Meiri

『𝐃𝐮𝐬𝐤 𝐭𝐢𝐥𝐥 𝐝𝐚𝐰𝐧』

A Shinwei 🔞 oneshoot!

Tw : explicit content , public s33x , handj00b , fingerin9 , ddadda style , dan yang begitu-begitu lah intinya

NSFW Imagine Lee jinhyuk and Kim Wooseok sitting at a table in a public place. They play a game, unknown to the people around them, in which Kim Wooseok gradually moves their hand up Lee jinhyuk's leg under the table. The game is to see how close Lee jinhyuk can let Kim Wooseok's hand get to there between their thighs before they chicken out and stop them.

[ Happy birthday dulu buat mas ganteng Lee Jinyeok kesayangan Meiri🍑 ]

Ini kali pertama Meiri nulis lagi setelah sekian lama vacuum cleaner /ggg. AND THIS IS THE FIRST TIME MEIRI NULIS SHINWEI!! SEMOGA TIDAK GAGAL!!! Jangan berekspektasi tinggi, karena sejatinya meiri gak pernah nulis kotor dengan typing hiperbola atau typing lain yang indah-indah.

(Aduh banyak bacot)

“selamat ulangtahun sayang...”

Wei. Lee jinhyuk hanya mendecih dengan handphonenya yang masih setia digenggaman tangannya. Jinhyuk merotasikan matanya malas. Persetan dengan Kim Wooseok dan segala kesibukannya debute solo. “Sayang? Kau masih disana kan?”

“Hanya itu Seok? Yang benar saja..”

“Aku masih ada jadwalㅡ”

“Ya sudah sana pacaran dengan jadwalmu!”

Lalu pria mungil dengan mata indah itu tertawa diseberang sana. Jinhyuk memang pria paling gemas saat merajuk.

“Baiklah mari bertemu malam ini”

Lalu Jinhyuk tersenyum lebar. Punggungnya menegak excited , “ok. Kapan? Dimana?”

“Jam 9 di cafe favorit kita? Sounds good?”

“Nah itu baru kekasihku. Call! Kita ketemu disana! Jangan ajak ddadda atau manager Hyung! Awas saja kau”

Wooseok tertawa lagi sambil mengangguk, padahal Jinhyuk disana tidak akan melihat. “Baiklah Mr.Olaf , sampai jumpa nanti malam. Bye..”

“Sayang Jinhyuknya mana??!!!” Sungutnya. Lalu Wooseok tertawa lebih kencang, “Sayang Lee Jinhyuk~”

“Sayang Wooshin banyak-banyak” balasnya sambil memutus sambungan telfon.

Hari ini adalah hari bahagia untuk Wei, atau Lee Jinhyuk, begitu orang-orang mengenalnya. Tanggal 8 Juni adalah hari ulangtahunnya. Sejak tengah malam hingga hari ini Handphonenya ribut oleh notifikasi dari berbagai platform. Ribuan ucapan selamat dan doa-doa tulus dari penggemar dan rekan-rekan saling bersautan. Belum lagi ucapan selamat dari keluarga tercinta. Hari ini adalah hari yang paling bahagia untuknya. Merayakan ulangtahun dengan mengadakan siaran langsung yang ditonton para penggemar, memotong kue dan meniup lilin. Semua orang menyayanginya. Mencintainya . Mendukungnya di setiap langkah yang ia ambil.

Dan hari ini adalah hari yang membahagiakan baginya. Sejak lima bulan terakhir, rasa-rasanya sulit sekali untuk berjumpa dengan kekasihnya. Keduanya sama-sama idol , schedule yang padat , waktu libur yang bertentangan , dorm yang terpisah , memupuk rindu yang mendalam direlung jiwanya. Kim Wooseok. Wooshin. Atau kak Useok ㅡbegitu anak-anak Produce memanggilnya. Jinhyuk sendiri sudah cukup lama menjalin hubungan dengan Wooseok, sejak masih di Up10tions , keduanya memang sudah mengikat tali kasih. Jinhyuk sudah cukup sabar saat harus berpisah dengan Wooseok setelah Final acara survival itu, eh malah harus dipisahkan lagi karena keduanya berakhir berkarir solo.

Dibelakang layar, mereka hanya bisa mengabari lewat telfon , Jinhyuk yang debut menjadi aktor, kehabisan banyak waktu untuk sekedar bertukar cerita dengan Wooseok. Setelah drama Jinhyuk berakhir, giliran Wooseok yang menjadi aktor. “Kapan bertemunya!!??” Selalu itu yang ia keluhkan.

Tapi jika dipikir kembali, karena jarang bertemu, sekalinya mereka bertemu, rasanya jadi sangat berharga. Tiap detik saling mendekap. Tiap menit saling memagut. Tiap jam saling mencumbu. Detik demi detik terasa amat berharga.

Spesial ulangtahun Song Yubean, dan aku mencoba mengonten lagi biar tangan gak kaku-kaku amat

Gëzuar ditëlindjen (Selamat ulangtahun) dalam bahasa Albania

Story ngadi-ngadi ini base on AU Bali!! (Duh jadi kangen)

Sebut saja namanya Hangyul. Anak rantau yang lagi kuliah di 3saqti. Anak kebanggan ibu bapak dikampung yang akhir tahun lalu ngabisin waktu di Bali bareng konco-konco kntlnya. Yang dibikin kurang waras gara-gara si skubidubidu, yang bikin dia balik lagi ke Bali jeda sebulan dari agenda akhir tahunnya.

Dan sebut saja namanya Lee Hangyul yang sekarang sudah fix berpacaran dengan Song Yuvin.

Balik-balik dari Bali waktu itu, dia dapetin seringaian ga jelas dari Seungyoun sama Kookheon. Seungyoun ketawa paling kenceng sambil mukulin lututnya. Kookheon geleng-geleng. Gak habis pikir sama ini bocah satu yang denialnya kelewat tinggi. Habis Hangyul digodain seminggu penuh sama mereka. Belum lagi di grup chat Midam Wooseok Seungwoo Jinhyuk juga rame cie-ciein.

Malu. Bukan malu karena dia pacaran Yuvin yang mukanya gak kalah jamet dari Seungyoun, bukan.

Malu karena sadar dari awal dia udah nolak mentah-mentah perasaan Yuvin . Taunya malah dia yang kena Boomerang. Kalau kata Kookheon dia bucin tolol. Bucinnya sih gak seberapa. Tapi tololnya luar biasa.

Hangyul malu. Kalau digodain kayak gitu sewajah-wajah bakalan merah. Abisnya semua yang dilontarkan abang-abang setannya tuh bener. Yang dia denial lah, dia bego lah, dia so so ga mau lah. Makanya Hangyul malu.

Tapi untung Yuvin tuh orangnya santuy nyerempet bego juga. Jadi Hangyul gak terlalu khawatir atau was-was kalau Yuvin bakalan mikir aneh-aneh, terlebih kalau mikir Hangyul malu gara-gara pacaran sama dia. Untungnya otak Yuvin gak sampe kesana.

Dan sialnya, sebut saja namanya Lee Hangyul. Mahasiswa rantau yang gak bisa pulang meskipun udah harus kuliah online, yang lagi dapat transferan telat dari ibunya dikampung, dan diharuskan menghadapi hari ulangtahun pacarnya. Song yuvin.

Meskipun Yuvin bego dan mesum, Hangyul kan sayang ya. Meskipun dia suka malu-malu gitu kalau ngaku tentang perasaannya.

Hangyul udah uring-uringan sejak tiga hari lalu. Dia bingung mau kasih apa. Kalau dulu waktu sama Sihoon sih, Hangyul bakalan sigap bawa dia ke tempat makan favorit mereka berdua, terus kadonya jam tangan. Ditambah bunga dan coklat. Sihoon suka banget koleksi Jam tangan. Jadi setiap tahun, eh gak. Tiga tahun pacaran sama Hangyul, tiga kali ulangtahun, tiga kali dapet jam tangan.

Nah kalau Yuvin?

Apa yang layak buat dikasih ke dia sebagai kado??

Seungyoun bakalan jadi orang yang pertama kali noyor kepala Hangyul. Habisnya Hangyul kayak anak perawan salah potong poni. Gelisah banget hidupnya kayak gak ada hari esok gitu. “Ketimbang masalah kado doang ribet lu”

Katanya.

Tapi bagi Hangyul ini bukan masalah kado doang. Setidaknya Hangyul mau tunjukin ke Yuvin di hari ulangtahun nya, kalau Hangyul juga gak mau lagi mainin perasaan Yuvin. Hangyul gak mau bikin Yuvin berjuang sendirian doang. Gak mau lagi bikin Yuvin mikir cintanya bertepuk sebelah tangan terus. Makanya Hangyul mau nunjukin ke Yuvin , sekalian bilang makasih juga karena Yuvin udah tulus sama dia selama ini.

Makanya, pas kebetulan lagi pada kumpul buat makan, Hangyul coba tanya-tanya dikit soal kado-kadoan ini ke orang yang tentunya bisa ditanya. Kayak Seungwoo , Wooseok atau Midam.

“Jaket aja. Yuvin kayaknya suka tuh pake jaket-jaket gitu” usul Midam.

“Ya elah Dam. Tukang ojek juga pake jaket kali” celetuk Seungyoun enteng sambil ngunyah richeese level tiga.

Seungwoo nyubit perut Seungyoun agak kenceng biar anaknya gak usah ngerecokin orang terus.

“Kalau sepatu aja gimana Gyul? Enak tuh bisa dipake apa aja.. dipake buat jalan kek kuliah kek bisa juga dipake ngedate” kali ini Wooseok yang mengusulkan.

“Ah elah kuliah online aja gak tahu sampe kapan!” Kali ini lagi-lagi Seungyoun nyinyir. Kek emak-emak lambe tutah emang mulutnya ㅡbatin Hangyul.

“Ya udah Gyul apa aja yang kamu mau kasih, kasih aja. Toh Yuvin bukan butuh kado atau kuenya buat ulangtahunnya, tapi butuh kamunya...” Balas Seungwoo sambil ngacungin jempol.

Bener juga. Ulangtahun Seungwoo kan si Seungyoun dengan bodohnya gak inget, gak tahu, gak ada dan berakhir gowjekin barang-barang dan makanan-makanan aneh ke rumahnya.

Hangyul mulai mikir. Gimana caranya bikin hari ulangtahun Yuvin besok agak berkesan karena kehadiran dia.

Maka siang siang setelah makan richeese itu, Hangyul melipir ke distro langganannya. Mengantongi satu sweater berwarna hitam dan berakhir di toko kue. Memesan satu tart bertuliskan selamat ulang tahun skubidubidu hari itu juga.

Hangyul deg-degan banget. Dia takut Yuvin gak suka sama sweater yang dia pilih, atau bahkan dia ga suka kue yang Hangyul pesankan. Atau jangan-jangan Yuvin gak suka rayain ulangtahun????!!!!!!

Pusing. Hangyul pusing. Dia uring-uringan gak jelas lagi kayak tempo hari.

Hangyul natap langit-langit kostannya sambil melamun. Dia gak pernah sebuntu ini sebelumnya. Makanya pas dapet chat dari Yuvin , dengan begonya dia kejeduk tembok dibelakang kepalanya. Saking buru-burunya buat bangun.

Terlebih lagi isi chatnya bilang Yuvin besok mau ke kostan Hangyul. Langsung mati lah dia.

ㅡ Yuvin udah nyengir ga jelas sejak pagi-pagi. Hari ini dia ulangtahun. Mama papa sama temen-temen ga henti-hentinya ngucapin selamat beserta doa. Yuvin mau sombong sebenernya, awalnya. Dia baru saja dapet hadiah kamera baru dari Mama Papa. Makanya Yuvin mau ke kostan Hangyul. Mau pamer sekalian mau ngajak foto kemana kek gitu asal bukan tempat ramai.

Makanya , jam sembilan, Yuvin langsung meluncur membelah jalan kota, pergi ke kostan Bebeb tercintaㅡseenggaknya gitu katanya.

Yuvin udah mikirin 1001 kemungkinan. Dia seneng banget dapet kamera ini, makanya dia pengen objek pertama yang dia tangkap adalah Hangyul. Yuvin mau habisin waktu berdua doang sama Hangyul. Pengen hari-harinya diisi dengan kegiatan yang mereka biasa lakukan. Maka Yuvin ga berhenti nyengir. Bukan senyum-senyum ya. Nyengir yang beneran nyengir.

Yuvin tadi sempet telfon Hangyul. Anaknya udah siap katanya. Pas ditanya hari ini emangnya mau kemana, Yuvin cuma jawab seadanya. “kemana aja deh asal sama Lo”

Kan Hangyul makin ambyar disana ya!! Gila aja Song Yuvin dengan segala kelicinan lidahnya.

Dan satu jam kemudian, Yuvin udah ngetuk pintu kostan Hangyul. Yang bikin Hangyul makin panas dingin.

Krieeettt

Hangyul buka pintu. Matanya nangkap Yuvin yang udah senyum-senyum gak jelas. Tubuhnya dirangkul, dikasih kecupan diatas dahi terus dengan gak tahu diri Yuvinnya langsung masuk aja padahal belum dikasih izin. Emang segak-tahu diri itu.

Yuvin langsung duduk selonjoran diatas kasur Hangyul terus mainin handphone. Hangyul gigit bibir bawahnya gelisah. Keluarin sekarang apa ya kuenya?

