Seungyounie libur
Seunoo lima tahun adalah kegemasan yang hakiki
Warn : gemes, ada adegan pembunuhannya, mention death minor chara
( Seunoo lima tahun kali ini agak sedikit spesial karena ditulis secara kolaborasi oleh pasangan baru yaitu Meiri unch dan Nana kiyowo )
ㅡ
Gimana kalau bikin seunoo ribetin seungyoun dihari liburnya?
..
Seungyoun punya hari libur, dan Seungwoo memonopolinya habis habisan.
“Seungyounie libur!” adalah suara pertama yang didengar Seungyoun begitu ia bangun dari tidurnya. Dengan mata masih setengah terpejam, ia berusaha melihat apa yang ada di hadapannya.
Itu Seungwoo, masih dengan piyama yang lecek di sana-sini dan dua handuk terkalung di lehernya. Jangan lupa dengan senyum lebar yang terkembang di wajahnya itu.
“Seunoo, ini jam berapa..”
“Bibi bilang Seungyounie libur! Hari ini Seunoo mau main dengan Seungyounie!” Seungwoo meloncat ke atas kasur, mengguncang Seungyoun supaya bangun. “Hari ini Seungyounie tidak kemana-mana. Harus di rumah dengan Seunoo. Seunoo mandi, lalu sarapan, lalu menggambar, lalu main sama Seungyounie sampai malam. Ya? Ya? Ya?”
Seungyoun bisa bilang apa kalau Seungwoo sudah meminta seperti ini? Mau tak mau ia bangkit dari kasur, melirik sedikit pada jam yang menunjukkan pukul delapan pagi. Cukup siang sebenarnya.
Seungwoo terus mengekorinya sampai ke kamar mandi, turut serta mencuci muka dan menyikat gigi di wastafel sambil sesekali berkomentar tentang kelinci di kemasan pasta giginya.
“Seunoo bangun jam berapa?” Tanya Seungyoun ketika sudah selesai menyikat gigi. Dibasuhnya wajah Seungwoo dengan handuk di lehernya. Pria itu memejam lucu.
“Seunoo bangun ketika bibi menyapu. Pintar Seunoo pintar bangun pagi.” ia tersenyum lagi, lalu dihadiahi usapan di kepala oleh Seungyoun.
“Iya, Seunoo pintar. Sekarang mau mandi dulu atau sarapan dulu?”
Seungwoo langsung berlari ke arah bathtub. “Mandi! Mandi! Mau dimandikan Seungyounie!”
“Lepas dulu piyamanya, sayang. Kemari.”
___________
“Seungyounie harus sering libur.” celetuk Seungwoo tiba-tiba seusai menelan suapan terakhir oatmealnya.
Seungyoun menaikkan alis. “Kenapa? Seunoo, kan tahu kalau pekerjaan Seungyounie banyak.”
Kepala Seungwoo digelengkan kuat-kuat. “Seungyounie sering sekali sibuk. Seunoo selalu sendirian. Kemarin kemarin Seunoo tidak lihat Seungyounie pulang.” ia berhenti untuk meneguk susunya. “Seungyounie harus sering libur supaya sering main dengan Seunoo.”
Memang, belakangan Seungyoun sangat sibuk, ia sadar sekali. Demi menyelesaikan pekerjaannya terkadang ia berangkat pagi-pagi sekali dan pulang malam sekali, belum lagi berkas yang ia bawa pulang ke rumah. Terkadang hanya makan dengan Seungwoo pun ia tak sempat.
“Maafkan Seungyounie ya.” ujar Seungyoun penuh penyesalan. “Seunoo tahu, kan, kesibukan-”
“Makanya sekarang tidak boleh sibuk. Hari ini harus main sama Seunoo.”
Ia mengangguk memaklumi. “Iya. Hari ini Seungyounie punya Seunoo.”
________
Ternyata seharian benar-benar diartikan sebagai seharian oleh Seungwoo. Ia dipaksa ikut berbelanja ke supermarket, ikut serta memasak makan siang (sampai Bibi Lim merasa benar-benar tidak enak, tapi siapa sih, yang bisa menolak Seungwoo yang sudah memaksa?), lalu melahap makan siangnya dengan benar-benar puas karena, “Rasanya lebih enak kalau dimakan bersama Seungyounie.”, katanya.
“Benarkah? Kalau begitu kita harus lebih sering makan bersama, ya?”
“Tentu!” Seungwoo mengangguk penuh semangat. “Memang harusnya sering-sering!”
Begitu makanan di piringnya habis dan minumannya sudah tandas, lantas saja Seungyoun diseret lagi ke ruang bermain Seungwoo, diajak mewarnai buku buah-buahan yang baru kemarin ia beli. Sebentar kemudian ia bosan, disuruh membangun lego.
