susu
Warn: Seunoo lima tahun (bukan little space) Explicit content Blowjob and fingering Ya nananinu doang
Jangan jadi pembaca yang julid ya teman-teman, kalau tidak suka seunoo gemesnya dinodai, baca yang fluff aja hehe 👉👈 maaf juga ini kalau tidak sesuai ekspektasi
ㅡ
“Baby bangun yuk. Sudah siang lho, waktunya sarapan” Seungyoun mengecupi dahi dan pipi Seungwoo yang masih berkelana dialam mimpi. Hari ini hari Selasa , jadwal Bibi Lim pulang ke rumahnya. Otomatis Seungwoo akan ikut ke tempat kerja . Kalau bangunnya terlalu siang nanti Seungyoun terlambat. Seungyoun mengusap pipi gembul Seungwoo dengan hati-hati, mengusik anaknya untuk tidak melanjutkan petualangannya lagi.
“Seunoo bangun yuk sayang.. katanya mau ikut ke kantor Seungyounie?”
Seungwoo mengucek matanya malas lalu menggeliat dan membuka matanya pelan-pelan. Ditatapnya wajah Seungyoun yang tersenyum manis kearahnya. Membuat Seungwoo mau tak mau balas tersenyum lalu memeluk suaminya gemas.
“Bangun yuk , sarapan lalu pergi ke kantor Seungyounie? Nanti kita mewarnai disana”
“Ngantuk Seunoo....”
Seungyoun menghela nafas kecil lalu tertawa gemas sambil balas memeluk Seungwoo kuat-kuat, “ada jinwoo lho”
Dengan secepat kilat, Seungwoo berlari menuju kamar mandi sambil berteriak-teriak agar Seungyoun segera menyusulnya. Seungyoun tertawa gemas lalu mengambil handuk dan mulai memandikan bayi besarnya.
ㅡ
Seungyoun mengendarai mobil BMW kesayangannya dengan lagu anak-anak yang menemani mereka. Seungwoo memeluk Hancho sambil menatap jalanan yang mulai ramai. Kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama lagu. Lalu Seungwoo menyenderkan kepalanya sayang di bahu Seungyoun yang membuahkan usapan lembut yang ia dapatkan di pipinya.
“Janji jangan nakal?”
Seungwoo mengerucutkan bibirnya , “baik Seunoo baik! Seungyounie nakal Seunoo baik”
Seungyoun tertawa geli lalu mengecup puncak kepalanya sayang, “iya iya Seungyounie yang nakal haha”
Dan perjalanan mereka hanya diisi dengan lagu anak-anak yang tetap setia.
ㅡ
“Seok, kamu bercanda?”
Wooseok melotot ganas sambil menampar wajah Seungyoun agak keras yang membuat Seungyoun meringis. “Diam!! Aku juga malu! Semuanya gara-gara jinhyuk!”
Wooseok mengerucut sebal sambil membuang muka. Seungwoo terkejut karena suaminya ditampar lantas melompat dari sofa lalu memeluknya erat-erat , mengelus pipi itu sayang lalu menangis kencang.
“Eh eh Seunoo kenapa sayang?”
“Hiks kak Wooseok nakal huhuhuhuuu Seungyounie hiks hiks nakal wooseokie nakal”
Seungyoun tertawa menang lalu menjulurkan lidahnya pada Wooseok , “ssssttt seungyounie tidak apa-apa sayang. Tidak sakit kok”
“Wooseokie minta maaf!!” Marah Seungwoo sambil mengelap ingusnya gemas. Airmatanya menganak sungai lalu Wooseok mau tak mau meminta maaf pada Seungyoun karena telah menamparnya.
“Maaf ya Seunoo. Wooseokie janji gak gitu lagi, deh”
ㅡ
Siang ini Seungwoo tengah menggambar bersama Wooseok yang menggendong jinwoo yang tengah menyusu. Keduanya terlihat asyik dan serius saat mewarnai. Seungwoo mencampur dua warna dalam palletenya lalu menuangkannya pada kanvas didepannya. Alisnya mengerut beradu menandakan betapa seriusnya dia. Lalu tatapannya jatuh pada bahu Wooseok yang terekspos.
“Kenapa?”