“Mau minum apa?” Tanya Hangyul.

“Hm? Apa aja deh” jawabnya.

Maka Hangyul memutuskan untuk mengeluarkan kue tart yang sedari tadi ia sembunyikan , menyalakan lilinnya diam-diam dengan gasoline yang sialnya susah nyala sekarang.

Hangyul masih sibuk dengan kegiatannya, sampe gak sadar Yuvin mendekat dan memeluknya dari belakang.

Yang berimbas pada korek yang ia pegang jatuh keatas kue.

“AH ANJING!!!! JADI BERANTAKAN KAN KUE LO!!” Sungut Hangyul gak santai.

Oknum yang meluk Hangyul dari belakang cuma bengong aja . Dia sumpah gak tahu kalau Hangyul lagi berusaha nyalain lilin.

“Ah anjing! Ga jadi romantis dong kalau kayak gini!!!!” Tambahnya lagi. Hangyul masih manyun dan misuh, ambil korek terus nyalain lilin.

“Y-ya maap. Gua gatau Lo lagi nyalain lilin Hangyul... Lo ga bilang”

“KALAU GUA BILANG BUKAN SURPRISE NAMANYA GOBLOK!!” lalu Hangyul berbalik menatap Yuvin dengan tatapan yang ga bisa didefinisikan. Gatau kecewa marah malu atau apa itu ga ngerti Yuvin. Otak nya ga sampe kesana .

“Kuenya jadi berantakan kan anjing! Sini tiup lilin dulu”

Yuvin menatap Hangyul dan Kuenya bergantian. Lalu tersenyum manis. Hangyul gemes banget, parah. Yuvin gak kuat.

“Buru anjing! Malah senyum-senyum Lo! pegel tangan gua!!!!” Hangyul menghentak kakinya lalu yuvin meniup lilinnya dan bertepuk tangan sendiri.

“Makasih” lalu dicurinya lagi satu kecupan diatas hidung.

Dan dengan entengnya, Hangyul mencolek setengah bagian krim kue itu lalu dioleskannya pada pipi Yuvin.

“GYUL! ASTAGA GUA UDAH GANTENG BANGET DAN LO TEGA SAMA GUA”

“BODO AMAT ANJING ! LO BIKIN KUE YANG GUE SIAPIN BERANTAKAN”

“TAPI INI HARI ULANGTAHUN GUA GYUL! GUA HARUS GANTENG!!!”

“YAUDAH SELAMAT ULANGTAHUN” Lalu berujung dengan Hangyul yang ketawa ngakak diatas lantai karena Yuvin ngelitikin perut dia sambil gesek-gesekin pipi dia yang penuh krim ke wajah Hangyul. Keduanya ketawa kayak gak ada beban , ya kurang lebih sepuluh menitan lah kayak gitu.

Yuvin dan Hangyul terengah-engah diatas lantai. Posisi Yuvin yang mengunci pergerakan Hangyul, merangkul dan melilitkan kakinya itu, bisa banget bikin dia lagi-lagi curi satu kecupan diatas pipi Hangyul.

“Gemes banget sih pacar gue. Makasih ya Gyul”

Hangyul ngangguk doang sambil bersihin krim yang kena kelopak matanya.

Lalu Yuvin merogoh kantongnya. Mengambil ponsel terus ngambil selfie banyak-banyak. Gemes banget. Posisi mereka kalau diliat-liat mesra juga. Tapi ya gitu. Behind the scene nya nyebelin.

“Lucu banget yang ini. Gua post boleh ya?” Tanya Yuvin. Fotonya nunjukin kalau Yuvin dan Hangyul yang sama-sama belepotan itu tersenyum kearah kamera. Dengan Yuvin yang nyium pipi Hangyul , emang bujangan suka curi-curi kesempatan.

“Terserah lo aja”

Akhirnya Yuvin harus mandi lagi gara-gara wajahnya lengket krim. Hangyul udah mandi duluan. Lalu diam-diam dia siapin sweater yang bakalan jadi kado itu diatas kasur.

Maka saat Yuvin keluar dari kamar mandi , tatapannya langsung tertuju pada Hangyul dan sweater itu.

“Wah! Buat gue ya?”

Hangyul ngangguk malu-malu. “Iya. Suka gak?”

Lalu tangan Yuvin meraih sweater itu, diliatin kayak orang bego. Terus ketawa sendiri, “gemes banget sih Lo. Sini gue cium lagi”

Biasanya Hangyul bakalan nolak sambil bilang cium mulu otak Lo.

Tapi sekarang enggak, dia malah nurut-nurut aja pas disuruh mendekat. Biar dia bisa dicium Yuvin.

Yuvin cium kening Hangyul lagi. Lama banget sambil diusap-usap gitu rambutnya.

“Maaf ya kadonya sederhana banget...” Cicitnya. Yuvin nyengir aja sambil pake sweater dari Hangyul.

“Cocok banget anjir! Thanks ya beb” lalu Yuvin menangkap satu lagi gambar dengan ponselnya , kali ini gambar dirinya melakukan mirror selfie.

“Kalau gua minta yang lain dikasih juga ga??” Tanyanya.

“Minta apa dulu nih”

Lalu Yuvin bersila didepan Hangyul, “minta kita skidipapap misalnya~~~~” lalu wajah Hangyul memerah dengan cepat. Dan Yuvin tertawa terbahak-bahak.

Satu jam berlalu sejak itu. Yuvin sama Hangyul sekarang lagi makan sambil cuddle. Niatnya kan mau hunting foto ya, tapi kalau gini caranya Yuvin malah betah peluk Hangyul lama-lama.

“Bang...”

Yuvin jawab sekenanya. Hm doang terus lanjut sama handphonenya.

Lama banget Hangyul mikir sampai-sampai Yuvin sentil jidat dia biar ga melamun.

“Kesambet nanti lu” tegurnya. Terus lanjut ke kegiatan di ponselnya. Banyak banget yang komenin foto yang baru saja dia upload. Ya foto kaki Hangyul sama Yuvin yang saling membelit doang sih tapi tiba-tiba bikin handphonenya rame aja gitu.

“Bang, Lo...serius?”

“Tentang?”

Hangyul meremas sweater yuvin yang dia peluk. Bibirnya digigitin terus. Bingung banget.

“Tentang apa hm? Lo kenapa sih?”

Hangyul geleng. Terus nyusrukin wajah dia dibahu Yuvin, “tentang skidipapap...gua bakalan kasih tapi nanti ya? Kapan-kapan....” Suaranya kecil. Kecil banget setengah berbisik. Tapi sukses bikin Yuvin kaget.

“Astaga Gyul! Jadi dari tadi Lo mikirin omongan gua itu???” Yuvin sontak peluk Hangyul erat-erat, dielus belakang kepalanya sambil diciumi keningnya.

“Soalnya...hari ini Lo ulangtahun, terus Lo minta itu. Jadi gue kepikiran”

Yuvin mendengus pelan sambil ketawa kecil lalu ditangkupnya pipi Hangyul itu , diteken biar Hangyul bibirnya jadi monyong-monyong gemes.

“Maaf ya” cup

“Gara-gara gue” cup

“Lo jadi kepikiran yang aneh-aneh” cup

Setiap kata yang terlontar, selalu diiringi dengan kecupan diatas bibir Hangyul yang membulat karena tekanan dipipi.

“Gue cuma bercanda. Sebenarnya yang pengen gue lakuin hari ini cuma hunting foto sama Lo karena gue dapet kamera baru... Gue bercanda doang sumpah”

Hangyul makin malu. Dia udah mikirin hal itu sampe susah ngomong, dan seenak jidat Yuvin bilang cuma bercanda.

Tercoreng sudah harga dirinya.

Tangan Hangyul dipake buat nabok pipi Yuvin kenceng banget. “Goblok lu!”

“Pedes banget anjir tangan lu”

Tapi sedetik kemudian Yuvin peluk Hangyul lagi. Dicium lagi. Diusap-usap lagi rambutnya, sambil bilang “makasih ya Gyul. Kehadiran Lo dihari-hari gua aja udah jadi kado terindah buat gua. Gak usah Lo kasih beginian pun gue tetep bersyukur karena udah bisa miliki Lo. Makasih ya... Atas segala yang udah Lo lakuin buat gua hari ini. Makasih udah lahir... Makasih udah ke Bali. Makasih buat semuanya” lalu diakhiri dengan pagutan lembut dibelah cerinya.

Bibir manis Hangyul meleleh didalam kecupannya. Yuvin memeluk Hangyul makin erat lalu tersenyum.

“Gua sayang banget sama Lo, Bang Vin. Selamat ulangtahun ya”

“Tahun depan harus gini lagi ya?”

Hangyul ketawa geli, lalu ngangguk. “gua kasih skidipapap tahun depan”

Lalu keduanya ketawa kayak orang bego. Ya emang dua-duanya begitu. Jadi ya gitu deh. Selamat ulangtahun skubidubidu nya Milegyul(◍•ᴗ•◍)❤

Fin!

Don't talk to me , i'm angy

Warn : kekerasan, Seunoo lima tahun (bukan little space ya Tante-tante , untuk yang belum tahu bisa di baca part 1 Seunoo di 2019), fluffy gemes kayak meiri. Rate : T+

Happy fasting dulu buat kesayangannya aku, Tante Seunoo sekalian. Semoga bahagia!

Tante pernah gak sih bayangin Seunoo lima taun cemburu terus minta maaf ke [redacted]

ㅡ Kembali lagi bersama Seungwoo di hari Selasa , dimana Bibi Lim akan pulang ke rumahnya setelah satu Minggu mengurus bayi besar dan suaminya.

Hari selasa adalah hari kesukaan suami gemas seseorang yang akrab disapa Cho Seungyoun, karena artinya dia akan ikut ke tempat kerja.

Tante bosan gak sih ketemu Seunoo di hari Selasa terus?

Sebenarnya membawa Seungwoo hari ini akan menjadi sesuatu yang berat bagi Cho Seungyoun, karena hari ini dia akan kedatangan tamu penting, seorang anak dari salah satu investor , mereka akan bekerja sama untuk melakukan riset lapangan dan pemantapan persiapan untuk sesuatu yang tengah mereka kerjakan di penghujung bulan Mei ini.

Dan lagi, desas-desusnya, dia seorang wanita. Ya tidak apa-apa sih. Toh Seungyoun juga sudah berkeluarga, sejak empat tahun lalu malah. Mana mungkin akan di godai oleh anak perawan orang, seperti kata karyawan-karyawannya.

Maka dari itu, sepanjang perjalanan Seungyoun mengajari Seungwoo agar hari ini bisa lebih mengontrol emosinya. Jangan nakal, jangan minta yang aneh-aneh dan harus jadi anak baik. Seungwoo sih cuek sambil makan es krim . Dia tidak terlalu mengerti apa yang Seungyoun katakan, sebenarnya.

“Seunoo dengar apa yang Seungyounie bilang,kan?” Tanyanya sambil mengancingkan kemeja Seungwoo yang hari ini mandi tanpa ada drama tidak ingin mandi lah, atau airnya dingin lah, tidak ada bebek karet lah atau apapun drama mandi versi Seungwoonya. Hari ini Seungwoo mau mandi, mau keramas dan mau di gosok punggungnya.

Seungwoo tak jua menjawab. Tangannya sibuk mengeruk es krim dalam cup digenggaman tangannya yang lain, lalu merengek setelah Seungyoun merebutnya.

“Nakal!”

“Seunoo dengar apa kata Seungyounie kan?”

“Tidak dengar! Tidak dengar anak nakal Seunoo tidak dengar” Seungwoo menghentakkan kakinya sambil merebut kembali es krim dari genggaman tangan Seungyoun , kalau sudah begini Seungyoun yang harus mengalah.

“Sayang, janji ya jangan nakal, jangan berisik , jangan minta yang aneh-aneh. Hari ini mau ada tamu.. Seunoo dengar,kan?”

Seungwoo mengangguk sekali lalu melahap habis eskrimnya.

“Nanti tamu teman Seunoo jadi ?”

“Nanti tamunya jadi teman Seunoo , itu yang benar..” ucapnya sambil menjawil hidung Seungwoo.

Seungwoo mengangguk antusias lalu tersenyum kala mendapati dirinya sudah rapi dan wangi dalam sentuhan seorang Cho Seungyoun.

“Iya nanti kenalan ya. Seungyounie mau mandi, Seunoo tunggu disini, jangan kemana-mana. Menggambar saja”

“Menggambar saja”

Seungyoun terkekeh lalu memeluk Seungwoonya hangat. Membubuhkan kecupan manis didahi suaminya yang berbalaskan kecupan singkat di pipi Seungyoun.

Seungyoun melenggang menuju kamar mandi, meninggalkan Seungwoo yang sudah beraksi dengan menghamburkan semua mainan didalam box keatas karpet, yang tentunya akan memakan waktu cukup lama untuk kembali membereskannya

“Nanti kalau sudah ada temannya Seungyounie Seunoo janji tidak nakal ya??”

Seungwoo mengangguk sambil berjalan. Tangannya digenggam hangat oleh Seungyoun, membiarkan pasang mata karyawannya yang ada disana menatap penuh rasa pada pasangan itu. Setelah berita bahwa Seungwoo sakit dan Seungyoun tetap menikahinya banyak karyawan yang merasa bangga dan salut padanya. Mereka bangga memiliki atasan yang tak pandang bulu, rendah hati dan penyayang. Terlebih lagi Cho Seungyoun adalah pribadi yang sabar. Dan Han Seungwoo, bungsu presdir yang selalu disembunyikan ternyata adalah makhluk paling menggemaskan yang pernah ada.