ㅡ
Kegiatan membangun Lego harus terhenti karena Seungwoo merengek ingin makan eskrim . Harus . Kalau tidak Seungwoo akan menangis. Mengacak-acak Lego yang sudah Seungyoun susun sedemikian rupa. Seungyoun sebenarnya lelah. di hari libur inginnya beristirahat sambil membaca novel atau komik saja. Tapi ajakan Seungwoo untuk bermain rasanya menjadi perintah yang mutlak. Maka Seungwoo dan Seungyoun memutuskan untuk pergi ke supermarket dekat rumah. Berjalan-jalan berdua sambil belanja keperluan rumah. Daripada beli es krim saja, ya kan?
Seungwoo duduk diatas troli. Berat. Seungyoun harus mendorongnya dengan kekuatan ekstra. Dan dengan kurang ajar setiap jalur yang mereka lewati , Seungwoo akan mencomoti aneka ragam makanan yang dekat dengan jangkauan tangannya. Membuat Seungyoun beberapa kali memarahi Seungwoo agar tak jajan sembarangan. Dan asal ambil barang sembarangan. Terlebih lagi bahan-bahan yang tidak perlu. Itu hanya buang buang uang.
“Mau seunoo mau!!”
Seungwoo menunjuk ribut pada etalase permen karet. Dan sekuat tenaga Seungyoun menjauhkannya.
Ia menjaga troli dengan kakinya agar tak bergeser sembari membaca tanggal expired pada kemasan nugget dan sosis di genggamannya.
Seungwoo mencebik lalu menangkup wajah Seungyoun kesal dan menggigit hidungnya tak main-main. Membuat Seungyoun terkejut dan memekik sakit.
“Seunoo! Astaga nakal sekali”
“Mau seunoo mau!!!” Seungwoo ikut meninggikan suaranya sambil menunjuk ke etalase permen karet tadi. Seungyoun mengangkat telunjuknya dan digoyangkan kanan kiri sambil bilang tidak boleh itu tidak baik untuk kesehatan dan blablabla Seungwoo tidak mau dengar. Karena itu sebagai pembalasan dendam, Seungwoo mengambil banyak sekali eskrim. Juga kinderjoy didepan meja kasir .
ㅡ Sepanjang perjalanan pulang , hanya Seungyoun yang tak menikmati perjalanan. Karena demi Tuhan , hanya dia yang membawa dua kresek besar sambil berjalan , sedangkan suami gemasnya hanya berjalan riang sambil memakan eskrim . Andai saja Seungyoun tidak sayang dan cinta padanya, sudah Seungyoun kurung dia dikamar seharian. Karena itu , untuk meluapkan emosinya , Seungyoun mengusak rambut Seungwoo gemas lalu mencium pipinya lembut.
“Enak sayang?”
“Suka seunoo suka. Enak. Coklat enak”
Seungyoun tersenyum teduh. Betapapun berat hari-harinya, hanya dengan Seungwoo semuanya terasa lebih indah. Tatapan Seungyoun berhenti diatas dahi Seungwoo dimana luka bekas jahitan waktu itu masih terlihat.
Seungyoun merasa dunianya runtuh saat itu. Seungwoo terluka karena dirinya. Ia tak ingin hal itu terjadi lagi. Seungyoun sangat menyayanginya. Amat sangat.
Seungyoun sekali lagi membubuhi kecupan manis diatas pipi gembilnya, sebelum Seungwoo memekik gemas lalu berlari kencang entah kemana.
“Yakk!! Han Seungwoo jangan berlari-lari”
ㅡ
“Gemas gemas gemas gemas gemas gemas gemas” Seungwoo bertepuk tangan heboh sambil melompat-lompat gemas kegirangan. Rambutnya yang halus naik turun seiring dengan tubuhnya yang tidak bisa diam .
“Seunoo kenapa berlari ?”
“Gemas gemas gemas gemas!!” Seungwoo menunjuk anak ayam yang dijual dipinggir jalan. Dikandangi dengan boks yang dihias. Bulu anak ayamnya juga beragam. Seperti warna pelangi.
“Mau seunoo mau mau Seunoo mau Seunoo mau mau mau mau mau” Seungwoo menggigit pipi Seungyoun sambil melompat-lompat. Lalu Seungyoun hanya tertawa dan mengiyakannya saja. Akhirnya , ayam berwarna hijau dan ungu itu berada dalam genggaman tangannya. Eh tangan Seungwoo sih maksudnya.
ㅡ
Sesampainya dirumah. Seungwoo langsung bermain bersama kedua anak ayamnya. Berlari kesana kemari dan tertawa. Seungwoo terlihat suka sekali pada anak ayam yang ia dapatkan ini. Seungyoun tersenyum sambil menatapi Seungwoo dari sofa yang ia duduki. Dengan tangan menggenggam toples cemilan , Seungyoun sesekali terkikik geli melihat Seungwoo yang kadangkala ketakutan saat anak ayam itu hendak mematuknya sebagai tanda perlindungan diri.
“Seungyounie cape” ujarnya sambil berjalan ke arah Seungyoun. Mendudukkan dirinya diatas paha Seungyoun sambil memeluknya erat erat.
