Tak pernah seberharap ini
ㅡ
Dalam dua puluh enam tahun hidup Seungwoo, hanya ambisi untuk menjadi lebih kuat yang diajarkan. Dihalalkan segala cara baginya. Termasuk menyakiti kakaknya sendiri. Tapi Seungwoo tetap dirinya. Memiliki hati nurani yang tak disukai ayahnya. Seungwoo dianggap terlalu lemah dan lembek. Terlalu ragu-ragu dan tidak enakan. Tidak pernah sekalipun menyemburkan api terlebih dulu , tidak pernah sekalipun menyerang terlebih dulu , mengacungkan pedang terlebih dulu, melukai ataupun membakar sesuatu secara sengaja.
Raja Han kecewa. Anak laki-laki baginya tidak boleh seperti itu. Karena itu seminggu setelah perang, Seungwoo dibuang. Dibiarkan terasing dan terusir jauh dari orang-orang yang ia kasihi. Dipermalukan didepan orang-orang, punggungnya dibakar untuk mengingatkannya agar tetap kuat apapun yang terjadi.
Itu menjadi celah bagi Sunhwa kakaknya. Wanita yang memiliki ambisi dan kekuatan setara pria. Yang tak pernah sekalipun mencoba bertahan sebelum menyerang. Yang tak segan membakar apa saja yang menghalangi jalannya.
Tapi siapa yang sangka dibalik sifat keras dan tak berhatinya , dialah yang paling lama menangisi kepergian adiknya?
Seungwoo hanya bisa meminta maaf sambil melangkah pergi.
Hari-hari nya diisi rasa sedih. Rindu. Ingin peluk ibu. Ingin bercanda dengan kakak. Karena itu Seungwoo harus pulang apapun yang terjadi. Ia harus mencari avatar muda itu. Membawanya hidup-hidup pada ayahnya. Membuatnya kembali pada keluarganya. Tak masalah penerus takhta tetaplah kakaknya, asalkan Seungwoo dalam jangkauan ibu dan kakaknya. Seungwoo terlalu menyayangi keduanya. Dua wanita yang paling berharga baginya.
Karena itu, Seungwoo mengikat tubuh Seungyoun yang masih memejam bermeditasi diatas kasur pondoknya. Sebentar lagi Byungchan datang membawa kendaraan menuju negara api. Seungwoo akan segera pulang. Seungwoo akan segera berkumpul dengan ibunya.
Seungwoo selalu bertekad untuk berlomba menemukan Avatar ini dengan kakaknya. Membuktikan bahwa Seungwoo akan pulang ke negerinya. Sedangkan kakaknya bertekad untuk menunjukkan bahwa dia cukup kuat dan pantas untuk menjadi pemimpin pengganti ayahnya.
Seungwoo menatap Seungyoun teduh. Ia tak sangka bisa menangkapnya lebih dulu daripada kakaknya. Seungwoo tersenyum penuh kemenangan sambil menatap langit biru dari jendelanya.
“Terimakasih karena tidak pergi lebih jauh lagi, Avatar. Aku jadi bisa pulang sekarang”
Hening. Tak ada jawaban. Seungwoo menatap langit biru yang tenang. Langit seperti ini , tanah dan keindahan seperti ini adalah favoritnya. Bukan yang merah menyala , pengap karena asap. Seungwoo tersenyum manis menatap dedaunan dan bunga-bunga diluar sana. “Aku tak pernah seberharap ini sebelumnya. Terimakasih atas bantuanmu. Aku sudah rindu pada ibu”
Seungwoo mencondongkan tubuhnya menatapi tattoo pengendali udara milik Seungyoun disekujur tubuhnya. Seungyoun tampan. Sangat. Ia tak menyangka bahwa mangsanya akan serupawan ini. Otot tangannya, otot perutnya , tubuh tinggi tegapnya , Seungwoo cukup memujinya.
Seungyoun memiliki hidung kecil yang mancung. Rambut halus yang lembut dan bulu mata lentik. Tattoo itu sesekali berkilau dibawah terik matahari yang masuk pada celah dinding pondok.
“Terimakasih, karenamu aku memiliki peluang untuk pulang...”
Tubuh Seungwoo tersentak kaget karena Seungyoun menarik dirinya. Ikatan ditangannya terlepas entah sejak kapan. Lalu ia berdiri diatas gulungan udara yang ia ciptakan.
“Jangan lari atau kau akan mati” Seungwoo merentangkan tangannya , menciptakan api diujung tangannya. Seungyoun tertawa kecil lalu mengangguk , “oh negara api. Kenapa kau hanya sendiri?”
“Kau harus ikut aku pulang atau teman-temanmu dalam bahaya” Seungwoo menyemburkan api pada Seungyoun yang langsung ditepis olehnya. Seungyoun mengangkat tangannya balas menyerang dengan element udara miliknya. Mengangkat dan memutar tubuh Seungwoo sebelum akhirnya dihempaskan begitu saja.