Yang menyukai susu kotak dan mewarnai. Han Seungwoo dan Cho Seungyoun adalah combo yang sangat pas.

Menjelang siang, wanita yang ditunggu Seungyoun tak jua datang. Menyisakan rasa kesal karena harus menunda pekerjaan hanya untuk menunggunya. Seungyoun menatap Seungwoo di seberang sana. Duduk anteng sambil menonton YouTube. Sesekali tangannya menggaruk hidung, Seungyoun tersenyum. Maka kakinya dibawa melangkah mendekat. Mengambil duduk disampingnya sambil merangkul suaminya.

Menghujani puncak kepalanya dengan kecupan

“Seunoo mengantuk?”

Seungwoo menggeleng ribut meskipun matanya memang berubah agak sayu karena mengantuk. Seungyoun tertawa kecil, “jangan tidur dulu ya? Kan belum makan siang”

“Belum makan siang.. nugget nugget”

“Iya belum makan nugget ya... Tahan sebentar lagi ya?”

Lalu saat Seungyoun mengecup bibir Seungwoo lembut, pintu terbuka menunjukkan wanita yang sedari tadi ditunggunya. Berdiri mematung karena terkejut.

Aㅡah , maaf karena tidak mengetuk. Aku kira anda sendirian” gugupnya.

Cho Seungyoun mendengus sebentar lalu tersenyum manis. Berjalan mendekat sambil mengajaknya berjabat tangan. “Cho Seungyoun..”

“Ah ya. Roséanne Park ” ujarnya sambil tersenyum.

Seungwoo memperhatikan wanita itu dari atas hingga bawah. Cantik sekali pikirnya. Rambutnya tergerai. Warnanya gradasi pirang dan pink. Perawakannya tegap dan ramping. Suaranya lembut dan merdu. Seungwoo semakin ingin berteman dengannya. Tapi ia malu. Maka hanya menggigiti kukunya saja yang bisa Seungwoo lakukan.

“Mari masuk. Saya sudah menunggu anda” Seungyoun mempersilakan Rose mengangguk lantas mengikuti langkah Seungyoun. Maka setelah mereka duduk berhadapan, hanyalah pekerjaan yang mereka bicarakan.

ㅡ Seungyoun menutup laptopnya kala arloji ditangannya menunjukkan jam makan siang. Ia tersenyum mendapati suami gemasnya tertidur diatas sofa dengan tablet diatas dada. Sepertinya ia meninggalkannya terlalu lama.

“Rose-ssi, mari kita makan siang. Anda pasti sudah lapar kan?”

Wanita itu mengangguk sambil tersenyum, membenahi duduknya sambil meraih dompet. Matanya terikat pada tiap gerakan yang Seungyoun ambil. Melangkah mendekat ke arah Seungwoo, berjongkok dan mengusap rambutnya lembut.

“Seunoo-ya wake up. Katanya mau mam nugget,hm?”

Rose tersenyum. Cho Seungyoun dimatanya sangat tampan. Tiap langkah dan tutur kata yang tercipta darinya adalah pahatan Tuhan dengan mood yang luar biasa bagus.

Proporsi tubuhnya yang seksi, senyumnya yang menawan dan tatapan mata yang hangat adalah candu. Siapa yang tidak akan senang dipanggil namanya oleh Seungyoun. Mendengar alunan suaranya yang terdengar ramah. Rose tersenyum ㅡlagi.

Seungwoo menggeliat. Menggaruk pipinya lalu memeluk Seungyoun erat-erat. Tentu Seungwoo masih mengantuk. Tapi perutnya juga berontak minta diisi.

“Bangun yuk? Kita mam di cafetaria. Nanti Seunoo boleh beli roti melon”

Mendengar roti melon kesukaannya, lantas Seungwoo segera bangun dari baringnya. Merapikan rambutnya yang mencuat kesana-kemari. Lalu mengangguk semangat saat kembali diajak makan siang di cafetaria. Maka , Seungyoun segera meraih tas ransel milik Seungwoo lalu berjalan bersama menuju cafetaria.

Dengan Rose disamping kirinya tentu saja. Ya begitulah

благодаря blagodarya

Artinya; Terima kasih dalam bahasa Bulgaria

Seunoo lima tahun Rate : T+ Warn : sejauh ini kayaknya gak ada, tapi kalau kiss scene masuk warn yaudah, kissing

Jangan menaruh ekspektasi tinggi meskipun Seunoo lima tahun adalah kegemasan yang hakiki

Hari selasa pertama di Bulan Maret. Tandanya bibi Lim pulang ke rumahnya dalam satu Minggu. Itu artinya, seorang Han Seungwoo akan mengekori suaminya untuk pergi ke kantor tempatnya bekerja. Mewarnai disana, menggambar, menonton YouTube, makan siang juga disana. Ya sejauh ini Seungwoo bukan type anak yang menyusahkan sih. Kecuali jika pertanyaannya yang absurd disela kesibukan Seungyoun dihitung.

Seperti,

“Seungyounie mau lihat telur gajah” padahal gajah tidak bertelur. Atau “Seungyounie Garfield bilang mau mam brokolinya , tidak suka seunoo tidak suka tidak.” Katanya sambil menyingkirkan brokoli dari bento siangnya. Padahal Garfield kan karnivora.

Ya begitu lah. Anaknya memang baik. Hanya sedikit bawel dan random . Cara Seungwoo memulai percakapan juga ajaib.

Seperti, “Kepunahan dinosaurus pada 66 juta tahun silam secara mendadak semakin terbukti karena ada terjangan asteroid.”

Ya begitu lah Han Seungwoo. Suami gemas Cho Seungyoun yang selalu memiliki hal-hal ajaib yang menjadi kejutan bagi suaminya.

Sore ini mereka pulang duluan. Seungyoun sudah jengah berada di kantor lama-lama, kepalanya bisa pecah dan kata Seungwoo tidak ada lemnya dirumah . Habis, dia pakai untuk menghias telur dengan kertas lipat untuk membantu Sejun mengerjakan tugas sekolah. Seungyoun tertawa kecil sambil membubuhi kecupan dan pelukan pada Seungwoonya.

“Seungyounie!”

Seungyoun yang sedang memasang seatbelt hanya bergumam menanggapi.

“Ayam Seunoo makan mau ayam”

“Seunoo mau makan ayam, itu yang benar”

Seungwoo mengangguk tegas sekali sambil mengiyakan perkataannya yang berantakan lalu Seungyoun mengusak rambut Seungwoo, “kan tadi sudah makan ayam? Masa ayam lagi”

“Ayam ayam ayam ayam!!! Seunoo mam ayam!”

“Tadi siang kan ayam, apa tidak bosan?”

Seungwoo melotot gemas sambil menangkup wajah Seungyoun sedikit meremasnya, membuat bibir Seungyoun manyun lucu , “Seunoo mam ayam atau sepedaan ke jalan?!!”

Oh. Suami gemasnya sedang menggertak. Mengancam agar dibelikan ayam rupanya. Seungyoun tertawa lalu mengangguk, “baiklah. Ayam untuk anak baik. Tapi nanti mandi ya?”

“Ya ya ya”

Dan perjalanan menuju KFC hanya diiringi musik anak-anak yang Seungyoun putarkan di radio.

Seungyoun memberi pilihan , makan di sini atau di rumah? Seungwoo bilang di rumah , agar bisa berbagi pada Hancho dan Garfield. Padahal Hancho kan tidak makan . Tapi ya sudahlah terserah Seungwoo saja.

Seungwoo rajanya , Seungyoun bisa apa sih selain menurut.

Seungyoun meletakkan bucket ayam diatas meja makan, menata minum, es krim , nasi dan mengeluarkan saos-saos dari dalam sana. Mengeluarkan kentang goreng dan menaruh air mineral.

“Cuci tangan , Han Seungwoo”

Seungwoo yang hendak meraih kentang goreng, mengurungkan niatnya sambil menggigit jari, Seungyoun tidak mengizinkannya tanpa cuci tangan. Maka Seungwoo berlari secepat kilat menuju wastafel lalu mencuci tangan, bonus mencuci muka.

“Berdoa dulu ya” katanya sambil tersenyum lalu Seungwoo mengangguk. Setelah berdoa merekapun makan dalam diam.

Seungwoo mencuri-curi pandang pada Seungyoun yang sedang melahap ayamnya khidmat. Sesekali memperhatikan mulutnya yang mengunyah dengan pipi menggembung.

Tapi bukan rupa Seungyoun yang mengalihkan fokus Seungwoo. Tetapi sesuatu yang dimakannya.

“Kenapa sayang?”

Seungwoo menunduk menunjuk saus, “masam”

“Sedikit masam karena ada tomatnya..”

Seungwoo diam. Tapi matanya masih berfokus pada saos. “Seunoo sudah tinggi.”

Seungyoun menatap Seungwoo lalu tertawa kecil, “iya sudah tinggi. Tapi masih sering menangis ya?”

“Sudah tinggi Seunoo sudah tinggi. Boleh mam ini” ujarnya.

Ah. Seungwoo mau makan saos. Apa boleh? Selama empat tahun ini rasa-rasanya Seungwoo tidak pernah makan makanan pedas. Ramen juga bumbu cabenya ditaruh di kulkas.

“Tapi ini agak pedas lho sayang”

“Seunoo sudah tinggi boleh mam ini boleh Seunoo sudah tinggi sudah tinggi Seunoo sudah tinggi sudah tinggi sudㅡ”

Seungwoo meracau lagi.

“Iya sayang iya. Sudah tinggi. Boleh mam ini. Ayo celupkan ayamnya kedalam sini ya... Sedikit saja dulu. Dicoba dulu ya”

Seungwoo mengangguk antusias lalu mencelupkan potongan ayamnya kedalam cup saus dan memasukkannya kedalam mulut.

Satu detik. Dua detik.

“Pedas ya?” Tanya Seungyoun.

Seungwoo terdiam dari aktivitas mengunyahnya, lalu mencomot nasi banyak-banyak. Seungyoun tertawa lalu beranjak duduk disebelah Seungwoo. Memberinya minum dan pelukan hangat.

Seungwoo meminum airnya hingga tandas lalu merengek. Mengeluhkan rasa pedas yang menjumpai indera perasanya. Seungwoo balas memeluk suaminya, menelusupkan wajahnya di perpotongan leher Seungyoun sambil merengek.

Seungyoun hanya tertawa sambil menenangkan.

Dan dalam detik ketiga setelah kata, “sudah ya jangan pakai saos lagi” itu , Seungyoun terdiam kaku.

Bukan . Bukan karena terkena stroke. Tapi serangan jantung.

Sebab , Seungwoo duduk dipahanya sambil memagut mesra bibirnya

“Biar tidak pedas. Manis manis manis”

Seungyoun berterimakasih kepada saus KFC yang mana malam ini menjadi perantara kebahagiaannya

ㅡFin

©Meiri🍑

ᴾʰᵒᵗᵒᵍʳᵃᵖʰ Deulseung/ Kang Minhee X Han Seungwoo

Rate : T+ (Fluffy gemes)

Han Seungwoo likes stealing Kang Minhee's phone to change Kang Minhee's phone wallpaper into something stupid (like unattractive pictures of Kang Minhee's face or doing something like picking their nose). Han Seungwoo is doing another routine swipe of Kang Minhee's phone, but doesn't have the heart to change it because this time because Kang Minhee's phone wallpaper is a cute picture of the two of them (like their first date together, or the only picture they have together).

Ryeonseung oneshoot

silent

Warn : Seungwoo bisu , fluffy gemes kayak meiri. Local vibe Rate : T+

Seungwoo seorang fanboy K-POP yang datang ke FX untuk menghadiri Festival budaya, saat orang-orang ramai menarikan lagu Shine dari Pentagon , ada seorang fanboy dengan baju warna neon yang mencolok yang menyita perhatiannya. Lelaki itu tersenyum lalu mengajaknya menari bersama , tapi yang ada mereka hanya menari random sambil tertawa,

“Namaku Cho Seungyoun” katanya.

ㅡMeiri🍑

Jangan menaruh ekspektasi tinggi

Maret, 2019.

Han Seungwoo pemuda tampan , bertubuh tinggi langsing dengan surai hitam legam , mengawali harinya dengan wajah sumringah. Hari ini hari Minggu, Wooseok berjanji untuk mengajaknya ke FX untuk menghadiri festival budaya. Tahun lalu Seungwoo tidak bisa hadir karena harus persiapan ujian , tahun ini dia harus datang. Wooseok adalah sahabat dekatnya sejak kecil. Mungkin karena hanya Wooseok yang mau menerimanya sedangkan teman-teman yang lain hanya “sebutuhnya” saja. Tidak , Seungwoo tidak di benci , dibully atau disakiti begitu oleh teman-temannya, hanya saja menurut mereka berkomunikasi dengan Seungwoo itu ribet.

Di usianya yang ke empat tahun , Seungwoo jatuh dari ayunan saat bermain, tak lama setelah itu ia demam tinggi. Seungwoo kecil menangis sepanjang hari , hingga saat keluarganya membawanya ke rumah sakit karena suara tangisnya tak terdengar lagi.