Wooseok menatap ke arah Seungwoo lalu balas bertanya. Seungwoo menunjuk bahu wooseok dengan gamblang, “kenapa? Merah-merah”.
Blush. Wajah Wooseok memerah hingga ke leher lalu dengan gelagapan menutup bahunya lalu menggeleng ribut. “T-tidak kenapa-napa sayang haha” tawanya hambar lalu dengan cepat berdehem sambil membuang muka lagi. Seungwoo menatap kosong lalu kembali mewarnai.
“Seunoo tidak mau punya bayi?”
“Tidak”
Bahu wooseok merosot sedih saat mendengar jawaban Seungwoo yang secepat kilat terlontar. Ada sakit diujung sana. Ada rasa sesal dan sesak yang membuatnya melemah.
“Kenapa?”
“Seunoo janji tidak pinjam bayi , tidak main dengan bayi, Seunoo tidak bisa” jawabnya enteng. Seungwoo mengoleskan cat berwarna jingga keatas kanvasnya lalu tersenyum manis saat lukisannya telah selesai.
“Seungwoo bisa kok punya bayi. Seungwoo kelihatannya pintar dan baik”
“Baik Seunoo baik. Kata Seungyounie Seunoo baik”
“Kenapa tidak adopsi saja?”
“Adopsi apa?”
“Adopsi itu Seunoo merawat bayi dari panti sayang. Dibesarkan gitu. Seperti jinwoo ini.. kelihatannya Seungwoo bisa kok”
Seungwoo menggeleng ribut lalu tertawa kecil, “sudah janji tidak pinjam bayi. Seunoo tidak bisa. Nanti sudah bisa baru pinjam bayi lagi”
Wooseok menggembungkan pipinya lalu mengangguk pasrah, “baiklah aku tak memaksa”
Seungwoo mencuci tangannya dengan beberapa tisu basah lalu menghela nafas.
“Seunoo susu”
Wooseok merogoh tas Selempang milik Seungwoo lalu menyerahkan satu kotak susu pisang pada Seungwoo yang langsung dihabiskan dengan hitungan detik.
“Susu lagi”
“Aduh jangan begitu minum susunya dong sayang , nanti cepat habis terus giginya sakit terlalu banyak minum yang manis Seunoo...” Wooseok menyerahkan satu kotak susu lagi lalu Seungwoo dengan cepat berdiri sambil pergi keluar.
Wooseok mengejar Seungwoo dengan cepat lalu menarik tangan Seungwoo agar kembali duduk dan menunggu Seungyoun yang tengah rapat.
“Mau Seungyounie”
“Masih rapat sayang, disini saja ya?”
“Tidak mau! Seunoo tidak mau”
“Aduh masih rapat sayang...”
Lalu Seungwoo menangis.
ㅡ
Siang itu nona Jo membuka pintu rapat sambil mengantarkan Seungwoo untuk duduk disamping suaminya. Menebar senyum malu-malu setelah diperkenalkan oleh ayahnya kepada orang-orang yang ada disana. Meninggalkan Wooseok diluar sana dengan rasa sebal karena ditinggalkan.
Rapat bulanan kali ini berjalan dengan membosankan bagi Seungyoun. Tak ada progress berarti baginya, menatapi Seungwoo yang sibuk menggambar disampingnya malah lebih seru. Seungyoun menaruh dagunya diatas bahu Seungwoo lalu mengecup pipi Seungwoo singkat sambil tersenyum yang berbalas deheman ayah mertuanya, menyuruhnya fokus pada penjelasan.
Seungwoo menegakkan duduknya lalu menatap kosong pada tas selempang yang ia bawa , “susu” katanya. Lalu dengan cekatan Seungyoun mengambil satu kotak susu rasa pisang didalam sana dan diserahkan pada Seungwoo. Seungwoo meminumnya pelan-pelan sambil menggoyangkan kakinya. Sesekali menatap layar didepan mendengarkan yang dikatakan oleh pemimpin rapat.
Suara Seungwoo menyedot kotak susunya yang tandas membuat perhatian orang-orang tertuju padanya. Lalu Seungyoun tersenyum kikuk sambil memeluk Seungwoo kuat-kuat , “sayang jangan berisik ssstttt”
Seungwoo tertawa tanpa suara sambil meletakkan telunjuknya didepan bibir Seungyoun, “ssssttttt”
“Iya jangan berisik ya?” Lalu ia membubuhkan kecupan singkat diatas dahi.
