This is baby for my baby
Special Han Seungwoo's day Ryeonseung / Cho Seungyoun x Han Seungwoo Seungwoo lima tahun adalah suatu kegemasan yang hakiki
ㅡ
Suara tamparan itu begitu kuat. Kencang. Terdengar hingga penjuru ruangan. Menerobos celah dinding dari dalam hingga keluar. Cho Seungyoun hanya bisa nemejam. Meremas ujung kaosnya kencang. Menahan amarah memuncak hingga ubun-ubun.
Ayah Han Seungwoo melakukannya. Dan si bodoh Seungyoun tak bisa berbuat apa-apa. Seungyoun bisa menebak. Tamparan itu berbekas luka kentara diatas kulit putih pucat mulus milik suaminya. Han Seungwoo dengan jalan ceritanya yang malang. Han Seungwoo dengan segala macam hinaan dan cacian bahkan dari ayah kandungnya sendiri.
Dan si bodoh Seungyoun hanya bisa diam..
Seungyoun ingin mengutuk dirinya sendiri. Kenapa? Kenapa peranannya sebagai suami bagai tak berarti?
Bukan. Cho Seungyoun bukan takut pada ayah mertuanya. Bukan takut menjadi pembangkang. Bukan. Itu bukan alasannya.
Cho Seungyoun laki-laki sejati. Tangguh dan kuat. Tapi dia tak bisa jika harus dipisahkan dengan suaminya.
Han Seungwoo. Harta Karun terindah yang ia punya. Seungyoun tak ingin kehilangannya.
..
Suara tangis Seungwoo mengeras. Surainya dijambak dengan dahinya sibuk ditekan oleh ayahnya sendiri. Dicaci maki dengan nada tinggi.
Seungwoo juga tak ingin dilahirkan , terlebih dengan kondisi seperti ini. Ia ingin seperti orang lain. Tapi ia tak mengerti mengapa ia tak bisa.
Ia tak mengerti apa yang berbeda dari dirinya selain tinggi badannya yang sangat kontras jika dibandingkan teman bermainnya. Dongpyo buktinya. Bocah itu hanya setinggi pinggang Seungwoo. Seungwoo tak mengerti mengapa sejak lama, ayahnya sangat membencinya.
Ia membaca dongeng Cinderella. Cinderella bertemu ibu tiri yang sangat kejam, lalu menikah dengan pangeran dan mereka hidup bahagia bahkan bersama ibu tirinya yang telah menyesali perbuatannya.
Tapi Seungwoo berbeda dengan Cinderella. Ia tak menikahi pangeran. Seungyoun datang karena paksaan.
Malam ini. Saat Seungwoo meminta apa yang ia inginkan , pertama kali ayahnya murka setelah empat tahun belakangan.
'jangan menambah beban Seungyoun! Dasar anak tidak berguna!'
'jangan membuatnya pusing! Jaga sikapmu'
Memangnya kenapa? Apa yang salah ?
...
Seungwoo menangis kencang sekali. Seungyoun memeluknya erat. Mengelus punggungnya naik turun dengan lembut. Mengecup pipi tembamnya lama. Hati Seungyoun tentunya menjerit sakit. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.
..
Malam itu Seungwoo bertemu dengan wooseok dan jinhyuk. Salah satu kolega keluarganya . Wooseok menggendong bayi mungil yang sangat menggemaskan. Seungwoo menyukainya.
“Pinjam”
Katanya. Matanya menatap lurus pada kornea mata Wooseok, membuat Wooseok sedikit bingung meskipun masih memaksakan senyum.
“Pinjam apa?”
“Bayi. Pinjam bayi”
Seungyoun mengaduh, meminta maaf pada Wooseok dan Jinhyuk lalu mengusap tangan Seungwoo pelan.
“Pinjam bayi. Seungwoo suka bayi” katanya lagi. Seungyoun menggeleng, menyuruh Wooseok untuk tetap menggendong Jinwoonya. Tapi Wooseok gemas. Hingga akhirnya tangan Wooseok membimbing Seungwoo menggendong jagoannya.
Seungwoo memang menggendongnya dengan kaku, matanya menatap gemas pada bayi digendongannya.
“Seungwoo suka bayi”
“Namanya Jinwoo. Seungwoo suka?”
“Suka. Seungwoo suka Jinwoo. Suka bayi” lalu tertawa gemas. Menciumi pipi dan kening Jinwoo sayang. Hati mereka semua menghangat. Menatap bagaimana Seungwoo berlaku lembut pada anak kecil.
“Kenapa gak kasih saja Youn? Adopsi, mungkin?”
Seungyoun menaruh tehnya lalu tersenyum kecil, “bukan masalah Seungwoonya atau akunya. Masalahnya, ini agak berat dan serius. Lagipula , aku tak apa..”
“Kau takut?”
“Ya tentu”
“Pada ayah mertuamu.. atau tahtamu?” Wooseok menatap tajam lawan bicara didepannya. Wajahnya sudah tidak bersahabat. Ia tak main-main.
“Kau tak mengerti..”
“Kau takut kau akan kehilangan semuanya.. aku tahu dirimu, Seungyoun!” Ujarnya lagi. Seungyoun balas menatap tajam Wooseok.
“Tidak. Aku tidak masalah jika harus kembali ke rumah kecilku. Aku tidak masalah jika harus kembali pada posisi lamaku. Hanya saja, masalahnya akan sangat besar jika aku berpisah dengan Seungwoo. Aku tak bisa. Aku tak mau kehilangannya. Aku mencintainya dan kalian tidak mengerti keadaannya. Mengadopsi anak bukan hal mudah..”
Lalu keduanya membuang muka. Enggan menatap Seungyoun yang kini berderai air mata.
Iya. malam itu, adalah malam yang mengantarkan alasan mengapa ayahnya begitu murka.
Seungwoo ingin bayi. Sama seperti Jinwoo.
ㅡ
Seungyoun mengusap bekas tamparan keras ayahnya diatas kulit pipi Seungwoonya. Merah sekali. Berbekas sedikit lecet disana. Seungyoun menciuminya lagi. Membiarkan Seungwoo yang tengah memeluknya makin erat memeluknya.
“Seungwoo appo hiks hiks huwaaaaaa” sesekali seungwoo menjerit disela tangisannya.
Iya. Seungyoun juga sakit.
ㅡ
Dua jam. Dua jam yang sangat panjang. Dua jam yang sangat melelahkan. Seungyoun kini tengah memeluk Seungwoo yang duduk dipangkuannya sayang. Mengecup ujung kepalanya lembut dan mengusap Surai hitam legamnya.
“Seungyounie.. anak idiot seperti Seungwoo tidak boleh punya bayi?,” Suaranya masih serak. Tenggorokannya bengkak sebab terlalu lama menangis.
Seungyoun meringis kecil lalu menggeleng. “Jangan diteruskan ya? Seungwoo bobo aja yuk”
“Seungwoo suka bayi. Seungwoo bisa main sama bayi. Dongpyo sama Seungwoo sudah lama... Ayah tidak percaya” ujarnya lirih.
Seungyoun mengangguk pelan. Menggenggam tangan Seungwoo memberikan kehangatan.
“Seungwoo promises not to be naughty.. i'm pomish Seungyounie”
“Bukan Seungwoo yang nakal. Tapi kita memang belum bisa. Tunggu sebentar lagi,bisa kan?”
Seungwoo menengadah, menatap Seungyoun yang tengah tersenyum teduh. Seungwoo menyapukan telunjuknya diatas bibir Seungyoun lalu mengangguk kencang.
“Seungwoo akan menunggu”ujarnya bahagia.
Bagaimana ini?