gambar, entah itu langit, laut, pasir pantai, atau bahkan dirinya sendiri. Younghoon mendesis karena takut memori handphonenya penuh. “Nanti kirim ya kak” katanya. Ya tapi tak apalah berkorban memori handphone, asalkan changmin senang. Younghoon mengusak rambut yang lebih muda gemas, memeluknya dengan sebelah tangan, “ayo selfie dulu”
“Oh iya! Kita belum ada foto bareng ya. Mas mas, tolong fotoin kita berdua dong” changmin menyerahkan handphonenya pada tukang sewa kuda yang masih menunggu mereka. Keduanya berpose di pasir pantai bernuansa senja. Younghoon merangkul changmin, membuat badan keduanya semakin menempel. Mengambil beberapa pose untuk foto bersama, Changmin memeluk pinggang Younghoon, sedangkan Younghoon memilih untuk menyandarkan kepalanya dipuncak kepala Changmin.
“Makasih banyak mas hihi fotonya bagus-bagus. Kak jangan lupa lho kirim fotonya”
“Iya iya bawel banget. Ayo pulang, kita beli oleh-oleh sebentar lalu pulang, bentar lagi jam delapan”
“Hihi makasih kak makasiiihhh banget udah mau nemenin aku. Aku seneng banget bisa main kesini, apalagi sama kakak”
“Sama-sama, gemes. Ayo” Younghoon Menggandeng tangan yang lebih muda lalu berterimakasih sekali lagi pada tukang sewa kuda dan keduanya pergi mencari oleh-oleh. Memilih dan memilah baju,makanan dan beberapa pernak-pernik lucu yang bisa mereka hadiahkan untuk orang-orang terkasih. Changmin menyampirkan topi pantai diatas kepala Younghoon sedikit berjinjit lalu tertawa, “wooahh! Kakak keren banget pakai itu hahaha”
“Usil banget sih, ayo cepat mau yang mana buat Sunwoo?”
“Ih galak banget hihi sebentar dong” Tangan Changmin dengan cekatan mengambil beberapa aksesoris dan pajangan pantai, lalu menunjukan sebuah gelang lucu pada Younghoon, “aku ambil ini buat Chanhee ya? Boleh kan?”
“Ambil aja. Nanti kakak bayar”
Changmin memekik senang lalu kembali berjalan mencari pernak-pernik lucu. Setelah dirasa cukup untuk dibagikan, keduanya berjalan ke kasir. Younghoon menyerahkan beberapa lembar uang lalu berterimakasih sampai akhirnya pamit.
“Seneng banget?”
“Iya seneng banget! Makasih banyak udah traktir segini banyak hihi. Kakak beli apa aja buat Chanhee?”
“Hm? Kaos sama pajangan aja. Kakak juga bingung. Kamu tuh yang banyak banget comot ini itu buat Sunwoo”
“Kan mumpung lagi disini kak hihi. Nanti kapan-kapan kesini lagi yuk, aku ajak sunwoo kakak ajak Chanhee?”
Younghoon mengangguk lalu tersenyum manis, meraih puncak kepala Changmin untuk dikecup singkat. “ayo ke terminal, nanti ketinggalan bus”. Changmin mengangguk dan mengikuti langkah yang lebih tinggi. Hatinya berdebar kencang, Younghoon ini memang sangat manis, tampan dan baik. Changmin jadi betah.
ㅡ
Younghoon menaruh tas dan beberapa kantong kresek mereka dibagasi. Setelah di rasa aman, keduanya mulai menaiki bus. Mengambil bangku yang kosong dan saling berbagi earpods bersama. Yang lebih kecil membuka Snack dan mulai mengunyah. Sambil menikmati alunan lagu yang mengiang. Younghoon menatapnya sebentar lalu merangkul bahunya. Menarik puncak kepalanya hingga ia bersandar pada bahu Younghoon. Changmin menengadah menatap yang lebih tua, tersenyum sangat manis sambil berterimakasih. Younghoon balas tersenyum sambil mengangguk. Tangan yang menganggur ia gunakan untuk mengusak rambut Changmin.
Adik kelasnya ini, andai saja dia tahu. Bahwa duluㅡ jauh sebelum ia memiliki Chanhee, Younghoon memiliki rasa yang spesial untuknya.
Younghoon membuka pesan masuk di notifikasi bar ponselnya, menekan keyboard diatas layarnya kala seseorang menanyainya kapan pulang.
[ Chanhee💜 Iya, aku dan Changmin sedang dalam perjalanan pulang. Good night sayang ]
Ya...andai saja Changmin tau, jauh sebelum memiliki Chanhee, Younghoon sangat menyukainya
ㅡ
JKT48 – Only Today
Walau ku tau sekarang Kamu pacarnya dia Maafkan aku telah Mengajak kamu ke sini
Kamu cukup menemani saja Di sampingku menjadi orang terdekat Sama seperti dahulu tanpa berubah Untuk terakhir kalinya Ikutilah cintaku yang konyol ini Sampai mentari terbenam nanti