kucing kecilnya kakak.
top! Ccn bot! Ksw
cw : sex scene, whinny-sun, shapeshifter!sun x human!ccn, anal fingering, anal sex, handjob, nipple-play, semi public sex, etc.
Setelah mengunci layar handphonenya dan tertawa sedikit, pemuda bernama Choi Chanhee itu segera beranjak menuju tempat dimana si kecil Sunwoo bersembunyi darinya. Kakinya yang panjang segera ia bawa menuju kamar Juyeon.
Mandi memang tidak pernah menjadi kegiatan favoritnya. Kucing hitam kecil itu selalu penuh drama setiap kali disuruh mandi.
Mandi saja ia susah, apalagi dimandikan Choi Chanhee.
Agenda itu adalah sesuatu yang buruk dari yang terburuk. Karena sepanjang mandi, Choi Chanhee akan menjadi seseorang yang tak punya hati. Menggosok muka dan punggung Sunwoo kuat-kuat sambil mengomel dan menggerutu lamanya.
Mulut ceriwisnya akan dipakai untuk menceramahi Sunwoo, berkata ia harus begini begini begitu, dari A sampai Z. Tentu kucing kecil itu akan lari menjauh dari jangkauan Chanhee, meski rasanya tidak mungkin.
Kucing hitam yang semula bergelung ketakutan di balik selimut Juyeon itu kini berubah menjadi pemuda berpinggang ramping, dengan warna kulit khas madu. Menggeleng ribut dan mengeluh kesal saat tangannya dicengkram oleh Juyeon agar tak kabur kemana-mana.
Kakinya ia pakai menghentak kesal karena Juyeon masih tidak mau bernegosiasi dengannya.
“Mandi doang Sunwoo, istg kenapa banyak drama sekali sih”
Wah telinga kucing dan ekornya menegak saat suara halus itu mulai masuk ke inderanya setelah bunyi pintu dibuka.
Matanya membelalak kaget dengan muka pucat pasi, kembali memberontak dengan heboh berharap Juyeon lepaskan genggamannya, “ah ah gak mauuuu AAAAA gak mau mandi sama kak Chanhee!”
Chanhee merenggangkan otot-ototnya dan mengambil alih tangan Sunwoo yang dari tadi dicengkram Juyeon, “nih” ujarnya. “Sekalian double cleansing wajahnya juga, Chan. Tadi dia dipegang-pegang orang-orang yang gemes sama dia”
“Oh ya? Pas main juga masuk form kucingnya Ju?”
“Enggak, pas pulang.. soalnya dia ngeluh gak mau jalan, akhirnya berubah biar digendong Kevin”
“HEY PERMISI DISINI ADA AKU LOH KOK DICUEKIN? PLEASE LEPASIN TANGANKU AAAAAAAAAAAAAA MERAH MERAH INI! AKU GAK MAU MANDI SAMA KAK CHANHEE! AKU JANJI MANDI SENDIRI!”
Chanhee menyumpal mulut berisik Sunwoo dengan roti yang sedari tadi ia bawa, “yaudah Ju, gue mandiin ya”
Juyeon mengangguk dan membiarkan si Sunwoo Sunwoo itu diseret keluar dari kamarnya meski masih bersungut-sungut tak suka.
“Mandi doang gak usah banyak drama! Kakak gak nyiksa kamu loh, cuma mandiin?”
“Tapi kakak berisik! Akunya selalu dimarahin”
“Harusnya kamu ngerti kenapa kakak marahin kamu, naughty ass cat” ucapnya sambil menepok pantat sintal Sunwoo yang tengah ia lucuti pakaiannya.
“Ish! Kakak ini no jam, wuuuuu!” Ucapnya sambil mengacungkan jempol terbalik didepan muka Chanhee. Pemuda ramping itu hanya menghela nafas sambil menggeleng.
Bathtub telah terisi air hangat, kaki Sunwoo segera dibawa masuk kedalam sana. Pemuda kucing itu bergidik, telinga dan ekornya menegak merasakan sensasi saat setengah badannya terendam air.
Chanhee segera menata barang-barang yang diperlukan saat memandikan kucing besar ini. Ia biarkan si kecil itu menyesuaikan diri dengan suhu air.
“Sana keluar, aku mau mandi”
Diusir begitu membuat Chanhee mendelik, “gue mandiin.”
