Perpustakaan Kota sore itu
Ryeonseung oneshoot AU!
Content warning : skinship, rate 13+, kisah cinta anak remaja biasalah, a little bit mention one sided love
Kata orang masa-masa SMA adalah masa-masa paling indah, kata orang kisah cinta paling indah ada di masa SMA, kata orang akan sangat rindu jika kita sudah mengakhiri masa-masa SMA. Seungwoo, tidak tahu.
Seungwoo tidak pernah merasakan adanya hal spesial dimasa SMAnya. Tidak merasa akan sangat merindukan jika sudah meninggalkannya, tidak juga merasa bahagia atas kisah cintanya. Karena sejujurnya, selama hampir tiga tahun bersekolah, ia adalah siswa biasa. Teramat biasa hingga tidak punya kisah yang menarik untuk dibagikan. Disaat teman-teman satu gengnya sudah memiliki pacar, hanya Seungwoo yang masih sendirian. Setiap malam minggu, tidak ada yang Seungwoo lakukan selain bermain PS bersama sepupunya. Atau mungkin nonton bersama teman sekelasnya jika mereka sedang tidak berkencan.
Seungwoo juga jarang mau jika diajak ikut saat teman-temannya dating. Dia bilang takut menjadi nyamuk padahal Seungwoo hanya malu. Kenapa harus mengikuti orang-orang yang asyik pacaran? Rasanya tidak nyaman.
Jika ditanya apakah Seungwoo mau memiliki kisah cinta seperti teman-teman lainnya, tentu Seungwoo jawab iya. Ia sangat ingin. Terlebih lagi ia menaruh hati pada satu sosok anak kelas IPA kebanggaan guru fisika mereka. Seungwoo tentu menaruh hati padanya. Sosok yang dielu-elukan oleh seantero sekolah karena berbakat, pintar dan tampan.
Namanya Cho Seungyoun. Anak kelas 12 IPA 2, dia ketua OSIS, juara 1 olimpiade fisika tahun lalu, kapten team futsal inti sekolah tahun lalu, dan teamnya selalu berhasil menghantarkan piala English debate setiap tahunnya. Jangan lupakan juga suaranya yang bagus, Cho Seungyoun selalu berkontribusi menyumbangkan satu lagu disetiap acara besar sekolah.
Catatan kelakuannya tidak pernah buruk. Dia pribadi yang hangat dan mudah bergaul. Dia juga asyik diajak bicara. Jika sedang dalam mode serius, ketampanannya meningkat 100%.
Kali pertama Seungwoo menaruh hati padanya adalah saat tanding futsal melawan Sekolah tetangga. Dimana kala itu Cho Seungyoun terlihat bersinar. Dengan ban kapten yang tersemat dilengan, saat ia menggiring bola dan memasukannya ke gawang (meskipun tidak membuahkan goal selama pertandingan) tapi Seungwoo sukses jatuh cinta.
Caranya tersenyum, caranya mengarahkan teman-temannya, caranya mengatur strategi. Cho Seungyoun hari itu benar-benar sukses membuatnya terkunci. Ada debaran aneh yang menyapa. Ada gelombang cinta yang membuatnya mabuk kepayang.
Cho Seungyoun. Kapan ya Seungwoo bisa menyatakan perasaannya?
“Aku dengar besok ada ujian harian Matematika minat, apa itu benar?” Wooseok yang tiba-tiba datang selepas dari kantin sedikit menepuk pundak Seungwoo yang asyik mengerjakan LKS. Seungwoo hanya menggumam sambil mengangguk kecil. Wooseok terlihat menghela nafas pasrah sambil mengerucutkan bibirnya, “aku benci matematika”
“Belajar sana sama Jinhyuk” Seungwoo menutup bukunya dan menyeruput es teh dinginnya. Wooseok mengibaskan tangannya berulang kali,”yang ada nilaiku 0 besar”
Seungwoo terkikik lalu mengangguk, “mau ikut ke perpustakaan kota pulang sekolah? Aku mau pinjam buku buat ulangan harian besok”
“Yah... Pulang sekolah ini aku sudah janji mengantar Jinhyuk beli mainan untuk adiknya yang kemarin ranking satu, Woo. Malem dong malem”
“Gak bisa, malem aku harus jaga rumah, kak Sunhwa lembur. Ini aja ke perpustakaan cuma pinjam buku lalu pulang”
Wooseok mendecak sebal lalu mengacak surainya, “fotoin ya? Ya ya ya? Nanti aku kerjain di buku latihan, malemnya kita ngezoom deh belajar bareng, gimana? Aku juga gak bisa nyamper kamu ke rumah kalau malem, tau sendiri ayahku galak garagara kemarin nginep gak izin di rumah Byungchan”
Seungwoo tersenyum sambil mengacungkan jempol, lalu keduanya sibuk melahap bekal sekolah mereka.