Ayah Han tersenyum sambil mengelus pipi Seungwoo yang gembul lalu kembali menaruh perhatian pada penjelasan didepan. Semuanya terdiam. Hening. Hanya pemimpin rapat yang bersuara , hingga akhirnya Seungwoo membuat seisi ruangan menahan tawa karena gemas.
“Seunoo mau susu Seungyounie ih” katanya.
Dan kebanyakan orang tahu maksudnya
ㅡ
“Seunoo kenapa bicara seperti itu tadi hmm? Seungyounie kan kaget”
Semuanya keluar dari ruangan rapat. Menyisakan Seungyoun dan Seungwoo juga ayah mertuanya. Seungwoo hanya mengemut jempolnya tanpa merespon pertanyaan Seungyoun. Seungyoun kaget. Dia tidak menyangka Seungwoo akan bicara seperti itu tadi. Terlebih lagi dia juga sering menyusrukkan hidungnya pada ceruk leher Seungyoun. Orang-orang tau apa yang Seungwoo mau jadinya.
“Jadi kalian suka melakukannya?”
Seungyoun tersedak oleh ludahnya sendiri sambil menutup telinga Seungwoo kuat-kuat, “ayah! Jangan disini”
“Seunoo tidak bisa dengar. Lepas lepas!! Tidak dengar Seunoo” protesnya sambil berusaha menjauhkan tangan Seungyoun dari telinganya.
“Kalian kan sudah resmi menikah empat tahun lalu, kenapa kau masih malu? Ayah kira kau tidak melakukannya... Ayah jadi lega”
“Ayah! Aishhh Seunoo ayo kita pulang”
“Susu!”
Lalu Seungyoun menutup mulut Seungwoo sambil berjalan ke parkiran.
ㅡ
Sepanjang jalan pulang entah kenapa Seungwoo lebih banyak menggodanya. Iya menggoda. Seperti mengelus Seungyoun, menciumnya , terang-terangan minta susu, dan paling parah meremas celana Seungyoun katanya mau susu sekarang juga. Seungyoun pusing sendiri. Ia jadi tak fokus saat mengemudi. Akhirnya mereka berlabuh disalah satu hotel disana. Seungwoo terus merengek dan mengganggu fokus Seungyoun hingga akhirnya mereka memilih berhenti disana. Membuat Seungwoo semakinexcited karena sudah tak sabar ingin bermain.
“Seunoo hari ini nakal sekali. Seungyounie tidak suka” cibirnya lalu Seungwoo mengerucutkan bibirnya sedih, “baik Seunoo baik”
“Anak baik tidak begitu ah. Seungyounie tidak suka lho Seunoo nakal” lalu Seungwoo menggigit tangan Seungyoun karena kesal sambil menghentakkan kakinya berjalan lebih cepat dari Seungyoun yang masih menahan rasa sakit.
“Aduh jahat sekali Seungyounie digigit”
“Nakal Seungyounie nakal! Seunoo tidak suka nakal!”
Lalu Seungyoun berlari menyusul Seungwoo yang hampir salah masuk kamar.
ㅡ
Kamar hotel ini luas. Yang terbaik dari yang baik , yang tersedia disini. Viewnya mengarah langsung ke luar , menampakkan langit cerah kota Seoul hari ini. Seungwoo melempar dirinya untuk tidur diatas kasur empuk itu beralaskan paha Seungyoun sebagai bantalannya.
Tangan Seungyoun senantiasa mengelus Surai hitam itu sayang lalu mendaratkan ciuman singkat diatas bibirnya.
“Susu ... Seunoo susu.. mau susu”.
Tangan Seungwoo kembali mengelus luaran celana Seungyoun tepat diatas gundukan kelamin yang sedang tenang disana, awalnya.
“Belajar dari siapa sih kamu? Kok tiba-tiba minta susu?”
“Wooseokie merah merah lehernya , gara-gara Jinhyukie...”
“Terus kenapa katanya?”
“Merah-merah habis main kuda-kudaan. Lalu Seunoo bilang Seunoo juga main itu sama Seungyounie”
Ok. Tersangkanya sudah ditemukan. Ingatkan Seungyoun untuk memberi pelajaran kepada keduanya.