Tak menyerah , Seungwoo melemparkan bola-bola api pada Seungyoun dan Seungyoun dengan sigap menghindarinya. Keduanya kini beradu otot. Tangan mereka sibuk memberi serangan dan menangkis. Seungwoo sesekali sengaja membuat tubuhnya panas agar Seungyoun melepaskan tangannya dari tubuhnya.
Seungwoo sekali lagi menggerakkan tangannya menciptakan api menuju Seungyoun, tapi sebelum itu terjadi, Seungyoun sudah menguncinya dengan element tanah yang ia pelajari dari Hangyul.
Tubuh Seungwoo berdiri kaku dihimpit oleh dinding batu yang diciptakannya. Seungyoun menambahkan gelembung air diatas kepalanya , lalu tak segan menyiram tubuh Seungwoo , yang mana menimbulkan asap diatas panasnya tubuh Seungwoo.
Seungyoun tersenyum. Lalu ia berjalan mendekat pada Seungwoo, “penguasaan element apimu bagus juga. Tapi maaf ya, aku harus pergi”
“Jangan beraninya kabur!”
“Aku tidak ada urusan denganmu, pengendali api. Kecuali jika kau mau mengajariku sih..”
Seungwoo bergetar. Harapannya pupus. Ia memang lemah. Ia tak bisa sekalipun mengalahkan siapapun. Ia selalu kalah dan mengalah. Benar kata ayah. Ia terlalu lembek.
“Hoi? Tidak ada yang mau dibicarakan lagi? Aku pergi ya”
Seungyoun berjalan santai menuju pintu sebelum berhenti untuk berbalik memandang lawannya yang kini hanya diam sambil menggigit bibirnya kencang.
Sebentar.
Kenapa rasanya Seungyoun tidak asing dengan orang ini ya?
Jangan-jangan...
“Kau ㅡHan Seungwoo?”
Seungwoo mendongak menatap Seungyoun yang ternyata belum pergi juga. Seungwoo membuang muka sambil mencebik marah.
“Bukan urusanmu. Pergilah. Aku akan menangkapmu lagi lain kali”
Seungyoun terdiam membisu. Han Seungwoonya. Orang yang dulu ia kagumi saat pesta pernikahan di suku air Utara. Han Seungwoo yang membuatnya jatuh cinta hanya dalam sekali pandang.
Seungyoun refleks mendekat dan melepaskan belenggu tanah dari Seungwoo. Seungwoo memekik kaget lalu memandang Seungyoun tak percaya.
“Jangan kasihani aku! Aku akan buktikan suatu saat nanti aku akan menangkapmu dengan kekuatanku sendiri! Mungkin hari ini aku kalah tapi besok , aku akan lebih kuat, kau mengerti?!!” Seungwoo menciptakan dinding api disekitar tubuhnya. Menghalangi Seungyoun yang terus mendekat padanya. Seungyoun segera memadamkannya dengan element air yang ia kuasai dan duduk dikasur yang tadi ia tiduri.
“Senang bertemu lagi denganmu, Seungwoo”
Seungwoo menatap Seungyoun aneh. Apakah Avatar ini gila? Seungwoo jelas-jelas menangkapnya lalu dia berhasil kabur tapi yang ia lakukan adalah kembali lagi pada Seungwoo?
“Kau bilang kau mau pergi? Kau mau menyerahkan diri?”
“Kau sendirian. Jarak ke negara api juga jauh. Selama perjalanan aku bisa saja kabur sesuka hatiku,kan?”
Seungwoo membuang nafas malas lalu terduduk lesu disamping Seungyoun.
Kaki Seungyoun bergerak random . Merasakan emosi kepedihan dari tanah yang ia pijak , digetarkan oleh emosi yang dirasakan Seungwoo .
“Kenapa?”
“Apanya?”
“Kenapa kau kecewa? Apa karena gagal menangkap ku?”
Seungwoo menatap Seungyoun lalu menggeleng. “Aku kecewa pada diriku sendiri . Aku harusnya jadi pangeran negara api , yang harusnya aku kuat dan tak terkalahkan. Tapi aku tak pernah menang bahkan melawan kakak Perempuanku sendiri. Ayah lebih sering membanggakannya daripada aku. Ayah membuangku sepuluh tahun lalu, menciptakan luka yang selamanya aku ingat. Aku hanya ingin pulang. Dan cara satu-satunya pulang adalah membawamu kepada ayah. Tapi melawanmu saja ternyata aku tidak bisa. Aku sudah tidak punya harga diri. Lebih baik kau pergi sebelum Byungchan sampai kemari dan membawamu menuju ayah” Seungwoo membuang muka. Menarik lututnya untuk ia peluk.