Dokter bilang ada yang rusak dari pita suara atau semacamnya dalam dirinya itu. Dan bertahun-tahun lamanya , sejak saat itu , Seungwoo sudah tidak bisa bicara.

Notes , pulpen dan handphone adalah barang wajib sejak saat itu. Karena hal itu juga, teman-teman menganggap berkomunikasi dengannya tidak praktis karena harus menunggu Seungwoo selesai menulis.

Wooseok adalah yang pertama dan mungkin satu-satunya. Pria mungil dengan nyali yang kuat itu tidak pernah meninggalkannya. Wooseok adalah yang paling sabar. Wooseok adalah teman yang paling setia.

Hari ini Wooseok akan mengisi acara festival itu , Wooseok memang seorang cosplayer, jadi saat acara-acara seperti ini, dia akan paling depan untuk hadir. Seungwoo sendiri tidak mengerti kenapa Wooseok suka sekali berdandan aneh, tahun lalu dia jadi Kazuto Kirigaya dari anime Sword Art online , tahun ini katanya sih kalah dare dari temannya, makanya akan menjadi Queen Elsa dari film Frozen .

“Kak woo , kata ibu sarapan dulu” itu Eunsang. Adik bungsunya. Mengetuk pintu lalu menyembulkan kepalanya sambil tersenyum menyapa seungwoo yang sedang memasukkan beberapa keperluan kedalam tas selempang kebanggaannya.

Eunsang memilih masuk lalu merangkul kakaknya yang sedang duduk di ujung kasur sambil memasukkan notes dan pulpen , “jadi pergi?”

Seungwoo mengangguk sambil tersenyum manis sekali, sudah janji katanya tanpa suara. Eunsang mengangguk , “bawakan oleh-oleh ya kak? Pasti ada souvernir lucu-lucu disana”

Seungwoo mengusak rambut Eunsang lalu berjalan sambil bergandengan tangan menuju dapur.

“Hati-hati kak , tempatnya pasti ramai. Jangan sampai hilang atau terbawa arus”

Seungwoo tertawa geli , dia menarik telapak tangan adiknya lalu menulis dengan telunjuk diatasnya , iya dasar Eunsang cerewet .

Eunsang memasang ekspresi kaget lalu memukul dada Seungwoo pelan sambil tertawa, “ibu! Kak Seungwoo bilang aku cerewet padahal aku hanya memberi nasihat!!” Adunya.

Seungwoo tertawa sambil menempelkan dahinya pada leher Eunsang, memeluk pinggang adiknya agar tak mengadu lagi pada ibu.

“Jangan menggoda adikmu terus Seungwoo, Eunsang juga jangan menggoda kakak terus! Ayo makan”.

“Males ah Hyuk. Sendiri aja sana” Seungyoun menendang lutut Jinhyuk yang duduk diatas kasurnya. Sejak satu jam lalu Jinhyuk tidak membiarkannya tidur dengan tenang di hari Minggu.

“Bangun! Temenin gue yok! Kapan lagi coba?” Seungyoun mendengkur pelan sambil menutup telinganya dari ocehan tak penting milik Jinhyuk.

“Males ah. Mau tiduran aja”

“Pasti rame Youn! Acaranya seru deh suer , gue tahu bocoran acaranya dari Yuvin kan dia hostnya”

“Ya udah sama Yuvin aja sana!”

“Yuvin kan MC Youn! Buruan bangun anjir! Lumayan cuci mata.”

“Tapi bayarin gua makan ya?”

“Iye buru!! Kita harus berburu freebies neng Jisoo”

“Lu aja! Gua mau berburu freebies Dongpyo X1! Bentar gue mandi dulu”

Seungyoun dengan berat hati akhirnya beranjak dari singgasananya , mulai membasuh diri untuk menemani jinhyuk hari ini.

Benar sih kata Jinhyuk. Di acara festival gini pasti rame banget , seru-seru gitu acaranya. Pengisi acaranya juga biasanya orang-orang terkenal. Seungyoun paling suka berburu freebies sama hunting foto sama cosplayer disana. Soalnya gemes-gemes. Belum lagi kalau ingat stan jajanan disana , dari jajanan Korea , Jepang , Thailand , Indonesia , sampai jajanan aneh bin ajaib ada deh disana.

Dari tahun ke tahun , Seungyoun udah ngikutin tiga tahun terakhir sih , acaranya emang gak pernah ngebosenin. Tiap tahun ada aja inovasi baru. Lagipula , Seungyoun memang pecinta seni dan budaya , jadi kalau diajak ke acara kayak gini tuh dia ok ok aja.

“Seungwoo inget ya jangan jauh-jauh muternya. Kalau ada apa-apa langsung hubungi gue”

Wooseok yang sudah berdandan menjadi Queen Elsa itu sibuk memberi nasihat pada Seungwoo yang duduk anteng di kursi tepat disampingnya. Wooseok yang fokus menyetir itu dua kali lipat lebih tampan , tapi kalau sambil mengomel begini , tampannya jadi luntur.

Seungwoo mengangguk sekenanya. Membiarkan Wooseok berceloteh tentang acara yang nantinya ramai , banyak orang dan sebagainya. Seungwoo terlihat bosan lalu meraih notes dan pulpennya, sambil terus mendengarkan Wooseok mengoceh tangannya mulai menulis lalu sobekannya diberikan pada Wooseok yang membuat pemuda bermata rusa itu menoleh,

Wooseok jelek banget bawelnya kayak nenek lampir

Lalu Seungwoo tertawa melihat perubahan aura dan wajah Wooseok , “kamu tuh ya kalau dibilangin suka ngeyel! Kan aku disana pasti sibuk terus bakalan sering kepisah-pisah , makanya aku wanti-wanti kamu biar gak ilang”

Lalu Seungwoo kembali menulis dan menyerahkannya pada Wooseok , aku sering mampir ke FX ya , aku gak sekampungan itu!

“Ya namanya juga tempat umum , siapa tahu aja kamu keseret arus gitu.. Seungwoo nyebelin ih” lalu keduanya tertawa sambil menunggu lampu lalu lintas kembali hijau.

Acaranya benar-benar luar biasa ramai. Banyak orang yang datang kesana. Wooseok juga baru saja datang sudah dikerubungi banyak penggemarnya. Beberapa ada yang memberi hadiah dan makanan sebagai rasa terima kasih karena sudah mau berfoto. Seungwoo akui Wooseok itu tampan , tubuhnya bagus meskipun kecil , suaranya juga indah. Makanya tak heran kenapa banyak penggemarnya.

Seungwoo bosan jika hanya duduk diam melihat Wooseok yang semakin lama semakin banyak orang yang mengerubunginya, maka Seungwoo memutuskan untuk jalan-jalan, berburu freebies dan makanan. Lumayan kan makan enak.

Menjadi seorang fanboy K-POP adalah kepuasan tersendiri bagi Jinhyuk dan Seungyoun disela-sela kesibukannya. Membucin untuk neng Jisoo dan dedek Dongpyo adalah pelarian terjitu bagi keduanya dari rutinitas yang begitu-begitu saja. Acara kali ini dua kali lebih ramai dari tahun kemarin , mungkin karena kesuksesan tahun lalu menjadi dampak positif yang berbuahkan hasil yang positif juga untuk acara ini.

Sedari tadi , Seungyoun sudah asyik joget-joget goyang-goyang uget-uget mengikuti irama lagu. Flashmob adalah bagian terbaik acara ini. Kalau di lihat dari lantai atas, akan terlihat sangat keren.

Mulai dari lagu JKT48 – fortune cookies , lalu disambung dengan lagu-lagu populer tiktod , hingga dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Jinhyuk, Blackpink ddu ddu ddu. Semua orang disana tampak menikmatinya dan mengikuti gerak lincah dari koreonya.

Seungyoun tertawa-tawa sambil menepuk bahu jinhyuk disampingnya yang goyangnya kadang suka gak jelas. Sampai matanya berhenti disatu titik. Dilantai atas. Pemuda dengan hidung mancung , mata kecil , poni yang hampir menutupi matanya , sedang tersenyum manis , boleh berharap tidak ya? Karena kalau tidak salah ingat, kadang-kadang pemuda itu menaruh atensi padanya.

Maka , Seungyoun memutuskan untuk menghampirinya . Sekedar mengobrol sambil berkenalan mungkin?

Acaranya benar-benar luar biasa ramai dan menghibur. Seungwoo tertawa-tawa sendiri melihat dari kejauhan bagaimana para tamu yang hadir juga ikut menari diatas panggung. Orang-orang yang melakukan flashmob itu tampak keren . Gerakan yang selaras dan seirama jika dilakukan oleh banyak orang, tak ia sangka akan semenarik ini.

Mata Seungwoo sedari tadi terkunci pada sosok pemuda diujung selatan , dimana dia dan temannya berbusana neon mencolok diantara orang-orang yang memakai baju hitam dan merah. Wajahnya saat tertawa sangat tampan. Matanya menyipit lucu. Menari dengan enerjik bersama rekannya lalu sesekali bercanda.

Seungwoo diam-diam menaruh atensi padanya. Hingga mata mereka bersibobrok. Seungwoo tersenyum lalu memalingkan muka karena tak sangka akan ketahuan memerhatikannya.

Jantungnya makin tak karuan apalagi saat pemuda neon itu pergi menghilang. Takut pemuda itu tidak nyaman karena sedari tadi ditatapi terus menerus.

Seungwoo kembali menonton orang-orang dibawah sana yang bersemangat menarikan lagu Nayana. Wooseok juga tidak bisa menahan diri meskipun memakai baju Queen Elsa, kelihatannya dia menari bersama teman-teman sesama cosplayernya.

Seungyoun memecah barisan orang-orang hanya untuk menepuk pundak lelaki manis yang sedari tadi menyedot perhatiannya. Dilihat dari jarak dekat pemuda ini lebih manis dan lebih menggemaskan. Juga lebih tinggi.

“Hallo, namaku Cho Seungyoun. Mau menari bersama?”

Tangannya terulur kearah Seungwoo yang cukup terkejut karena kehadirannya. Dengan canggung dan malu-malu ia mengangguk sambil meraih tangan Seungyoun, lalu keduanya berjalan menuju eskalator untuk bergabung dengan yang lainnya.

Oh tuhan, karmaMu tidak pernah main-main

Naneun mworalkka eum Aju oraejeonbuteo neoreul eum Jo jo joahaesseottago neul Jigeum malhandamyeon mwoga dallajilkkayo Dallajilge eopneun mameul gajin neoneun Machi ppuri gipeun namu gataseo Shini gobge bijeun han songiye flower Sarajiji ma dallajiji ma

Naega neoreul joahaedo nobody knows Dareun yeojal bwado nobody's like you Yonggiga eopseoseo I'm sorry Deo mamkkeot biuseo geurae naneun

Lagu Nayana berganti menjadi lagu Shine milik Pentagon dimana koreografinya menjadi sesuatu yang epic dikalangan kpopers hingga semua orang disana bersorak semakin heboh.

“Kau tahu lagu ini? Sejujurnya aku tidak terlalu tahu”

Seungyoun menutup sebelah telinganya sambil berbicara setengah teriak pada Seungwoo yang dibalas tawa kecil olehnya. Seungyoun balas tertawa lalu keduanya mulai menari dengan kaku mengikuti orang-orang disekelilingnya.

“Namaku Cho Seungyoun, aku 24 tahun. Senang berkenalan” katanya lagi.

Sayang sekali Seungwoo tidak bisa bicara , hingga menyusahkannya untuk menjawab salam dan ajakan Seungyoun untuk berkenalan. Lalu Seungwoo hanya tersenyum.

Neoreul saranghaneun jjijiri jjijiri Geurae naneun meojeori meojeori Nan neohanteneun geomeori geotjeori I sesang neo hanamyeon dwae

Baby I'm only yours oh oh oh I'm only yours oh oh no Nananannannanan gyeolguge nan Nan sarang apeseon neul jjijiri

Dalam benak Seungyoun mungkin orang didepannya adalah type anak yang malu-malu saat berkenalan dengan orang asing, maka ia memaklumi.

Hingga saat lagu mencapai reffrein, keduanya menari asal-asalan, hanya menarikan bagian-bagian yang mereka ingat saja. Tapi meskipun demikian, keduanya tertawa tanpa rasa canggung karena sungguh pemuda ini begitu manis dan menggemaskan. Begitu juga bagi Seungwoo, Seungyoun adalah pribadi yang hangat dan menyenangkan. Maka saat lagu berhenti akhirnya mereka memutuskan untuk menepi.

Seungyoun menyandarkan badannya pada tembok selagi meminum air mineral kemasannya. Menari seperti itu melelahkan juga ya.

Seungyoun menaikkan alisnya saat Seungwoo menyerahkan secarik kertas ke hadapannya,

Namaku Han Seungwoo, 24. Maaf mengecewakanmu karena aku tidak bisa bicara. Senang berkenalan denganmu, Seungyoun..

Seungyoun tersenyum dibalik keterkejutan miliknya, pemuda ini manis meskipun memiliki kekurangan, dan Seungyoun tertarik.

“Kau hanya tidak bisa bicara , kan? Bukan tidak bisa memberikan nomor WhatsApp untuk saling bertukar pesan?” Godanya. Lalu Seungwoo tertawa kecil dengan semburat merah menghiasi pipi dan telinganya.