“Susu!!!” Dengan sekali sentak , Seungwoo berhasil membuka resleting celana kain Seungyoun lalu meremas kebanggaan suaminya.
“Pelan-pelan aja ya...”
Lalu Seungwoo mengangguk antusias.
ㅡ
Seungyoun hanya mendesis nikmat saat tangan dan lidah Seungwoo dengan amatir mengerjai miliknya. Seungwoo terlihat lebih banyak menyedot daripada memberikan afeksi lain. Karena tujuannya memang ingin menyusu. Seungwoo memasukkan penis itu pelan-pelan tapi karena ia tersedak , akhirnya ia menjauhkan penis suaminya dari mulutnya.
“Nakal!”
Seungyoun tertawa lalu kembali membimbing Seungwoo melakukan blow job yang sekarang jadi kegiatan favoritnya.
“Seunoo mau main kuda-kudaan juga?”
Seungwoo mengangguk sambil terus mengerjai milik suaminya. Menjilat dan mengulumnya bagai permen. Lalu sesekali menyedot sesuatu agar keluar dari sana.
Penis Seungyoun sudah berkedut dan membesar sedari tadi. Karena pemandangan Seungwoo mengoral miliknya adalah yang terindah yang pernah ia tahu.
“Masih lama tidak?” Tanya Seungwoo dengan binar polos yang ia punya. Liurnya menetes diujung dagu, ia bosan. Susu yang ia inginkan tak kunjung ia dapatkan. Lalu Seungyoun mengangguk dengan senyumnya yang manis , membuat Seungwoo kembali semangat untuk lebih giat mengerjai suaminya.
“Ah S-seungwoo... Jangan dikunyah”
Seungwoo terkikik geli dengan sengaja mengunyah pelan-pelan hanya untuk memberikan sengatan pada kelamin Seungyoun. Memberikan sensasi lain pada penis sensitifnya . Lalu tak lama susu yang diinginkannya memang keluar. Menabrak kerongkongannya dengan ramai. Menyalurkan rasa panas dan anyir. Tapi entah kenapa Seungwoo suka susu Seungyounie yang satu ini.
Seungyoun benar-benar kurang ajar sudah menodai Seungwoo yang menggemaskan ini.
Seungwoo menelan pelan-pelan susu yang sedari tadi ia inginkan lalu tertawa gemas sambil memeluk perut Seungyoun. Seungyoun balas memeluk suaminya lalu merendahkan tubuhnya , menjilat cuping telinga Seungwoo sambil berbisik seduktif , “kuda-kudaan yuk?”
Dan Seungwoo bertepuk tangan sambil mengangguk cepat setelahnya.
ㅡ
Seungyoun tak pernah menyangkan bahwa menikahi Seungwoo adalah hal yang akan ia syukuri setiap detiknya. Disetiap pagi ia membuka mata. Setiap malam ia kirim doa sebelum tidurnya, dan setiap jeda dari aktivitas yang ia kerjakan.
Seungwoo adalah manusia paling indah. Dengan tubuh molek nan indah , pinggang ramping, dada sedikit berisi, kulit putih bersih, paras yang rupawan, jemari lentik, suara yang menenangkan dan tatapan mata polos nan teduh. Seungyoun mensyukuri apa yang terjadi pada dirinya hingga bisa mempersunting seorang Seungwoo si malaikat berhati baik.
Seungwoo sepenuhnya telanjang. Baju yang ia kenakan terdampar diatas lantai bersama dengan baju suaminya. Seungyoun mengungkung tubuh Seungwoo dibawahnya. Menciumi tiap jengkal tubuh seksi moleknya. Memberikan tanda serupa dengan milik Wooseok yang Seungwoo lihat tadi pagi.
Seungwoo hanya bernafas putus-putus. Memekik sebentar kala Seungyoun menyusu pada kedua dadanya. Tangannya menggaruk putingnya sesekali lalu menyusu dengan rakus.
“Seunoo cantik. Seungyounie cinta” lalu meraup bibir merah delimanya lama. Menuntut dan mendominasi. Mengobrak-abrik seisinya . Mencuri oksigen dari dalam parunya. Membuat Seungwoo meremas lengan Seungyoun sambil gemetar. Terlebih lagi satu jarinya mulai menerobos dinding sensitifnya.
