this is baby for my baby

Spesial Han Seungwoo's day 마지막 부분 / Part 3 (ending) Ryeonseung / Cho Seungyoun X Han Seungwoo

Seungwoo lima tahun adalah kegemesan yang hakiki

ㅡ Hope you guys like it! Maaf kalau kurang manis, aku pusing wkwkwk ㅡ

Seperti yang jinhyuk katakan. Empat hari lagi adalah Ulangtahun Han Seungwoo. Suaminya. Ia bingung. Karena tiap tahun , ya sebelum keduanya saling mencintai seperti ini, Seungyoun hanya berlaku pasif di setiap acara ulangtahun yang kakak-kakak Seungwoo adakan.

Seungyoun sekarang ingin berubah. Ingin membuat hari itu adalah hari paling bersejarah.

Seungyoun ingin memperbaiki segalanya. Pernikahan mereka memang tidak berawal dari cinta, tapi ia berjanji akan menghujani seunoonya dengan cinta.

Pasca bertengkar dengan ayah mertuanya, tuan Han pergi dari rumah mereka. Tuan Han sepertinya murka karena di kantor juga enggan bertegur sapa dengannya. Ya tidak apa-apa. Tidak rugi juga di dia. Karena itu, tiga hari sebelum ulangtahun kesayangannya, Seungyoun sibuk mengurus dekorasi dan katering bersama kedua kakak iparnya. Ibunya berpartisipasi dalam pembuatan kue dan eskrim , ayahnya mengurus dekor.

Seungwoo sendiri tidak terlalu suka pesta-pesta seperti itu, kecuali jika ada eskrim dan kue tartnya sih. Lahir dari keluarga konglomerat tak memberi pengaruh banyak pada Seungwoo yang beberapa kali diajak ke pesta acara-acara kolega seperti itu.

..

Seungwoo tengah berdiri didepan cermin. Ia sudah mandi dan rapi. Dia juga sudah pakai bedak dan minyak kayu putih sesuai anjuran Seungyoun. Ia tengah berdiri. Diam. Benar-benar diam. Tak melakukan apapun kecuali menunggu.

Seungwoo memang begitu. Ia akan duduk atau berdiri dekat pintu sampai bibi Lim atau Seungyoun memanggilnya untuk sarapan. Atau menjemputnya.

Seungwoo sudah mau sarapan dan makan malam seperti biasanya karena ayahnya sudah pulang. Seungwoo sebenarnya masih takut. Dia juga lebih banyak diam dan pasif pada Seungyoun. Takut dia akan salah bertindak hingga membuat ayahnya marah. Tapi bibi Lim bilang ia tidak usah khawatir. Maka Seungwoo belajar untuk tidak khawatir. Tapi ia tetap takut. Tak ada kenangan indah tentangnya dan ayah. Setidaknya mungkin dulu pernah ada tapi Seungwoo sudah lupa.

“Seunoo-ya.. ayo makan sayang” suara Seungyounie. Alarm di kepala Seungwoo berbunyi. Maka secepat kilat ia berjalan menuju ruang makan, menyusul bibi Lim dan Seungyoun disana.

“Seunoo-ya?” Kepala Seungyoun melongok sedikit memastikan bahwa Seungwoo benar-benar mendengarnya. Lalu tak lama terdengar suara ribut langkah kaki yang mendekat.

“Aigoo Seungwoonya wangi banget” godanya. Seungyoun buru-buru merentangkan kedua tangannya, menyambut kedatangan Seungwoo dengan pelukan, lalu membubuhkan satu kecupan manis diatas dahi Seungwoo. Lalu Seungwoo hanya akan merengek malu. Semburat merah disana, menyapa pipi hingga telinga.

“Seunoo kiss”

Seungyoun tertawa kecil, sedetik kemudian mengecup pipi, dahi, hidung dan bibir Seungwoo gemas. “Ayo mam. Bibi memasak nugget ayam kesukaan Seunoo. Seunoo suka?”

“Nugget Seunoo nugget”

“Seunoo cuci tangan dulu ya, biar Seungyounie siapkan susunya. Mau coklat atau vanilla?”

“Madu”

Dan Seungyoun tertawa gemas, “baiklah. Rasa madu untuk Seungwooku. Cuci tangan ya, lalu duduk. Mengerti?”

Seungwoo mengangguk malu-malu lalu melakukan apa yang Seungyoun interupsikan. Seungyoun yakin, Seungwoo tidak idiot, dia pintar. Seungyoun bilang, Seungwoo istimewa. Karena memang begitu ia tercipta. Tuhan menciptakannya dengan mood baik yang sempurna.