“Kau hebat kok. Apimu panas dan membara. Kau juga bisa menciptakannya, tidak hanya mengendalikannya saja. Kau kuat , hanya tinggal diasah sedikit lebih giat lagi”
Seungwoo terkekeh geli. Lalu mendengus. “Menjadi pangeran yang dibuang memang sudah takdirku. Aku akan berhenti dan berjualan buah saja”
“Hey. Aku juga pernah mengalaminya. Merasa lemah dan bodoh. Tidak becus dan tidak berguna. Tapi bukankah kita diciptakan dengan alasan? Aku tidak meminta untuk dipilih menjadi Avatar, tapi alam memilihku. Aku bisa apa selain menerimanya? Aku hanya perlu mengikhlaskannya dan mengikuti kemana hatiku memilih untuk pergi.”
Seungwoo tersenyum. “aku juga tidak minta terlahir sebagai pangeran....”
Seungyoun merengkuh tubuh Seungwoo yang mulai terisak. Sungguh ia hanya ingin pulang. Tapi ia tak pernah bisa menjadi apa yang ayahnya harapkan.
“Kau mau menyerahkan diri tidak?”
“Tentu tidak , Seungwoo”
“Tapi aku ingin pulang...”
Seungyoun tersenyum lalu menangkup rahang Seungwoo lembut. Membubuhinya dengan kecupan manis diatas hidung.
“Kau akan pulang saat tiba saatnya. Dengan atau tanpa membawaku. Kau hanya perlu untuk menjadi lebih kuat , bukan hanya fisik dan penguasaan elementmu. Tapi hatimu juga.”
“Kau benar-benar harus pergi sebelum aku benar-benar menyeretmu ke negara api , Avatar...”
Seungyoun tersenyum , “namaku Cho Seungyoun, Seungwoo. Senang bisa bertemu denganmu lagi”
“Kapan? Aku tidak pernah ingat mengenal Avatar muda sebelumnya”
Seungyoun membaringkan tubuh Seungwoo perlahan dan kembali mengecupnya dengan lembut. “pesta pernikahan di suku air Utara... Aku melihatmu”
Seungwoo menyelami gelap retina mata milik seungyoun diatasnya. Ada getaran hangat favorit Seungwoo yang membuatnya melemah. Ada aura dominan yang menekan jiwanya untuk tidak berontak. Ada perasaan yang menyapa jiwanya , menahan element apinya untuk keluar. Seungwoo dibuat tak berdaya dibawah kungkungan Seungyoun yang kini mengecup tattoo pengendali api miliknya ditulang selangka.
“Aku sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama padamu Seungwoo”
“T-tapi aku pangeran negara api. Aku akan menangkapmu untuk kepentingan pribadi” nadanya bergetar. Ada perasaan takut dan ragu yang entah tercipta darimana.
“Lantas? Aku juga Avatar, yang tidak diizinkan untuk berkeluarga dan terikat dengan siapapun. Bahkan saat orang-orang membungkuk untukku, aku tak diizinkan membungkuk balik. Kau salah satunya yang kelak akan membungkuk untukku Seungwoo. Atau mungkin... Sekarang?”.
Seungyoun tersenyum teduh lalu mengusap bibir delima Seungwoo dengan jempol tangannya. Perlahan melucuti pakaian yang Seungwoo kenakan.
“A-apa yang mau kau lakukan...”
“Membuktikan bahwa aku benar-benar jatuh hati padamu Seungwoo..”
“A-aku tak bilang aku setuju Seungyoun!!” Tubuh Seungwoo mulai memberontak tapi dengan secepat kilat Seungyoun melucuti pakaiannya. Membawa desiran angin yang halus diatas tubuh polos Seungwoo.
“S-seungyoun jangan macam-macam. Lebih baik kau pergi sebelum Byungchan kembali kemarㅡahh”
Seungyoun menyesap leher Seungwoo. Menjilatinya sensual menimbulkan bekas kemerahan disana.
“Mau membuat perjanjian denganku?”
“A-apa?”
“Aku akan mengantarmu pulang, tapi aku harus mengalahkan ayahmu. Ajari aku element apimu, dan kita hidup bahagia bersama?”
“Kau ㅡkau pasti hanya merayuku kan?”
“Aku sudah tertangkap kan? Aku takkan pergi kecuali jika kau menolak. Kau tidak usah susah lagi mencari dan menangkap ku kelak. Karena aku sudah berjanji padamu...”
“L-lalu apa? M-maksudnya sekarang... Apa yang harus aku lakukan?”
Seungyoun tersenyum teduh lalu mencium bibir Seungwoo pelan namun dalam. Membuat Seungwoo yang tak siap meremas ujung baju Seungyoun.
Cukup pelankan suaramu karena ini akan sedikit sakit
Hiyahiyahiya