“Kau menggemaskan meskipun tidak bisa bicara... Aku mau lho melengkapi kekuranganmu”

Lalu Seungwoo melempar secarik kertas lainnya sambil pergi dengan langkah yang tergesa.

Seungyoun tertawa lalu berteriak memanggil Seungwoo yang semakin jauh. Seungwoo berbalik lalu melambai hingga kemudian berlari menuju lift.

Seungyoun memungut secarik kertas lainnya dan ia tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.

Karena disana tertulis nomor handphone Seungwoo lengkap beserta alamat rumahnya.

Fin

Seungyounie libur

Seunoo lima tahun adalah kegemasan yang hakiki

Warn : gemes, ada adegan pembunuhannya, mention death minor chara

( Seunoo lima tahun kali ini agak sedikit spesial karena ditulis secara kolaborasi oleh pasangan baru yaitu Meiri unch dan Nana kiyowo )

Gimana kalau bikin seunoo ribetin seungyoun dihari liburnya?

..

Seungyoun punya hari libur, dan Seungwoo memonopolinya habis habisan.

“Seungyounie libur!” adalah suara pertama yang didengar Seungyoun begitu ia bangun dari tidurnya. Dengan mata masih setengah terpejam, ia berusaha melihat apa yang ada di hadapannya.

Itu Seungwoo, masih dengan piyama yang lecek di sana-sini dan dua handuk terkalung di lehernya. Jangan lupa dengan senyum lebar yang terkembang di wajahnya itu.

“Seunoo, ini jam berapa..”

“Bibi bilang Seungyounie libur! Hari ini Seunoo mau main dengan Seungyounie!” Seungwoo meloncat ke atas kasur, mengguncang Seungyoun supaya bangun. “Hari ini Seungyounie tidak kemana-mana. Harus di rumah dengan Seunoo. Seunoo mandi, lalu sarapan, lalu menggambar, lalu main sama Seungyounie sampai malam. Ya? Ya? Ya?”

Seungyoun bisa bilang apa kalau Seungwoo sudah meminta seperti ini? Mau tak mau ia bangkit dari kasur, melirik sedikit pada jam yang menunjukkan pukul delapan pagi. Cukup siang sebenarnya.

Seungwoo terus mengekorinya sampai ke kamar mandi, turut serta mencuci muka dan menyikat gigi di wastafel sambil sesekali berkomentar tentang kelinci di kemasan pasta giginya.

“Seunoo bangun jam berapa?” Tanya Seungyoun ketika sudah selesai menyikat gigi. Dibasuhnya wajah Seungwoo dengan handuk di lehernya. Pria itu memejam lucu.

“Seunoo bangun ketika bibi menyapu. Pintar Seunoo pintar bangun pagi.” ia tersenyum lagi, lalu dihadiahi usapan di kepala oleh Seungyoun.

“Iya, Seunoo pintar. Sekarang mau mandi dulu atau sarapan dulu?”

Seungwoo langsung berlari ke arah bathtub. “Mandi! Mandi! Mau dimandikan Seungyounie!”

“Lepas dulu piyamanya, sayang. Kemari.”

___________

“Seungyounie harus sering libur.” celetuk Seungwoo tiba-tiba seusai menelan suapan terakhir oatmealnya.

Seungyoun menaikkan alis. “Kenapa? Seunoo, kan tahu kalau pekerjaan Seungyounie banyak.”

Kepala Seungwoo digelengkan kuat-kuat. “Seungyounie sering sekali sibuk. Seunoo selalu sendirian. Kemarin kemarin Seunoo tidak lihat Seungyounie pulang.” ia berhenti untuk meneguk susunya. “Seungyounie harus sering libur supaya sering main dengan Seunoo.”

Memang, belakangan Seungyoun sangat sibuk, ia sadar sekali. Demi menyelesaikan pekerjaannya terkadang ia berangkat pagi-pagi sekali dan pulang malam sekali, belum lagi berkas yang ia bawa pulang ke rumah. Terkadang hanya makan dengan Seungwoo pun ia tak sempat.

“Maafkan Seungyounie ya.” ujar Seungyoun penuh penyesalan. “Seunoo tahu, kan, kesibukan-”

“Makanya sekarang tidak boleh sibuk. Hari ini harus main sama Seunoo.”

Ia mengangguk memaklumi. “Iya. Hari ini Seungyounie punya Seunoo.”

________

Ternyata seharian benar-benar diartikan sebagai seharian oleh Seungwoo. Ia dipaksa ikut berbelanja ke supermarket, ikut serta memasak makan siang (sampai Bibi Lim merasa benar-benar tidak enak, tapi siapa sih, yang bisa menolak Seungwoo yang sudah memaksa?), lalu melahap makan siangnya dengan benar-benar puas karena, “Rasanya lebih enak kalau dimakan bersama Seungyounie.”, katanya.

“Benarkah? Kalau begitu kita harus lebih sering makan bersama, ya?”

“Tentu!” Seungwoo mengangguk penuh semangat. “Memang harusnya sering-sering!”

Begitu makanan di piringnya habis dan minumannya sudah tandas, lantas saja Seungyoun diseret lagi ke ruang bermain Seungwoo, diajak mewarnai buku buah-buahan yang baru kemarin ia beli. Sebentar kemudian ia bosan, disuruh membangun lego.

Kegiatan membangun Lego harus terhenti karena Seungwoo merengek ingin makan eskrim . Harus . Kalau tidak Seungwoo akan menangis. Mengacak-acak Lego yang sudah Seungyoun susun sedemikian rupa. Seungyoun sebenarnya lelah. di hari libur inginnya beristirahat sambil membaca novel atau komik saja. Tapi ajakan Seungwoo untuk bermain rasanya menjadi perintah yang mutlak. Maka Seungwoo dan Seungyoun memutuskan untuk pergi ke supermarket dekat rumah. Berjalan-jalan berdua sambil belanja keperluan rumah. Daripada beli es krim saja, ya kan?

Seungwoo duduk diatas troli. Berat. Seungyoun harus mendorongnya dengan kekuatan ekstra. Dan dengan kurang ajar setiap jalur yang mereka lewati , Seungwoo akan mencomoti aneka ragam makanan yang dekat dengan jangkauan tangannya. Membuat Seungyoun beberapa kali memarahi Seungwoo agar tak jajan sembarangan. Dan asal ambil barang sembarangan. Terlebih lagi bahan-bahan yang tidak perlu. Itu hanya buang buang uang.

“Mau seunoo mau!!”

Seungwoo menunjuk ribut pada etalase permen karet. Dan sekuat tenaga Seungyoun menjauhkannya.

Ia menjaga troli dengan kakinya agar tak bergeser sembari membaca tanggal expired pada kemasan nugget dan sosis di genggamannya.

Seungwoo mencebik lalu menangkup wajah Seungyoun kesal dan menggigit hidungnya tak main-main. Membuat Seungyoun terkejut dan memekik sakit.

“Seunoo! Astaga nakal sekali”

“Mau seunoo mau!!!” Seungwoo ikut meninggikan suaranya sambil menunjuk ke etalase permen karet tadi. Seungyoun mengangkat telunjuknya dan digoyangkan kanan kiri sambil bilang tidak boleh itu tidak baik untuk kesehatan dan blablabla Seungwoo tidak mau dengar. Karena itu sebagai pembalasan dendam, Seungwoo mengambil banyak sekali eskrim. Juga kinderjoy didepan meja kasir .

ㅡ Sepanjang perjalanan pulang , hanya Seungyoun yang tak menikmati perjalanan. Karena demi Tuhan , hanya dia yang membawa dua kresek besar sambil berjalan , sedangkan suami gemasnya hanya berjalan riang sambil memakan eskrim . Andai saja Seungyoun tidak sayang dan cinta padanya, sudah Seungyoun kurung dia dikamar seharian. Karena itu , untuk meluapkan emosinya , Seungyoun mengusak rambut Seungwoo gemas lalu mencium pipinya lembut.

“Enak sayang?”

“Suka seunoo suka. Enak. Coklat enak”

Seungyoun tersenyum teduh. Betapapun berat hari-harinya, hanya dengan Seungwoo semuanya terasa lebih indah. Tatapan Seungyoun berhenti diatas dahi Seungwoo dimana luka bekas jahitan waktu itu masih terlihat.

Seungyoun merasa dunianya runtuh saat itu. Seungwoo terluka karena dirinya. Ia tak ingin hal itu terjadi lagi. Seungyoun sangat menyayanginya. Amat sangat.

Seungyoun sekali lagi membubuhi kecupan manis diatas pipi gembilnya, sebelum Seungwoo memekik gemas lalu berlari kencang entah kemana.

“Yakk!! Han Seungwoo jangan berlari-lari”

“Gemas gemas gemas gemas gemas gemas gemas” Seungwoo bertepuk tangan heboh sambil melompat-lompat gemas kegirangan. Rambutnya yang halus naik turun seiring dengan tubuhnya yang tidak bisa diam .

“Seunoo kenapa berlari ?”

“Gemas gemas gemas gemas!!” Seungwoo menunjuk anak ayam yang dijual dipinggir jalan. Dikandangi dengan boks yang dihias. Bulu anak ayamnya juga beragam. Seperti warna pelangi.

“Mau seunoo mau mau Seunoo mau Seunoo mau mau mau mau mau” Seungwoo menggigit pipi Seungyoun sambil melompat-lompat. Lalu Seungyoun hanya tertawa dan mengiyakannya saja. Akhirnya , ayam berwarna hijau dan ungu itu berada dalam genggaman tangannya. Eh tangan Seungwoo sih maksudnya.

Sesampainya dirumah. Seungwoo langsung bermain bersama kedua anak ayamnya. Berlari kesana kemari dan tertawa. Seungwoo terlihat suka sekali pada anak ayam yang ia dapatkan ini. Seungyoun tersenyum sambil menatapi Seungwoo dari sofa yang ia duduki. Dengan tangan menggenggam toples cemilan , Seungyoun sesekali terkikik geli melihat Seungwoo yang kadangkala ketakutan saat anak ayam itu hendak mematuknya sebagai tanda perlindungan diri.

“Seungyounie cape” ujarnya sambil berjalan ke arah Seungyoun. Mendudukkan dirinya diatas paha Seungyoun sambil memeluknya erat erat.

Seungyoun tertawa mengusap punggung Seungwoo pelan-pelan sambil menghujaninya dengan ciuman kupu-kupu. Badannya dipeluk erat sambil digoyangkan ke kanan dan ke kiri. Membuat Seungyoun tertawa karena kegelian.

“Seunoo mandi gih? Badannya lengket lengket ini banyak lari”

“Dingin! Tidak mandi Seunoo tidak!!”

“Mandi dong sayang , mandi sama ayam ya? Mau?”

Mata Seungwoo berbinar seketika. Menatapi Seungyoun penuh harap dan puja setelah kata boleh mandi bersama ayam.

Maka , Seungwoo berlari menuju kamar bibi Lim untuk dimandikan bersama dua anak ayam yang baru saja dibelinya.

Tuan jangan ditenggelamkan begitu dong ayamnya... Kasihan.

Aduh tuan jangan di guyur juga. Begini biar bibi kasih contoh

Tuan muda , kasian anak ayamnya kedinginan

Sepertinya usulan Seungyoun untuk mandi bersama anak ayam bukanlah sesuatu yang bagus. Karena Seungwoo tidak benar-benar menjalankan tugasnya sebagai “induk ayam” dengan benar. Ia beberapa kali mencelupkan anak ayamnya pada bathtub berisi air dan busa sabun tempatnya berendam. Lalu sesekali diguyur dengan air dingin . Membuat anak ayam tak berdosa itu terlihat ketakutan dan menggigil karena kedinginan.

Setelah selesai berpakaian lengkap, Seungwoo duduk anteng di kamarnya. Tangannya menggenggam handuk tebal milik Seungyoun untuk mengeringkan ayam yang habis dia mandikan.

Tapi kenapa keringnya lama sekali.

“Seunoo ? Astaga sayang itu handuk Seungyounie kenpaa dipakaikan pada ayam?” Seungyoun memekik lalu berlari merebut handuk kesayangannya yang agak mahal itu dari genggaman tangan Seungwoo. Seungwoo hanya tertawa tanpa dosa dengan wajah polos nan cantik miliknya. Seungyoun tidak bisa marah.

“Minta pada bibi ya handuk baru ya?”

Seungwoo mengangguk riang lalu meraih dua anak ayamnya dan berjalan menuju kamar bibi (lagi) untuk minta handuk baru.

Sebelum matanya terhenti pada satu benda hingga memunculkan ide cemerlang di otak gemasnya

Seungyoun kembali setelah memisahkan pakaian kotor dan handuk kesayangannya yang dipakai Seungwoo untuk mengeringkan ayamnya kedalam keranjang cucian khusus yang biasanya diambil oleh bibi Lim malam hari. Lalu ia berjalan mendekat kearah Seungwoo yang asyik mewarnai didepan televisi di ruang tengah. Khusyu sekali. Tenang dan damai.

Seharian ini Seungwoo banyak sekali tingkahnya sampai Seungyoun pusing sendiri. Maka , saat Seungwoo lebih tenang , ia duduk disampingnya sambil memeluknya erat, menciuminya lembut sambil diusap-usap surai hitamnya.

“Seunoo menggambar apa?”

“Ayam gambar ayam Seunoo pintar”

Seungyoun tertawa gemas lalu kembali mengecup pipi Seungwoo sayang.