Seungwoo tengah menggambar. Ia ikut ke kantor Seungyoun hari ini. Kebetulan setiap Selasa , bibi Lim akan pulang ke rumahnya lalu kembali esoknya. Seungyoun tidak keberatan. Karena Seungwoo anak baik yang penurut.

Seungwoo masih serius. Dengan alis menukik dan tangan menggenggam crayon, ia sibuk dengan dunianya. Seungwoo terlihat manis, makanya Seungyoun gemas.

“Seunoo-ya...”

Tidak ada jawaban. Seungwoo serius. Dia hanya fokus pada crayon dan kertasnya.

“Seunoo suka kucing atau anjing?”

Telinga Seungwoo berdenging, menangkap nama-nama hewan lucu kesukaannya. Kepalanya menegak menatap Seungyoun serius. Lalu dahinya berkerut tanda berpikir. Seungyoun tertawa lagi, Seungwoonya memang menggemaskan.

“Kucing atau anjing sayang?”

“Kucing! Kucing bagus kucing gemuk. Garfield”

“Mau pelihara tidak? Nanti bisa diajak main”

Seungwoo segera berlari kearah Seungyoun, mendudukkan dirinya diatas paha suaminya lalu menangkup rahang suaminya yang tegas itu. Mata mereka saling menatap, Seungwoo menatapnya serius.

“Mau tidak?”

“Seunoo boleh?”

“Hm boleh. Mau? Kucing kan? Beli yuk”

“Beli? Beli seperti es krim?” Seungwoo tidak tahu kalau hewan bisa dibeli. Ia tidak tahu kalau kucing bisa dibeli seperti es krim.

“Iya. Kita beli sekarang yuk? Seunoo boleh pilih yang Seunoo suka”

Lantas Seungwoo mengangguk antusias sambil tertawa dan bertepuk tangan. Seungyoun ikut tertawa melihat suaminya antusias seperti ini,lalu dipeluknya gemas tubuh seseorang yang sedang duduk diatas pahanya itu. Dielus lembut belakang kepalanya sambil dibisikan kata cinta.

Seungyoun sudah sangat menyayangi Seungwoonya.

Sesampainya di pet shop, Seungwoo bersembunyi dibelakang tubuh Seungyoun karena malu dan risih akan tatapan pengunjung dan karyawan disana yang bahkan tidak punya niat jahat padanya. Seungwoo dan Seungyoun dituntun untuk menuju ke tempat dimana kucing-kucing itu menunggu.

Seungwoo mengedarkan pandangannya ke sekeliling, memperhatikan satu persatu kucing disana. Seungyoun asyik menyapa kucing-kucing gembul itu sambil bertanya-tanya seputaran tentangnya.

Mata Seungwoo berhenti disitu. Kucing yang terlihat tertidur diantara teman-temannya yang aktif bermain. Bulunya oranye dan putih , tubuhnya gempal , Seungwoo mengukir senyum manis. Tangannya meremas ujung jaketnya lalu tertawa kecil..

“Sudah ketemu yang Seunoo mau?”

Seungwoo mengangguk antusias lalu menunduk kucing itu malu-malu, “Garfield”

Seungyoun tertawa lalu mengecup dahi Seungwoo sayang, “Tolong yang itu bawa pulang, sekalian kandang, pet cargo, makanan, susu dan vitaminnya juga ya”

Seungyoun tertawa kecil sambil menyetir. Disampingnya Seungwoo duduk diam , kaku sambil menggendong kucing oranye itu. Seungwoo hanya menatapinya lalu tertawa. Kucing itu tampak tak terganggu tidurnya , menguselkan kepalanya pada dada Seungwoo dan menyamankan tidurnya.

“Seunoo kenapa kucingnya tidak dielus?”

“Kenapa?” Mata Seunoo menatap Seungyoun dengan dahi berkerut tanda bingung dan berpikir.

“Elus aja kucingnya. Itu tanda sayang” katanya.

Seungyoun mencontohkan bagaimana dia mengusap helaian bulu kucing itu hingga membuat si kucing oranye mendengkur nyaman.

“Nah, kalau sayang.. dielus aja”

Seungyoun tersenyum menatap kucing yang akan menjadi teman bermain Seungwoo itu, sampai gerakannya terhenti. Seungyoun bisa merasakan pipinya memanas dan perasaan bahagia bergejolak didalam perut dan hatinya.

Han Seungwoo, dengan kaku dan terbata-bata mengelus surainya lembut, lalu tersenyum.

“Seunoo.. k-kenapa?”

“Sayang. Dielus”

Dan setelah mengatakan itu, Seungwoo tertawa renyah.

Astaga. Seungyoun benar-benar mencintainya.