“Kamu tahu gak, woo?”
Seungwoo bergumam sambil menyuapkan sosis goreng kedalam mulutnya, “aku dengar Seungyounㅡ”
Seungwoo mencubit mulut Wooseok hingga yang sedang berbicara memukul bahunya protes,”jangan sebut-sebut nama Seungyoun”
“Tanganmu berminyak!” Wooseok menepuk kencang tangan Seungwoo dan sibuk mengelap mulutnya dengan tisu. “Aku sudah menyerah, Seok. Lagipula sebentar lagi ujian kelulusan. Sudahlah. Biarkan jadi cerita lalu saja”
“Jangan menyerah sebelum dikejar dong, payah”
“Gak usah, aku gak apa-apa kok. Cukup memandanginya dari jauh aja dan bahagia karena dia bahagia”
“Halah classic” Wooseok kembali pada aktifitas memakan bekalnya. “Yakin woo gamau dikejar?”
Seungwoo mengangguk yakin. Sedikit mencelos hatinya karena pilihan yang ambil bukanlah suatu yang membahagiakan, tapi rasanya memang percuma. Seungyoun mungkin tidak mengenalnya, Seungyoun tidak tahu ada dirinya disekolah ini, Seungyoun juga....sudah memiliki kekasih.
Namanya Kim Hyungseo. Gadis cantik dari team cheers yang populer disekolahnya. Gosip beredar tahun lalu, banyak yang memergoki kedekatan keduanya hingga banyak orang yang berspekulasi bahwa ada hubungan spesial diantara keduanya. Maka, mungkin pilihan tepat kalau Seungwoo menyerah saja?
Karena beberapa kali, Seungwoo juga melihat bagaimana Seungyoun memperlakukan Hyungseo dengan manis. Dan ya, Seungwoo tidak akan mengejarnya. Ini hanya cinta monyet kan?
Seungwoo menuruni bis yang ditumpanginya. Matanya berpendar melihat perpustakaan kota ternyata cukup ramai dihari Rabu. Kakinya melangkah dengan pasti, menyusuri rak dan memilih buku yang sekiranya pas untuk dipelajari ulangan harian nanti. Jemarinya menyentuh deretan buku-buku tebal disana, dan berlabuh menarik tiga buah buku berbeda. Seungwoo duduk sebentar untuk mengecek apakah buku ini cocok untuknya, matanya yang sipit itu telaten melihat deretan huruf dibuku yang ia bawa. Beralih pada buku selanjutnya dan mendecak saat tiga-tiganya tidak memuat materi yang ia cari. Seungwoo beranjak mencari buku lainnya.
Hingga tangannya tak sengaja beradu dengan tangan lain disebelahnya, “eh maaf”
“Eh hai, Seungwoo kelas IPA 4 ya?”
Jantung Seungwoo berhenti sejenak, itu Cho Seungyoun. Orang yang ia dambakan. Sedikit kikuk, Seungwoo balas menyapa.
Hendak bertanya hal lain, aktivitas mereka terhalang oleh seorang wanita dengan seragam yang sama memanggil Seungyoun. Dan ya, itu Hyungseo.
“Kak sini sebentar”, ujarnya lalu Seungyoun pergi meninggalkan Seungwoo yang jantungnya masih ribut. Seungwoo menghembuskan nafas guna menetralkan denyut jantungnya. Dan setelah mendapatkan buku lain, Seungwoo kembali duduk dikursinya.
Matanya lagi dan lagi menelusuri angka dan kata didalamnya. Setelah dirasa pas, Seungwoo berdiri hendak menuju petugas perpustakaan. Namun sayang celananya tersangkut pada sela-sela kursi, cukup keras dan kencang ia berdiri hingga menimbulkan kegaduhan, Seungwoo meminta maaf lalu beranjak.
Entah mengapa orang-orang disekelilingnya seakan menertawainya. Seungwoo sedikit menunduk malu saat mengantre. Apakah ada yang salah tentang dirinya? Ia mengecek seluruh tubuhnya dan belum mendapatkan apapun. Seungwoo tidak tahan, ia semakin menunduk sambil menggigiti bibir bawahnya, hingga secara tiba-tiba, sebuah tangan melingkar dipinggangnya, menyelipkan jaket, mengikat lengan jaket dipinggangnya, bau parfum menguar. Jantung Seungwoo berhenti berdetak kedua kalinya, ia mendapati Cho Seungyoun sangat dekat, bahkan seperti tidak ada jarak diantara keduanya. Seungyoun mendekatkan bibirnya pada telinga Seungwoo, “maaf ya lancang tapi celana kamu robek”
Demi Tuhan, refleks Seungwoo menutupi bokongnya sedikit menjerit, menjatuhkan buku yang sedari tadi ia genggam. Mukanya merah teramat malu, dibelakangnya terlihat Hyungseo tengah memarahi orang-orang yang sedari tadi menertawainya. Seungwoo mendesis malu, “m-makasih Seungyoun.. aku gak tau kalau celana aku robek”
“Maaf ya lancang sedikit memelukmu tadi”
Seungwoo beberapa kali membungkuk sambil berterimakasih lalu segera menghampiri petugas perpustakaan.
