𝙄𝙩𝙪 𝙟𝙖𝙨 𝙝𝙪𝙟𝙖𝙣, 𝙠𝙖𝙠Catseun/ Kim Wooseok x Han Seungwoo Fluffy gely gely gimana getoh
ă…ˇ
“Kak Wooseok cepetan dong!” Suara Dongpyo menggema dilorong sekolah. Tangannya sibuk mengoperasikan ponsel sambil mencebik karena tak sabar menunggu.
Hari ini hari Sabtu , Dongpyo dan anggota club mendaki yang lain akan pergi mendaki ke bukit yang ada di selatan desa tempat lahirnya. Bukit itu cukup tinggi karenanya pemandangan sunrise dan sunsetnya akan terlihat sangat indah. Belum lagi kau bisa melihat gemerlap lampu lampu dari atas sana. Jangan lupakan bintang dan bulan purnama yang menghiasi langit malamnya.
Sebulan sebelum keberangkatan semuanya sibuk. Mengurus perizinan dan peralatan. Mereka yang terdiri dari 12 orang (termasuk 2 guru pendamping) akhirnya memutuskan untuk mulai mendaki pagi ini. Tapi ketua clubnya malah lama sekali . Entah apa persiapan yang kurang , tapi Dongpyo tahu sudah satu jam Wooseok tidak kunjung keluar dari ruang peralatan mereka.
“Kak Wooseok sedang apa sih ?” Tanya Junho. Dongpyo menggeleng lalu beralih menyusul Wooseok yang belum keluar juga.
ă…ˇ
“Maaf ya Seok. Aku beneran lupa ga bawa kompas”
“Ya gapapa kak , kalau gak salah sih emang ada disini tapi kok gak ada ya?”
Jadi sudah satu jam lamanya Wooseok dan Seungwoo mendekam didalam ruang peralatan adalah untuk mencari kompas. Kompas itu cukup penting untuk perjalanan mereka meskipun istilahnya hanya menaiki bukit, tapi keamanan dan keselamatan tetap nomor satu. Tidak boleh tersesat atau hilang arah.
Wooseok menggeledah isi lemari dan laci meja yang ada disana tapi tak jua menemukan kompas yang mereka maksud. Tapi dipikir-pikir, tidak rugi juga sih. Toh jadi bisa lama-lama sama kesayangannya.
Hehe iya, Wooseok itu pacarnya Seungwoo. Dua-duanya sama-sama anak IPA yang punya hobi mendaki makanya mereka berdua masuk club pecinta alam begini. Wooseok anak akselerasi pindahan yang dengan kurang ajarnya membuat Seungwoo setiap malam memikirkan wajahnya. Tampan dan cantik disaat bersamaan. Tubuhnya kecil jauh lebih kecil dari Seungwoo. Tapi auranya kuat. Seungwoo suka . Jiwa pemimpin Wooseok sangat menonjol , makanya ia terpilih jadi ketua club, bersama Cho Seungyoun si urakan dari IPS.
“Wooseok ketemu! Ini Kompasnya” katanya girang. Seungwoo tertawa gemas sambil menyerahkan Kompas itu pada kekasihnya. Wooseok ikut tersenyum manis lalu mengusak rambut Seungwoo gemas, “terimakasih kakak. Ayo kita pergi. Anak-anak pasti sudah menunggu”
Lalu dengan santainya mereka berjalan menuju koridor tempat anak-anak yang lain menunggu.
ă…ˇ
“Nah! Kak Wooseok kemana aja sih lama banget!” Sesampainya mereka disana Seungwoo dan Wooseok mendapatkan protes dan pekikan tak suka dari anak-anak karena sudah menunggu cukup lama. Keduanya hanya tersenyum canggung sambil minta maaf.
“Mojok lu?” Tanya Seungyoun pada Seungwoo yang berhadiahkan death glare dari si ketua club. Seungyoun hanya nyengir lucu sambil meminta maaf.