“Bagus sekali... Sayang ya sama ayamnya?”

“Sayang Seunoo sayang ayam . Sayang Seungyounie sayang bibi Seunoo sayang” lalu balas mengecup pipi Seungyoun.

“Seungyounie juga sayang kok sama Seunoo... Seunoo jangan nakal ya? Tetap jadi anak baik?”

“Baik Seunoo baik Seungyounie saja nakal”

Lalu keduanya tertawa sambil menyatukan dahi dengan dahi , seperti hobi.

“Ayamnya dimana sayang?”

Seungwoo terlihat kaget karena baru ingat. Lalu ia menunjuk ke arah dapur sambil tetap mewarnai.

“Di dapur? Sudah dikeringkan?”

“Sudah dikeringkan...”

“Nah kan kalau Seunoo minta handuk sama bibi pasti diberi , jangan pakai handuk Seungyounie ya?”

“Tidak pakai handuk tidak...”

Seungyoun mengerjap lalu memasang wajah datar karena benar-benar tidak mengerti.

“ASTAGA TUAN CHO , ANAK AYAMNYA MATI”

Ha? Kenapa bisa mati?

“Seunoo keringkan pakai apa?” Jawabnya sambil berlari ke arah dapur, hanya untuk menyaksikan bibi Lim mengeluarkan jasad anak ayam dari dalam microwave.

Demi Tuhan , Seungyoun tidak menyangka bahwa dalam diri Seungwoo, suami gemasnya , terselip sedikit bibit-bibit naluri malaikat maut.

Fin

GAJE KAN?

SEMOGA BISA MENGOBATI RASA RINDU TANTE-TANTE SEUNOO SEKALIAN💕💕💕💕💕

Yang ketinggalan

Vingyul Warn: cipokan Rate : T+

Hari pertama Hangyul di Bali setelah dengan begonya nyusul Yuvin yang ternyata di rumah mama papa, lalu tengah malam bela-belain terbang ke Bali, balik lagi sebelum benar-benar ketemu sama mama papanya , pake duit tiket yang seharusnya dipake weekend nanti, yuvin langsung melesat ke Bali. Takut Hangyul kenapa-kenapa sih sebenarnya. Itu tanah orang. Bumi orang. Hangyul cuma pendatang mana gak punya kenalan dan pengalaman banyak disana. Makanya dia harus balik lagi ke Bali. Ketemu mama papa nya bisa nanti lagi aja. Ini ada yang lebih beresiko soalnya. Bahaya kalau Hangyul ditinggal sendirian di Bali sana.

Gimana kalau dia digodain bule terus berujung jadian??

Yuvin gak bisa.

Paginya , mereka jalan-jalan cari bubur ayam yang enak disekitaran kostan. Perutnya Hangyul belum diisi dari kemarin sore. Makanya laper banget. Ngabisin dua mangkok bubur sendirian . Katanya enak. Habis itu mereka ngopi bareng di kostan. Sambil cerita-cerita dikit tentang keseharian mereka kalau pagi-pagi gimana.

“Mumpung gue di Bali , kayaknya siang ini mampir dulu ke kampus deh. Gak apa kan gue tinggalin?” Tanya yuvin sambil masukin beberapa barang kedalam ranselnya.

“Acara apaan?”

“Pinjemin kamera, tadinya gak gue pinjemin soalnya gue bilang gue balik ke rumah , tapi karena gue disini, lebih baik gue pinjemin aja. Lumayan uang sewanya buat jajanin lu , ya kan?”

Hangyul ngangguk doang sambil minum kopinya.

“Asal jangan kelamaan” cicitnya. Yuvin ketawa kecil lalu ngusak rambut Hangyul gemes , “iya gak lama. Setengah jam udah balik lagi”

“Yaudah sono lu mandi dulu, masa ke kampus muka bantal kayak gitu sih? Ngisin-ngisini gue aja”

“Kenapa jadi lu yang malu? Gue yang muka bantal juga...” Ujarnya sambil ngambil handuk.

“Ya anjing masa pacar gua mukanya buluk sih” sungutnya. Yuvin ketawa ngakak sambil pelukin badan Hangyul erat banget yang berhadiahkan geplakan maut di ubun-ubun.

“Gue gak bercanda !! Buruan mandi Song Yuvin!!”

“Iya juragan saya mandi” Lalu mencuri satu jawilan dipucuk hidung sebelum ngacir ke kamar mandi.

Gak tahu apa ya Hangyul pipi sama kupingnya udah merah gini?

Yuvin memasukkan kameranya kedalam tas lalu menyisir rambut didepan cermin besar didepannya. Tangannya membenarkan letak kerah dan kancing kemejanya lalu tersenyum karena katanya udah ganteng.

“Gyul gue tinggal dulu ya. Gak lama kok”

Hangyul lagi cuci gelas bekas kopi tadi saat yuvin pamit buat pergi. Lalu nyamperin Yuvin di ruang tengah kostan liatin yuvin yang udah mau berangkat pake motor matic injeksi warna merah. Katanya sih punya anak ibu kost.

“Yaudah hati-hati” jawabnya. Yuvin ngangguk lalu meraih kunci motornya buat pergi.

“Kunci ya pintunya. Kalau ada yang ngetok selain anak ibu kost jangan Lo buka..”

Hangyul cuma bergumam sambil nganterin yuvin ke depan pintu.

“Helmnya yang bener”

“Iya juragan...”

Mata Hangyul terhenti diatas sofa. Itu handphone yuvin. Kayaknya yuvin lupa masukin handphonenya deh. Hangyul beranjak mengambil handphone itu lalu disembunyiin dibelakang.

“Bang”

Yuvin memasang helm sampe bunyi klik kedengaran. Matanya natap Hangyul yang lagi nyender dipintu.

“Ada yang ketinggalan gak?” Tanyanya. Yuvin mulai diem. Bengong. Dia inget-inget apa yang ketinggalan. Lalu beranjak mendekat setelah bunyi oh keluar dari bibirnya.

Hangyul membenarkan letak berdirinya hingga tegap, mau nyerahin hpnya Yuvin yang kelupaan.

Taunya wajah dia malah ditangkup sama Yuvin. Terus sewajah-wajahnya dia diciumi bentar. Di sisain bibir doang soalnya Hangyul belum kasih izin.

“Dah. Jangan lupa kunci pintunya ya” katanya. Lalu Hangyul menunduk, dia yakin mukanya udah merah banget kayak tomat.

Yuvin ketawa doang sambil ngusak rambut Hangyul, “goblok emang!” Jawab Hangyul.

Terus mukanya yuvin ditepok pake HP dia sama Hangyul, “gue mau ngasih ini anjing bukan minta cipok”

Yuvin meringis lalu tertawa kemudian karena merasa goblok banget.

“Tapi makasih deh” katanya sambil tutup pintu kencang-kencang. Langsung dikunci dan anaknya ngibrit ke kamar. Malu kali ya itu macan satu.

The end

Way Back Home

Rate : T+ (Vingyul gemes gemes)

Chapter terakhir kayaknya. Pegel

Even the hard times of separation are still the same oh oh oh I found you on the road many times I was going to empty my mind and I was going to go like this to you You’re always hitting me at the end of my walk stop stop

Cobalah temukan dirimu terlelap dalam waktu yang berhenti Tidak peduli bagaimana kerasnya kau menghentikan aku, aku akan ada disana untukmu

Hari pertama setelah malam itu. Hangyul kepikiran. Parah. Dia masih ingat intonasi yuvin saat bilang rasa sayangnya beneran tulus. Gimana sesaknya nafas yuvin waktu dia utarain perasaan dia. Hangyul masih ingat gimana frustasinya yuvin karena Hangyul tak juga menemukan kepastian bagi perasaannya sendiri.

Hari pertama dilalui dengan berat. Dengan suara Yuvin yang mengiang disela-sela kesibukan. Membuat Hangyul beberapa kali gak fokus sampe di tegur Seungyoun pas rapat BEM.

“Lu kenapa sih Gyul keliatan kacau gitu?” Tanya Midam. Dia cuma geleng-geleng sambil cuci muka.

Menggelikan. Lee Hangyul menggelikan kayak ABG baru mimpi basah.

“Lu tuh jangan kebiasaan mendem semuanya sendiri , ngelakuin apapun sendiri , nelen manis pahitnya sendiri. Sekiranya gak kuat, bagi dikit sama orang-orang terdekat. Kalau kita punya solusi dan bisa bantu, kita bakalan bantu kok”

Masalahnya ini tentang hati. Hati yang gak bisa jawabannya dapet dari orang lain. Seperti yang Seungyoun bilang. Ini hati milik Hangyul, Hangyul rajanya. Dia yang berhak dan tahu mana yang terbaik buat dirinya. Orang-orang cuma kasih saran , bukan menekankan lu harus ikutin apa kata mereka.

“Gak apa kak, makasih udah khawatir tapi asli gue gak apa” .

Hari kedua dilalui semakin berat. Muka yuvin selalu terlintas. Ingatan Hangyul tentang malam itu semakin kuat. Seperti ada hutang yang belum terbayar. Seperti ada yang tertinggal tak tersampaikan malam itu.

Hangyul semakin sesak. Dia semakin tak mengerti. Apalagi setelah puluhan chat darinya tak kunjung dibalas yuvin , hanya dibaca.

Hangyul semakin dilema. Hangyul nyaman. Merasa aman juga. Tapi dia gak mau buru-buru bilang , iya dia suka. Iya bang gue juga cinta sama Lo, iya bang yuk jadian.

Gak . Gak semudah itu. Kayak ada sesuatu yang halangi Hangyul buat jujur ini perasaan apa tapi dia gak tahu apa. Apakah egonya tentang posisi? Atau egonya yang lain karena dia merasa gak pantas?

“Jadi nih ya , menurut gue untuk Teori Probabilitas , kita coba cari aja dulu deh di buku statistika dan probabilitas karya prof. Leksmono Suryo Putranto. Kata bang Yuvin sih bukunya bagus. Dibandingkan buku sejenis yang ada di pasaran, kata bang Yuvin buku ini lebih ringkas dan berorientasi praktis. Penurunan rumus secara matematis yang terlalu berkepanjangan sengaja dihindari gitu lho tanpa harus kehilangan landasan keilmuan. Buku ini selain dilengkapi dengan contoh soal yang nantinya disediain penyelesaian, juga ada soal-soal untuk latihan buat kita. Gue nanti sore deh kayaknya cari bukunya. Kalian juga jangan lupa bagian masing-masing” kata Hangyul pada ketiga rekan kerja kelompoknya.

“Tapi Gyul , maaf maaf nih sebelumnya gue nanya gini...” Park Minhyuk yang akrab dipanggil Rocky itu menyahut . Membuat Hangyul menaikkan alisnya.

“Bang Yuvin itu siapa?”

“Iya Gyul, lu kok banyak sebut nama dia sih?”

“Gandengan baru ya? Cie akhirnya sobat gue move on juga nih ya”

“Syukurlah!!! Akhirnya lu ga akan galau galau lagi”

Lee Chan , Kim Sohye dan Rocky sekarang sahut-sahutan godain Hangyul. Yang sialnya dia juga gak ngerti kenapa selalu nyebut nama yuvin.

Jalan-jalan ke Gramedia sendirian gini ternyata gak enak. Sepet mata liat anak-anak SMA ternyata nyari buku buat latihan UN bareng pacarnya. Gandeng gandengan lah mesra mesraan lah disana padahal kan ga boleh ya?

AC Gramedia juga kebangetan dinginnya. Atau badan Hangyul aja yang gak fit ya abis kena hujan diluar. Padahal dikit doang tapi bisa bikin dia merinding kayak gini.

Kalau ada yuvin kan enak , tangan dia digandeng terus dimasukin ㅡEH !!! Gak gak gak ! Kenapa Hangyul mikirin kesana terus sih? Kurang puas apa ya dua hari ini selalu terbayang wajah dia?

Hari hujan. Beneran hujan yang ternyata makin gede.

Hangyul menghela nafas lelah. Kalau gini caranya harus cari taxi atau pesen ojek online.

Hangyul celingukan kesana kemari cari taxi yang kosong , sampai matanya menangkap dua sosok muda mudi, yang satu lari ke arah mobil dipayungi jaket cowok yang lindungi dia dari hujan. Cowok itu bukain pintu buat si ceweknya. Pastiin dia gak kebasahan gak kehujanan.

Hangyul juga pernah digituin. Sama Yuvin , eh sama Sihoon juga pernah! Gak sama Yuvin doang! Emangnya hidup Hangyul tentang yuvin terus apa?

Lama-lama disini ternyata bikin bete juga ya. Akhirnya tanpa ba-bi-bu lagi, Hangyul menaiki taksi yang kosong buat pulang ke kostan nya. Berharap hujan reda sih karena asli dingin banget.

Malamnya Hangyul habiskan ngudud didepan kostan sambil ngerjain tugas. Nunggu dua Abang setannya pulang. Kookheon lagi latihan band di kampus sedangkan Cho Seungyoun lagi sibuk ngebucin ke rumah pacar. Seungwoo sakit kena diare. Makanya Seungyoun dari pulang kuliah kesana gak balik-balik sampe sekarang. Menyisakan Hangyul yang sendirian sekarang di kostannya.

Gak sendirian banget sih. Soalnya telfonan sama ibu dikampung.