“Aku tunggu didepan ya Seungyoun..”
Seungwoo segera keluar masih dengan muka merah sempurnanya. Meninggalkan Seungyoun yang masih mengantre.
Seungwoo memukuli kepalanya. Dipenuhi rasa malu yang membuncah ia merutuki nasibnya. Harusnya kalau bertemu dengan gebetan, setidaknya jangan membuat malu meskipun momentnya tidak terlalu spesial. Sial, hari ini Seungwoo sungguh sial.
“Kak Seungwoo” gadis itu menyapa, menepuk pundak Seungwoo yang masih sibuk menjambaki rambutnya.
“Eh... Seungyoun Hyungseo, terimakasih banyak ya. Tanpa kalian, aku tidak tahu gimana jadinya aku. Aku sadar daritadi orang-orang menertawakan aku, tapi aku tidak tahu apa. Kalau bukan karena kalian, aku sampai rumah tidak akan sadar”.
Seungyoun tertawa kecil, “tak apa Seungwoo. Harusnya mereka menegurmu, bilang kalau celanamu robek, eh mereka malah menertawakan kamu”
“Tenang saja kak Seungwoo, aku sudah memarahi orang-orang itu kok. Gak apa-apa jaketnya bawa pulang saja dulu, iya kan kak?”
Seungyoun mengangguk, “pakai aja dulu sampai rumah, boleh dikembalikan besok kok”
Seungwoo menatap keduanya. Betapa beruntung Hyungseo dan Seungyoun memiliki satu sama lain. Dua-duanya adalah bintang sekolah, baik hati dan ramah. Juga memiliki segudang prestasi. Seungwoo benar-benar iri.
“Makasih ya, aku pinjam jaketnya ya? Besok aku kembalikan”
“Santai saja Seungwoo, gak usah buru-buru juga tidak apa, jaketku banyak kok”
Seungwoo meringis sekali lagi merutuki nasibnya hari ini. “kak Seungwoo mau ikut ke gelatto? Kita berdua mau beli eskrim”
Seungwoo menatap netra hazelnut gadis didepannya. Senyumnya cantik, parasnya juga ayu. Pantas saja Seungyoun memilihnya untuk menjadi tambatan hati. Seungwoo menggeleng,”tidak usah. Aku harus langsung pulang. Lagipula aku tidak mau mengganggu acara kencan kalian”
Baik Hyungseo maupun Seungyoun keduanya melongo. Saling bertatapan lalu tertawa, membuat Seungwoo terkejut terheran karenanya. Tawa Hyungseo belum juga mereda meski Seungyoun sudah menepuk pundaknya berkali-kali.
“A-ada yang salah ya?”
Seungyoun menyeka air matanya lalu terkekeh, “maaf membuatmu kecewa Seungwoo tapi aku dan Hyungseo adik kakak. Ibuku menikah dengan ayahnya tahun lalu. Dia adik tiriku, bukan kekasihku”
Lalu tawa kembali terdengar. Karena lagi-lagi Seungwoo merutuki nasibnya. Sudah malu, ditambah salah menebak seperti ini membuatnya mati kutu.
“Banyak yang tidak tahu fakta ini, tapi aku dan Hyungseo ini adik dan kakak tiri, Seungwoo.”
“Maaf aku gatau sama sekali”
Hyungseo menatap Seungwoo dan Seungyoun bergantian lalu tertawa, “karena sekarang sudah tahu, jadi jangan salah mengira lagi ya kak. Karena sebenarnya kak Seungyoun itu sukanya sama kakak”
Lalu Hyungseo kabur setelah bicara begitu, berlari sambil terbahak karena Seungyoun mengejarnya. Seungyoun berniat memukul gadis itu namun larinya sangat kencang, “SEUNGWOO AKU DULUAN YA!!” Lalu Seungyoun dan Hyungseo hilang diperempatan.
Menyisakan Seungwoo yang berdiri mematung dengan seribu tanda tanya dikepalanya.
“Aku...tidak salah dengar kan?”
Fin
©Meiri