Seungyoun tertawa mengusap punggung Seungwoo pelan-pelan sambil menghujaninya dengan ciuman kupu-kupu. Badannya dipeluk erat sambil digoyangkan ke kanan dan ke kiri. Membuat Seungyoun tertawa karena kegelian.
“Seunoo mandi gih? Badannya lengket lengket ini banyak lari”
“Dingin! Tidak mandi Seunoo tidak!!”
“Mandi dong sayang , mandi sama ayam ya? Mau?”
Mata Seungwoo berbinar seketika. Menatapi Seungyoun penuh harap dan puja setelah kata boleh mandi bersama ayam.
Maka , Seungwoo berlari menuju kamar bibi Lim untuk dimandikan bersama dua anak ayam yang baru saja dibelinya.
ㅡ
Tuan jangan ditenggelamkan begitu dong ayamnya... Kasihan.
Aduh tuan jangan di guyur juga. Begini biar bibi kasih contoh
Tuan muda , kasian anak ayamnya kedinginan
Sepertinya usulan Seungyoun untuk mandi bersama anak ayam bukanlah sesuatu yang bagus. Karena Seungwoo tidak benar-benar menjalankan tugasnya sebagai “induk ayam” dengan benar. Ia beberapa kali mencelupkan anak ayamnya pada bathtub berisi air dan busa sabun tempatnya berendam. Lalu sesekali diguyur dengan air dingin . Membuat anak ayam tak berdosa itu terlihat ketakutan dan menggigil karena kedinginan.
Setelah selesai berpakaian lengkap, Seungwoo duduk anteng di kamarnya. Tangannya menggenggam handuk tebal milik Seungyoun untuk mengeringkan ayam yang habis dia mandikan.
Tapi kenapa keringnya lama sekali.
“Seunoo ? Astaga sayang itu handuk Seungyounie kenpaa dipakaikan pada ayam?” Seungyoun memekik lalu berlari merebut handuk kesayangannya yang agak mahal itu dari genggaman tangan Seungwoo. Seungwoo hanya tertawa tanpa dosa dengan wajah polos nan cantik miliknya. Seungyoun tidak bisa marah.
“Minta pada bibi ya handuk baru ya?”
Seungwoo mengangguk riang lalu meraih dua anak ayamnya dan berjalan menuju kamar bibi (lagi) untuk minta handuk baru.
Sebelum matanya terhenti pada satu benda hingga memunculkan ide cemerlang di otak gemasnya
ㅡ
Seungyoun kembali setelah memisahkan pakaian kotor dan handuk kesayangannya yang dipakai Seungwoo untuk mengeringkan ayamnya kedalam keranjang cucian khusus yang biasanya diambil oleh bibi Lim malam hari. Lalu ia berjalan mendekat kearah Seungwoo yang asyik mewarnai didepan televisi di ruang tengah. Khusyu sekali. Tenang dan damai.
Seharian ini Seungwoo banyak sekali tingkahnya sampai Seungyoun pusing sendiri. Maka , saat Seungwoo lebih tenang , ia duduk disampingnya sambil memeluknya erat, menciuminya lembut sambil diusap-usap surai hitamnya.
“Seunoo menggambar apa?”
“Ayam gambar ayam Seunoo pintar”
Seungyoun tertawa gemas lalu kembali mengecup pipi Seungwoo sayang.
“Bagus sekali... Sayang ya sama ayamnya?”
“Sayang Seunoo sayang ayam . Sayang Seungyounie sayang bibi Seunoo sayang” lalu balas mengecup pipi Seungyoun.
“Seungyounie juga sayang kok sama Seunoo... Seunoo jangan nakal ya? Tetap jadi anak baik?”
“Baik Seunoo baik Seungyounie saja nakal”
Lalu keduanya tertawa sambil menyatukan dahi dengan dahi , seperti hobi.
“Ayamnya dimana sayang?”
Seungwoo terlihat kaget karena baru ingat. Lalu ia menunjuk ke arah dapur sambil tetap mewarnai.
“Di dapur? Sudah dikeringkan?”
“Sudah dikeringkan...”
“Nah kan kalau Seunoo minta handuk sama bibi pasti diberi , jangan pakai handuk Seungyounie ya?”
“Tidak pakai handuk tidak...”
Seungyoun mengerjap lalu memasang wajah datar karena benar-benar tidak mengerti.
“ASTAGA TUAN CHO , ANAK AYAMNYA MATI”
Ha? Kenapa bisa mati?
“Seunoo keringkan pakai apa?” Jawabnya sambil berlari ke arah dapur, hanya untuk menyaksikan bibi Lim mengeluarkan jasad anak ayam dari dalam microwave.
Demi Tuhan , Seungyoun tidak menyangka bahwa dalam diri Seungwoo, suami gemasnya , terselip sedikit bibit-bibit naluri malaikat maut.
Fin
GAJE KAN?
SEMOGA BISA MENGOBATI RASA RINDU TANTE-TANTE SEUNOO SEKALIAN💕💕💕💕💕