ă…ˇ
Hari sudah siang, mereka juga sudah mulai mendaki. Cuacanya sangat bagus. Pemandangan bukitnya juga bagus. Hutannya masih hijau dan lebat , banyak tanaman obat dan hias yang mempercantik keadaan. Beberapa kesempatan , mereka bertemu dengan hewan-hewan menggemaskan seperti kancil dan kelinci hutan. Seungwoo menggenggam tali tasnya sambil berjalan. Disampingnya ada Jinhyuk dan Dongpyo yang asyik memotret keindahan alam.
“Aku gak sangka bukit ini bakalan indah banget kayak gini. Dibawah soalnya keliatan gak keurus gitu , kesannya kayak tempat mesum. Tapi makin naik kesini makin bagus gitu pemandangannya” Wooseok tersenyum mendengar penuturan Eunsang yang dari tadi tak hentinya memuji keindahan alam.
“Kak Wooseok nyampe puncaknya kapan sih? Dodo udah pegel” si bungsu akhirnya merengek, pasalnya sudah hampir dua jam mereka mendaki. “Kalau gak salah perkiraan sih sebentar lagi Do. Minum aja dulu. Nanti diatas sana langsung bikin tenda dan Dodo sudah boleh makan disana”
Mendengar kata makan Dohyon yang daritadi menyebut dirinya Dodo , akhirnya melajukan kakinya lebih kencang dan semangat untuk mendaki. Karena Dohyon tahu akan ada buah manis yang dipetik dari kesabaran, katanya.
“Wooseok bagi minum dong” “Minum lu aja” “Habis elah..” “Jatah Hangyul itu tau gue , terus lu sengaja minum punya gue biar punya gue habis punya lu masih utuh”
Seungyoun hanya tertawa kikuk karena Wooseok tahu triknya. Ya gimana ya , Seungyoun sayang sih sama pacar galaknya , makanya dia mau banget bisa diandalkan sama Hangyul, kasus kecilnya kalau minum Hangyul udah habis seenggaknya punya dia masih utuh, semuanya untuk pacar galak kesayangannya.
“Minum punyaku aja” Seungwoo menyodorkan botol minumnya , lalu Seungyoun meminumnya rakus setelah berterimakasih.
“Jangan kebaikan kak kalau jadi orang” cibir Wooseok, Seungwoo tersenyum manis lalu mengecup pipi Wooseoknya singkat, “Jangan cemburuan gitu ah”
ă…ˇ
Sesampainya dipuncak , mereka langsung sibuk memasang tenda dan api unggun. Semuanya bergotong-royong saling bahu membahu membantu teman-temannya.
Seungwoo lantas mengeluarkan panci dan alat memasak lainnya. Lalu dengan cekatan membuat air dan memasak mie untuk makan malam mereka. Disebelah sana ada Jinhyuk dan Hangyul yang mulai membakar jagung dan sosis. Sedangkan anak-anak yang lain sibuk mengambil foto dan beristirahat.
“Kak kayaknya kamu ketinggalan handuk deh” Wooseok mengambil duduk di samping Seungwoo lalu menyodorkan satu botol minuman isotonik padanya.
“Enggak. Aku titip di tas jinhyuk soalnya punyaku tadi keisi celana punya Seungyoun”
“Yakin ? Gak ada yang ketinggalan kan selain kompas?”
Seungwoo tertawa gemas. Kekasihnya ini memang sedetail itu. Tubuh Seungwoo merengsek masuk kedalam pelukan Wooseok lalu menggumam kecil, “gausah khawatir” katanya. Ya Wooseok bisa apa selain percaya?
ă…ˇ
Malamnya, kegiatan masing-masing dilakukan . Ada yang sibuk melihat bintang bintang, ada yang sibuk dengan gitar , ada yang makan, ada yang tidur duluan , ada juga yang pacaran. Ya kayak sekarang ini, Seungyoun Hangyul, Wooseok Seungwoo , Minhee dan Dongpyo juga. Mereka bertiga sibuk dengan cara mereka masing-masing berbagi kasih sayang. Seungwoo dan Wooseok bersandar disalah satu pohon sambil melihat bintang-bintang. Suasana malam dengan backsound suara jangkrik dan petikan gitar Jinhyuk membuat malam mereka semakin hangat.
Wooseok menggenggam tangan Seungwoo yang bersandar di bahunya , memeluk perutnya dengan sebelah tangan.