“Mas Gyul... Gimana udah dapat yang baru?”

“Yang baru apa toh Bu?”

“Gandenganmu mas... Sudah baru apa belum? Ibu kayaknya gak pernah denger lagi mas cerita tentang dek Sihoon ? Dohyon juga sering cerita sama ibuk kalau dek Sihoon di sosmednya suka upload foto sama cowok lain ya?”

Hangyul meminum kopi pahitnya lalu mengangguk. Padahal ibu disana gak bakalan liat.

“Iya Bu , Sihoon udah punya gandengan”

“Mas kapan nyusul?”

“Ora ngerti aku bu... Doain aja ya supaya cepat-cepat. Lagian kenapa sih Bu mau aku punya pacar lagi? Gak penting juga toh buat kuliahku?”

“Ibu mau mas ono sing urus mas... Biar makan ndak telat minum ndak asal minum”

“Itu pacar atau asisten pribadi Bu?” Lalu Hangyul tertawa kecil.

“Mas lagi galau Bu...”

“Kenapa mas? Sini cerita sama ibu...”

Hangyul menyandarkan tubuhnya pada dinding sambil mengepulkan asap rokok. “Ibu pernah gak sih Bu merasa punya hutang sama orang, bukan tentang uang lho Bu. Tapi tentang sesuatu yang belum bisa ibu sampaikan sama orang itu....”

“Pernah. Karo bapakmu dulu. Ibu punya maaf yang belum terucap”

“Maaf buat?”

“Menggantungkan perasaanya lah mas.. bapakmu itu orangnya romantis , blak-blakan , gak suka mendam perasaan , beliau juga orangnya to the point. Kalau suka ya bilang suka , kalau tidak ya sudah. Ibu awalnya risih mas. Lama-lama ibu sama bapak dekat karena kami kan satu organisasi dulu tuh ya... Lama-lama ibu kayak punya rasa nyaman gitu lho mas sama bapak. Tapi ibu ndak langsung bilang iya ibu nyaman. Ibu malu”

“K-kenapa ibu malu?”

“Awal pertemuan kita kan ego ibu tinggi mas. Ibu menunjukkan secara langsung ngono lho lek ibu tuh ndak suka karo bapakmu. Tapi lama-lama ibu malah nyaman. Ibu takut bapakmu mikir kalau ibu terima bapak karena terpaksa apalagi bapak nembak ibu berapa kali... Dan jawabannya selalu sama. Tidak. Makanya pas ibu mulai nyaman Karo bapak , mulai suka mulai sayang , ibu ga berani jujur mas. Ibu malu”

Cerita ini... Hampir sama persis dengan apa yang ia alami. Apakah mungkin Hangyul juga malu? Selain malu, ia juga takut menyakiti Yuvin karena gak menutup kemungkinan juga kalau Yuvin akan menyangka Hangyul menerima cintanya cuma karena kasian terlebih lagi setelah malam itu.

“Terus... Apa yang harus mas lakukan Bu?”

“Opo sing bikin mas ragu atau malu mas? Runtuhin itu. Runtuhin ego mas. Dia sayangnya nyata toh? Tulus toh karo awakmu? Coba jangan terlalu keras sama diri sendiri, coba buka hati mas buat dia pelan-pelan.. ga ada salahnya toh mulai menerima ? Mas sayang dia kan?”

“G-gak tahu Bu...”

“Jawabannya cuma iya dan tidak lho mas”

“M-mas nyaman Bu. Tiga hari ini pikiran mas cuma ada di bayangan dia. Kayak ada hutang yang harus mas bayar”

“Jangan bilang mas sayang karena terpaksa. Jangan bilang mas mau terima dia karena ada hutang yang harus dibayar. Terima dia karena mas juga punya perasaan yang sama. Cinta itu murni mas , gabisa kita atur mau berlabuh dimana. Ibu harap mas bisa bijak ya...”

Dan setelah telfonan sama ibu, bukannya lega Hangyul malah makin kepikiran

Ini sudah tiga hari. Yuvin bilang dia cuma punya waktu tiga hari kan buat di Jakarta? Karena itu saat membuka mata , Hangyul tanpa pikir panjang pesan tiket pesawat. Dia mau ke Bali. Nyusulin yuvin. Mau bilang depan wajah Yuvin kalau dia tersiksa.

Selama ini Hangyul cuma bisa ingat dia. Gimana perlakuannya terhadap Hangyul. Gimana lembutnya tatapan dia ke Hangyul. Gimana caranya dia gandeng tangan Hangyul. Gimana hangatnya perhatian yang dia kasih ke Hangyul. Dan Hangyul mau egois. Dia mau memilikinya utuh. Semuanya yang yuvin lakuin harus jadi milik Hangyul seutuhnya. Gak peduli dia dibilang gila atau apa, Hangyul mau yuvin terus berada disisinya.

Mungkin belum , Hangyul belum sayang atau cinta sama Yuvin sebesar yuvin sayang ke dia. Tapi Hangyul mau egois. Dia mau yuvin cuma jadi milik dia. Cuma berkiblat sama dia. Mau minta maaf karena udah gantungin dia. Pura-pura gak peka sama apa yang dia lakukan. Pura-pura gak peka sama perasaan dia. Hangyul mau minta maaf.

Sejak keberangkatan Hangyul pagi-pagi , yuvin belum juga membalas pesannya. Belum dibaca juga sih biasanya cuma dibaca tanpa mau dibalas.

Hangyul udah titip absen sama anak-anak , kayaknya tiga hari ke depan gak akan masuk. Bodo amat sama Kookheon dan Seungyoun yang heran Hangyul mau kemana bawa-bawa ransel gitu.

Hangyul mau minta maaf karena udah egois dan nutup hati dia rapat-rapat tanpa mempersilakan yuvin masuk atau bahkan mengetuknya dulu. Habis dari bandara , Hangyul langsung tancap gas pesen Taksi ke kostan Seobin sama Yuvin. Keputusan Hangyul udah bulat. Mau runtuhin egonya dan coba jalani hari sama-sama bareng Yuvin.

“Lho? Memangnya bli tidak diberi tahu ya sama bli yuvin? Dia kan pulang kampung”

“T-tapi kata dia cuma tiga hari kok pulang kampungnya”

“Satu Minggu Bli... Mereka titip kunci buat seminggu. Bli bisa telfon saja bli Seobin untuk memastikannya...”

Gila. Jauh-jauh dengan kesadaran yang nihil Hangyul datang ke Bali cuma disambut anak yang punya kost-an lagi sapu halaman sambil bilang yuvin dan Seobin belum pulang.

Untung aja Hangyul di biarkan masuk dan menginap semalam di kostan Seobin. Untung aja pemilik kostannya baik. Untung aja ada bukti bahwa Hangyul itu temen Seobin sama Yuvin. Kalau bukan , Hangyul udah gak tahu deh nasibnya gimana.

Bego banget sih dia.

Setelah chat yuvin ternyata emang anaknya bukan pulang ke Bali setelah tiga hari. Tapi pulang ke rumahnya setelah tiga hari numpang sama Seobin. Kata Seobin ibu bapak yuvin lagi ke luar kots makanya yuvin sengaja nginep di rumah Seobin. Tapi Hangyul udah berpikir aneh-aneh aja. Makanya tanpa ba-bi-bu dia langsung pergi ke Bali.

Uang jajan yang harusnya buat beli apaan malah kapake sia-sia gini kan . Emang dasar goblok?!

HANGYULNYA YANG GOBLOK

Hangyul menatapi lamat-lamat kamar yuvin. Bernuansa hitam putih ditambahi lilin aromaterapi yang bikin di tenang banget. Kamarnya rapi. Gak banyak ornamen hias atau sesuatu yang bikin ribet. Typicall yuvin banget . Bau bantal sama selimut yuvin juga khas parfum dia. Kayak wangi white musk gitu tapi lebih maskulin. Gak tahu deh dari merk apaan. Hangyul berhenti disalah satu benda yang tertempel didinding. Itu to-do-list milik Yuvin yang isinya jadwal kegiatan. Dihias pake foto-foto hasil jepretan yuvin pake kamera andalannya.

Matanya berhenti disana. Ada satu lembar foto dirinya. Foto yang waktu itu yuvin bilang buat konsumsi pribadi. Hangyul tertawa geli. Ternyata sebegitu niatnya ya yuvin sayang sama dia? Hangyul jadi malu gak bisa balas.

Hangyul duduk diatas kasur. Membuka ransel dia yang isinya susu kotak dari yuvin pas mereka jajan seblak. Iya belum Hangyul minum. Soalnya di tempat seblak cukup minum teh dingin , terus di taman malam dia jajan kopi dingin. Makanya susunya dibawa balik. Dan baru bisa diminum sekarang.

“Padahal baru sebulan dan lu segini niatnya sama gue. Lu bahkan tau gue gak suka susu manis... Gak suka pedes. Gak bisa kedinginan , gak bisa kehujanan lama-lama , lu bahkan tahu kalau kuping gue merah tandanya gue lagi malu... Gue jadi malu gak bisa balas perasaan lu. Bahkan detik ini gue dikamar lu, gue masih belum berani bilang ini cinta....”

Hangyul menunduk setelah menandaskan isi susu kotaknya. Menatap nanar jemari kakinya. Disudut hatinya ada rasa sakit yang entah kenapa.

“Maaf...gue kayaknya egois banget”

“Gue juga gak ngerti kenapa gue denial terus sampe dititik dimana denial gue ternyata bikin lu capek berurusan sama gue”

“Gue benci . Gue benci gue yang ga bisa jujur sama perasaan gue sendiri. Dari kecil gue udah membentuk diri gue buat lebih mementingkan orang lain daripada gue sendiri , sampe sampe masalah begini pun gue malah sakiti lu karena ego gue...”

“Gue bukan malu perihal posisi , bukan malu karena gue anak kampung. Tapi gue malu, gue rasa gue ga cukup layak buat lu. Lu yang dari pertama kali ketemu udah tunjukin rasa sayang lu dan lu berkorban banyak buat gue. Sedangkan respon gue gak ada baik-baiknya sedikit pun ke lu...”

Air mata Hangyul menetes. Andai yuvin disini mendengarkan keluh kesahnya. Ego Hangyul sudah runtuh. “Gue minta maaf bang....”

Hangyul membuang sampah susu kotaknya asal lalu menggenggam selimut yuvin kuat-kuat.

“Gue minta maaf karena gue ga pernah perlakukan lu selayaknya lu harus diperlakukan....”

Dan malam itu, hanya Hangyul dan dinginnya malam yang larut dalam sendu.

Hangyul gak inget jam berapa tepatnya saat suara pintu terbuka dengan tergesa-gesa dan Hangyul yang gak siap dengan pertahanannya harus waspada pada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.

Hangyul pemegang sabuk hitam taekwondo , dia masih ingat lah caranya sparring apalagi asal gebuk maling.

Tepat saat pintu kamar terbuka , Hangyul baru saja akan melayangkan tinjunya kalau-kalau dia gak sadar kalau itu yuvin.

Song yuvin. Lewat tengah malam rela pulang ke kostan. Buat apa?

“B-bang yuvin?”

“Astaga demi Tuhan ternyata Lo beneran disini? Asli gue takut banget Gyul” Yuvin memeluk Hangyul erat. Membenamkan hidungnya ke perpotongan bahu Hangyul sambil terengah.

“B-bang...”

“BISA GAK SIH ANJING LO GA USAH SO NGIDE JAUH-JAUH KE BALI KAYAK GINI LEE HANGYOOOOOLLLLLL!!”

“YA MAAP. LAGIAN LU GAK JELAS KASIH INFONYA YA ANJING JADI MANA GUE TAHU!!”

“LU BISA TANYA DULU KE GUE HANGYUL GUE LAGI DIMANA”

“GAK BISA SETAN! CHAT GUE LU BACA DOANG EMANG BEDEBAH MESUM LO YA ANJING SYUKUR-SYUKUR GUE SUSULIN LO KESINI!!”

Dan Yuvin cuma diem sambil pegangin badan Hangyul, pegangin dagu dia terus mukanya dibolak-balik begitu.

“Apaan sih anjing!!!” Hangyul menepis tangan yuvin lalu berjalan tergesa kearah kasur. Mendudukkan diri sambil menunduk karena pusing melanda.

“Sorry. Lo pasti kebangun ya gara-gara suara gue buka kunci pintu depan?” Yuvin berjongkok depan Hangyul sambil ngelus puncak kepala dia.

“Gue bikinin minum deh ya?”

Yuvin berdiri hendak beranjak menuju dapur kalau aja ujung jaketnya gak diremes sama Hangyul.

“Lo disini aja. Gue ga butuh minum”

“Tapi Lo pusing Gyul?”

“Gue gak butuh! Ngerti gak sih? Gue gak butuh minum!!”

“Ya terus apa? Lu jelas pusing kayak gitu gara-gara gue Gyul...”

Hangyul menepuk sisian kasur sambil cemberut, “gue ngantuk!”

Yuvin kedip kedip doang untuk beberapa saat.

“Mau tidur bareng gak sih anjing? Kalau gak mau keluar aja sana jangan disini”

“Ini kamar gue Gyul? Kok lu yang usir sih”

“Bodo amat!” Lalu Hangyul melempar diri ke sudut ranjang , memposisikan diri untuk tidur sambil memunggungi yuvin.