“Hㅡhha... S-sakit..”
Seungyoun mengecup dahi Seungwoo lalu meminta maaf. Ia melumuri jemarinya dengan Saliva milik Seungwoo, menyuruhnya untuk membasahi jemarinya yang Seungwoo tidak mengerti untuk apa. Karena waktu itu mereka pakai lube untuk memudahkan penetrasi.
Setelah cukup licin dan basah , Seungyoun kembali memasukkannya ke dalam lubang sensitif suaminya. Mengorek dengan gerakan menggunting membuat Seungwoo menggeliat hebat dan merintih. Seungyoun menyentuhnya berkali-kali membuat Seungwoo semakin berisik. Lalu dengan sengaja menambah kuantitas jari yang masuk mengoyak Seungwoonya.
“Sㅡsudah hhh... Sudahh”
Seungyoun terkikik geli lalu melebarkan kaki Seungwoo , melingkarkannya pada pinggangnya, mengeluarkan jarinya pelan-pelan lalu memeluk Seungwoo yang masih gemetar. “Sakit sedikit tidak apa kan?”
Seungwoo memeluk Seungyoun erat sekali. Sesekali terisak pelan lalu mengangguk. Dan setelah kecupan manis dipipi kirinya , Seungyoun mendorong kesejatiannya masuk kedalam Seungwoo . Membuat Seungwoo mendesah sambil mencakar punggung telanjang sang suami dalam rengkuhan.
“Seunoo cantik sekali. Seungyounie cinta”
ㅡ
Maju mundur. Pelan cepat. Seungyoun menarik penisnya hampir keluar lalu mendorongnya masuk lebih dalam. Membuat Seungwoo merasa penuh dan sesak.
Seungwoo merinding. Matanya sayu , mulutnya terbuka meraup oksigen yang banyak. Tangannya masih setia menggenggam tangan suaminya. Seungyoun diatas tubuhnya tersenyum manis sekali. Tampan. Seungwoo pusing. Tapi Seungwoo suka.
Seungyoun menyentakkan lagi miliknya, membuat Seungwoo melayang lebih jauh lagi.
Geraman Seungyoun kian lantang kala Seungwoo secara tidak sengaja mengetatkan lubangnya. Seungyoun mencium bibir Seungwoo lagi, mengelus pipi Seungwoo lembut lalu tersenyum, “Seunoo cantik...”
“Hㅡhha.. m-mau pipis”
“Bareng ya sama Seungyounie? Bisa ditahan sebentar?”
Seungwoo mengangguk serampangan lalu memeluk Seungyoun kuat-kuat. Tubuhnya bergetar. Desahannya kian mengeras. Lalu setelah hentakan ketiga Seungwoo melepaskan cairannya. Mengenai perut Seungyoun, balasnya, dia merasakan lubangnya menghangat. Cairan Seungyoun menyembur berbondong-bondong memasuki dirinya. Seungwoo merinding lalu melemas. Seungwoo terengah-engah dengan rambut lepek yang menutupi dahi hingga matanya.
Seungyoun menyingkirkan poni lepek Seungwoo dengan perlahan. Menatapi keindahan yang Tuhan ciptakan untuknya. Seungwoo tersenyum manis, Seungyoun ikut tersenyum.
“Capek ya?”
Seungwoo mengangguk. Seungyoun menyatukan dahi keduanya. Menggesek hidung mancungnya dengan hidung miliknya. “Seunoo baik?”
“Hm. Seunoo baik sekali. Jangan tinggalkan Seungyounie ya?”
“Tidak tinggalkan Seungyounie Seunoo.....”
Seungyoun terkekeh geli lalu mencubit pipi gembul itu pelan, “istirahat ya. Bair Seungyounie yang bereskan”
Terlampau lelah, akhirnya Seungwoo memejamkan matanya. Membiarkan Seungyoun membersihkan dirinya dan sprei bekas bercintanya.
Seungwoo tidak tau kenapa ia sangat suka susu milik Seungyoun. Ia juga tidak tahu kenapa ia suka main kuda-kudaan dengan Seungyoun.
Yang Seungwoo tahu, Seungwoo sangat mencintai Seungyoun.
Fin
Gaje ya? Gak hot ya?
ㅡMeiri🍑