“Apa gak bisa kuliah disini aja Seok?”
Iya. Seungwoo lagi galau soalnya mau ditinggal Wooseok kuliah di luar kota. Wooseok benar-benar ingin menjadi dokter spesialis bedah . Karena itu , kuliah di universitas kenamaan adalah mimpinya . Lulus sekolah nanti, ia sudah bertekad masuk kesana. Apapun caranya. Tapi Seungwoo sangat tidak ingin ditinggal. Dan Seungwoo sendiri tidak bisa ikut Wooseok kuliah disana. Disini ia hanya tinggal dengan kakek neneknya karena orangtuanya juga merantau. Karena itu Seungwoo tidak bisa meninggalkan keduanya begitu saja. Tapi ia juga tak ingin ditinggalkan Wooseoknya. Ia tak bisa membayangkan bagaimana rasanya terpisah jarak dan menelan pil pahit bernama rindu tak berujung itu.
“Ya mau gimana lagi kak, kuliah disana juga cita-citaku.”
“Kampus disini juga kan sama bagus Seok..”
“Tapi gak ada jurusan kedokterannya kak. Tetap harus keluar”
“Ya berarti gak usah jadi dokter” ketusnya. Wooseok tertawa geli lalu mencubit pipi Seungwoo gemas , “tidur gih. Udah larut malem nanti masuk angin. Aku janji kalau disana gak lolos , aku kuliah disini deh”
“Janji ya?”
“Kalau gak lolos lho kak”
“Yang penting janji dulu!!”
Wooseok mengaitkan kelingkingnya bersama kelingking Seungwoo lalu mengecup ujung hidungnya sayang , “janji dong. Soulmate gak akan ingkar janji.”
Seungwoo merengek kecil lalu bangun dari pembaringannya , memilih mengeratkan jaketnya dan mulai masuk kedalam tenda untuk tidur. Begitu juga Wooseok. Ia gak ada niat gadang. Biarlah jinhyuk dan Seungyoun saja yang urus semuanya.
ă…ˇ
Wooseok menutup buku diarynya lalu mematikan penerangan dari senter yang dipasang oleh Dongpyo dan Eunsang. Ia membaringkan tubuhnya didalam sleeping bagnya lalu mulai menutup mata.
Jangan jadi dokter ya?
Sebenarnya Wooseok tidak tahu harus jadi apa kalau bukan jadi dokter. Karena itu ia sangat sangat ingin mewujudkan cita-citanya jadi dokter. Seungwoo yang rewel hanya awal perjalanannya agar tidak goyah. Lama kelamaan Seungwoo pasti mengerti.
Karena setiap hari , Seungwoo juga selalu bercerita dengan semangat bahwa ia ingin melihat Wooseok dalam balutan snelli ă…ˇkhas seorang dokter. Wooseok tersenyum sambil menghela nafas. Ia berjanji akan cepat pulang lalu menggenggam tangan Seungwoo dan bilang bahwa ia akhirnya menjadi dokter seperti yang keduanya impikan.
“Eh eh eh”
Wooseok sedikit tersentak kala sebuah tangan mulai memeluk perutnya dan ia bisa merasakan seseorang masuk kedalam sleeping bag miliknya.
“Aku tidur disini”
“Lho kenapa kak?”
“Aku kira ini sleeping bag” Seungwoo mencebik sambil melempar sebuah tas berukuran sedang ke penjuru tenda , lalu Wooseok mengeluarkan isi tas tersebut sambil tertawa geli.
“Aku kan udah bilang, aku kira itu sleeping bag . Jangan tertawa lagi!!!”
“Astaga kak , ini jas hujan?!”
“Makanya aku tidur disini” serunya sebal. Lalu ia menutup matanya erat tak ingin melihat Wooseok yang masih tertawa mengejeknya.
“Astaga pacar siapa sih ini menggemaskan sekali” akhirnya Wooseok membaringkan tubuhnya , memeluk tubuh Seungwoo yang merengsek masuk dengan erat , mengusap punggungnya dan menyanyikan lullaby baginya.
Ya. Beginilah jadinya kalau Wooseok memacari bayi besar kesayangan semua orang.