Malam itu , pukul dua lebih lima belas, Yuvin membaringkan dirinya dibelakang Hangyul. Dengan kurang ajar melingkarkan tangannya pada pinggang Hangyul.

Memeluknya erat seakan tak ada hari esok untuk kesempatan seperti ini.

“Gue minta maaf Gyul karena udah bikin lu kesini tanpa pikir panjang...”

Hangyul cuma diem sambil pura-pura tidur. Dia cuma gak siap sama keadaan kayak gini.

“Boleh gak sih Gyul gue GR kali ini , lu nyusul ke Bali sini tuh ternyata buat gue?”

“Ya anjing emang buat lu! Lu kira gue mau jadi tolol buat Seobin? Bisa dibunuh kak Midam gue?!!”

Yuvin tertawa lalu mencium tengkuk Hangyul lembut, “makasih udah bales perasaan gue”

“Jangan GR! gue kesini bukan mau bilang gue juga sayang sama Lo. Belum. Belum sampe sana...”

“Lah terus?”

Hangyul membalik tubuhnya hingga berhadapan sama Yuvin. Hidung mereka bertabrakan. Netra mereka saling menyelami gelap masing-masing di retina.

“Gue mau egois! Gue mau Lo cuma berpusat di gue, kayak biasanya”

“Ya emang itu kan yang lagi gue lakuin hm?” Yuvin mengusap pipi Hangyul lembut lalu tersenyum, “iya Lo boleh deh egois gue nurut aja deh...”

“Janji ya lu gak akan nyesel gue giniin? Seenggaknya sampe gue yakin kalau ini tuh rasa sayang beneran. gak cuma perasaan sesaat karena gue kelamaan jomblonya”

Yuvin mencuri satu kecupan diatas dahi Hangyul, “gue bikin lu gabisa lari sedikitpun dari gue. Gue bakalan bikin lu juga sayang sama gue, lu cinta juga sama gue , lu Bucin sampe tolol lebih dari ini... Liat aja lo ntar”

Hangyul tertawa gemas , “janji?”

“Yang dipegang dari laki-laki itu janjinya Lee Hangyul...”

“Yaudah gue ngantuk. Mau tidur” ujarnya sambil menutup mata. Lalu menubrukkan wajahnya pada dada bidang milik Yuvin yang disambut peluk hangat dari lelaki tinggi didepannya.

“Lo gemes banget sih anjing! Gue makin sayang sama Lo”

“Harus!!”

“Pake baju biru kayak gini buat gue kan?”

“Iye!!!”

“Jauh-jauh ke Bali juga buat bilang Lo sayang sama gue kan?”

“Lo ngomong sekali lagi kita putus nih?” Hangyul menodongkan telunjuknya ke arah hidung yuvin sambil memasang muka marah.

Yuvin ketawa lalu menggigit kecil telunjuk itu. Memeluknya semakin erat dan diusap-usap lembut agar cepat tertidur.

“Gemes banget sih cara Lo nembak gue Gyul?”

“Ngaco gue tendang nih?”

“Iya iya sayang gue juga sayang kok sama Lo”

Dan Yuvin benar-benar ditendang.

Fin

Way Back Home

Rate : T+ (Vingyul gemes gemes)

Go find you sleeping in the dead hours No matter how hard you stop me, I’m finally there for you Finish your long journey and go back now Back to your house, now way back home

Aku mencoba untuk menemukan dunia Hanya kau yang mempunyai cerita lengkapnya Bahkan jika aku kehilangan segala hal, aku hanya butuh dirimu Peluk aku saat terang menghilang Pejamkan matamu dan diam diam aku akan datang.

Lee Hangyul dan Song Yuvin hanya dua insan. Yang sama-sama merantau demi mencapai impian. Dua-duanya bertemu dalam ketidak sengajaan. Jatuh cinta pada pandangan pertama bukan juga kemauan.

Yuvin tidak mengerti kenapa saat pertama kali melihat Hangyul, ada debaran tak tentu namanya. Ada rasa gelisah dan ingin mendekatinya. Padahal dilihat-lihat , Hangyul tidak ada manisnya. Sama aja kayak anak teknik kebanyakan. Tapi bagi Yuvin , Hangyul itu indah. Hangyul itu dunia baru baginya. Hangyul itu punya aura nya sendiri. Tidak usah menjadi cantik dan tampan disaat bersamaan seperti Seungwoo, bermuka kecil nan manis seperti Midam, atau berparas elok nan teduh kayak Wooseok.

Gak usah.

Hangyul indah dengan caranya sendiri. Ditambah balutan baju berwarna biru, Yuvin mau maju. Mau lantang bilang dia manis. Mau berani puji Hangyul gemes. Biarin kena semprot atau decihan gak suka dari yang bersangkutan. Yuvin cuma mengutarakan isi hatinya.

“Yang satu level satu aja ya mas, itupun jangan kebanyakan cabenya. Kasian temen saya gak terlalu kuat pedes” ucapnya sambil tersenyum.

“Padahal gapapa kali bang gak usah traktir”

“Gak apa Gyul kan gue yang ajak. Yuk cari tempat duduk”.

Udah pernah dibilang kan? Gandengan tuh kayak suatu kepastian. Ya sekarang buktinya Yuvin gandeng tangan dia. Jalan ke bangku dipojok sana yang deket kipas angin. Yuvin membuka kulkas dan membawakan dua botol air dingin sama satu kotak susu.

“Kali aja lu kepedesan” ujarnya.

“Level tiga juga kuat elah gua bukan bayi” cibirnya.

Hangyul gak ngerti kenapa kayak sedikit canggung aja rasanya jalan berdua doang kayak gini padahal dulu juga pernah. Tapi ya gitu. Kali ini rasanya lain.

“Gimana kuliah? Aman?”

Hangyul ngangguk sambil meneguk teh botolnya pelan-pelan. Asli deg-degan. Gak tahu dah kenapa.

“Abang sendiri gimana? Aman?”

“Aman aman aja sih kayaknya. Ya namanya juga anak cowok ya kan? Suka ada nyelenehnya dikit”

Hening. Cuma nafas mereka aja yang saut-sautan. Hangyul menatap televisi yang ada di dinding. Daripada menatapi Yuvin terus ya kan?

Nanti hatinya makin gak karuan

“Gyul....”

“Gimana bang?”

“Lu..... Gak kangen gitu sama gue?”

Gak. Hangyul gak tersedak kok enggak. Cuma agak kaget aja sih. Hangyul menggaruk tengkuknya yang gak gatal sambil tertawa hambar.

“Ngaco sih otak gue kayaknya.. maaf ya Gyul tiba-tiba banget ngomong gitu”

“Santai aja kali bang, kayak ke siapa aja”

“Lu tahu gue bakalan ikut pulang bareng Seobin?”

“Seobin pulang aja gue gak tahu. Apalagi lu ikut dia?”

Yuvin menunduk. Agak kecewa juga sih ternyata. Kirain ya kirain, Hangyul sengaja pake baju biru hari ini buat dia. Taunya yuvin doang ke-GRan.

“Bang...”

“Ya?”

“Lu masih suka samaㅡ”

“Silakan pesanannya”

Jancuq. Kenapa datang disaat yang gak tepat sih?

Hangyul sama Yuvin tersenyum sambil berterima kasih lalu mulai memakan makanannya.

Udah dari dulu banget kan Yuvin pengen kesini?

“Tadi mau nanya apa Gyul?”

“Gak , udah lewat”

Hangyul menyeruput kuah seblaknya lalu menambahkan jeruk limau diatasnya. Habis itu, dia potongin jeruk limau dua biji buat Yuvin. “Nih” katanya.

Terus Hangyul sodorin satu cup isi bawang goreng sama seledri sama bawang daun. Habis itu sodorin sambel juga.

Yuvin speechless sih. Baru berapa kali makan bareng , Hangyul udah tahu seleranya.

“Perhatian banget sama gue”

“Jangan GR. Cuma itu yang disediain disini. Kalau ada tambahan paku juga gue sodorin ke lu”

Hangyul mulai menyuapkan makanannya. Yuvin tersenyum manis , “iya deh iya. Jangan merah gitu dong kupingnya”

“A-apaan sih!! Ini gara-gara pedes”

“Katanya kuat level tiga? Segitu doang pedes”

“Yaudah gara-gara panas!!!”. Yuvin tertawa kecil lalu mengusak rambut Hangyul gemes. Lalu lanjut makan seblak yang selama ini diidamkannya.

Rambut yang diusak , hati Hangyul yang malah berantakan

Habis makan seblak , mereka beralih jalan-jalan dikawasan wisata malam kota tua taman Fatahillah. Ya cuma jalan-jalan biasa sih . Liat-liat hiruk pikuk orang-orang yang ada disana. Banyak muda-mudi pacaran berseliweran. Bukannya tidur juga besok ngebabu malah pacaran.

Udara sedikit dingin sih malam ini. Makanya tangan Hangyul yang digandeng Yuvin , dimasukin ke saku jaket. Keduanya jalan-jalan santai sambil ngobrol dikit dikit tentang kampus mereka. Gimana capeknya jadi mahasiswa sana , gimana nyebelinnya dosen kesayangan , gimana keseruannya , ya gitu gitu doang sih .

Sampai ada mas-mas yang nawarin foto. Katanya cocok buat pasangan. Buat kenang kenangan.

Yuvin dan Hangyul sontak memutus genggaman tangan mereka lalu tersenyum canggung. Sambil nolak halus lalu keduanya garuk-garuk tengkuk yang gak gatel.

“Kapan lagi lho mas foto bareng pacarnya disini?”

“Gak mas. Makasih... Lagian, dia bukan pacar saya.” Jawab Hangyul.

“Bukannya bukan , tapi belum” sahut yuvin yang berhadiahkan sikutan tajam di ulu hati.

“Yaudah semoga cepet jadian ya mas biar bisa foto pake jasa saya”

Hangyul dan Yuvin mengangguk lalu tersenyum.

“Sorry, genggam tangan Lo kayaknya udah jadi kebiasaan. Jadinya gak sopan”

Hangyul terkekeh doang sambil nunduk liatin sepatunya. “Duduk dulu yuk pegel”

Lalu keduanya duduk di bangku taman. Yuvin menyerahkan satu botol kopi dingin ke arah Hangyul yang langsung ditenggaknya.

“Kita ini apa sih Gyul?”

Gak . Gak muncrat. Cuma kaget.

“Temen ?”

“Temen kok gandengan tangan terus ya?”

“Y-ya...kebiasan kan?”

Yuvin menghela nafas lalu menatap Hangyul dengan tatapan serius. Mengusap dagu lalu tersenyum hambar , “lu ... Tau dong kalau gue suka ke lu tuh gak main-main?”

“T-tau...”

“Terus gimana? Maksud gue , emang kayaknya gue yang GR banget sih tapi lu gue gandeng kok gak protes? Tapi bahkan hubungan kita gini gini aja. Gak jelas padahal lu tahu pasti kalau gue beneran suka sama lu beneran sayㅡ”

“Bang.... Gue gak mau bicarain ini..” cicitnya. Hangyul menunduk . Bersikeras untuk mengindari kejaran tatapan mata Yuvin yang menyiratkan keseriusan .

“Gue bukan type Lo?”

“Gue gak punya type aneh-aneh elah...”

“Terus kenapa Gyul? Apa gak bisa gue dapetin satu ruang di hati lu kayak lu dapetin ruang hati gue?”

“Bang jangan buru-buru elah, kita temenan aja duluㅡ”

“Sampai kapan Gyul? Sampai gue lihat lu balikan lagi sama mantan atau bahkan punya gandengan baru?”

“Gak gitu! Kasih gue kesempatan lah buat mikir”

“Sebulan ini gak lu pake mikirin gue? Emang bener gue GR banget ya Gyul ...”

Yuvin membuang muka. Meneguk air mineral kemasannya sampai tandas.

Hal itu membuat Hangyul semakin canggung.

“Gue nyaman bang. Beneran. Gue suka dideket Lo, gue suka Lo gandeng , gue suka Lo perhatiin , tapi gue gak bisa buru-buru simpulin ini perasaan apaan... Selayaknya Lo, gue juga mau dimengerti bang...”

“Lu sayang gak sama gue?”

“Gak tahu....” Hangyul menunduk dalam. Dia juga gak tahu.

“Hangyul, jawabannya cuma iya dan tidak lho.”

“Gue gak tahu bang sumpah gue ga faham”

Yuvin tersenyum sambil menyenderkan tubuhnya ke sandaran bangku . Menatap langit gelap kota Jakarta yang tak dihiasi bintang malam.

“Gue cuma punya waktu tiga hari sebelum balik. Maunya sih tiga hari ini gue habisin sama lu, tapi kayaknya kalau kita ketemu terus yang ada gue malah membebani lu. Yaudah Gyul, maaf banget ya kalau gue maksa maksa. Lagian emang gatau diri banget sih baru juga sebulan kenal udah desak Lo buat bales perasaan gue ya kan? Gue ngerti. Gue aja terlalu agresif dan menaruh harapan tinggi....”

Hangyul mau ditaruhi harapan oleh Yuvin. Mau sekali. Tapi Hangyul takut tak bisa membalasnya.

“Pulang yuk. Keburu makin malem ntar gue dikunciin sama Seobin lagi kan gue numpang”

Mereka beranjak. Dan tak ada genggaman tangan lagi selama perjalanan menuju parkiran.

Last