“Ah! Gak usah kak! Mandi sendiri aja~ sana pergi shoo shoooo”
Tangan Sunwoo mendorong-dorong tubuh Chanhee agar menjauh. “Kalau mandi sendiri kurang bersih, Sunwoo”
“Bersih ah bersih, sana pergi ajaaaa”
“Lo itu habis dipegang-pegang orang astaga, sini gue mandiin!”
Chanhee berdecak saat Sunwoo malah menyipratkan air padanya. Emosinya malah semakin memuncak. Sudah cemburu karena tau Sunwoo dipegang orang lain, sekarang anak nakal itu malah enggan disentuh olehnya.
Keduanya masih adu mulut hingga kamar sebelah dan ruang tengah bisa mendengar cekcokan mereka.
“Ada yang ngamuk?” Kevin menoleh sedikit ke belakang saat tangannya sibuk mengeringkan rambutnya. “Yaiyalah, kucingnya dipegang-pegang orang sih” jawab Juyeon sambil sedikit tertawa remeh.
“Najis! Chanhee cemburuan banget, ewh”
Diseberang sofa sana ada Changmin yang duduk bersila sambil menyantap oatsnya mencibir sahabatnya yang selalu cemburuan itu.
“Taiii! kayak lo nggak asem aja liat nunu ditoel toel pipinya sama stranger”
Oh, sial. Jawaban Juyeon setidaknya menyenggol harga diri Changmin.
Lima menit berdebat, tidak ada yang mau mengalah. Sunwoo tetap bersungut-sungut mengusir Chanhee, sedangkan yang diusir semakin diuji kesabarannya.
“Kalau gini gak mandi mandi nih gue ah!”
Sunwoo membuang muka dan segera menggosok badannya sendiri. Membiarkan hening kini menggantikan bising.
Sunwoo masih sibuk menggosok leher dan bahunya sampai ia merasakan riak air disekitarnya, gelombang air meninggi hingga sedikitnya luber kemana-mana. Oh seseorang masuk kedalam bathtub menyusul Sunwoo. “AH KAK CHANHEE! KALAU GINI GUE GAK MANDI MANDI!”
“sstt”
Oh God, bulu kuduk Sunwoo meremang. Deru nafas dan bisikan Chanhee terlalu dekat pada cuping telinganya. “Gak usah banyak bacot”
Anghh...
“Ka-kakak! Kalau begini yang ada gak mandi?!”
Seketika badannya mengejang kaget karena sebuah tangan melingkar pada sesuatu yang seharusnya tidak disentuh.
“Ih ah lepas, katanya disuruh mandi nghh”
Lengan itu malah semakin melingkar pada pinggang rampingnya, “salah siapa genit ke orang-orang”
“Aduh!”
Pahanya ditampar didalam air membuatnya terkejut.
“Kakak nghh kalau gini, gak mandi mandi..”
Rahangnya diraih, kepalanya dipaksa memutar menoleh kearah Chanhee dan bibirnya diraup begitu saja sebegitu rakusnya. Sunwoo meremas tangan Chanhee yang mengunci pergerakannya. Sunwoo buru-buru melepaskan ciumannya dan meraup oksigen sebanyak-banyaknya, ia mundur menjauhkan diri dari Chanhee namun pemuda berkulit putih itu tak membiarkan Sunwoo kabur, malah diangkatnya pantat Sunwoo dan ia remas-remas dengan sengaja. Oh tak lupa Chanhee menggoda ekor sensitif Sunwoo juga.
“Ahh kakak ahhhh”
“Berisik amat sih, gini doang juga”
Jemari lentik itu pindah menuju penis Sunwoo yang sedari tadi ia goda, dari belakang sini, Chanhee bisa bebas melakukan apapun yang ia mau karena kucing kecil itu hanya sibuk menggelinjang.
“Aahhh nghh udahan aahh udahh!”
Remasan dan gerakan tangan lihai pada penisnya itu semakin mengerjai Sunwoo membuat lututnya yang menjadi tumpuan itu kian melemah.
Chanhee membalik badan Sunwoo, ia biarkan si kucing bersandar lemas, dan dengan cepat ia segera meraup nipple mencuat Sunwoo, membuat kucing itu melenguh lagi.
“Oohh nghh kakak!”
“Lo tau kan, I hate sharing something that's already mine? Centil ya lo makanya they touched you.”
Dua digit tiba-tiba masuk kedalam analnya, merengsek masuk membawa beberapa air kedalam sana membuat Sunwoo menggeliat heboh, “ah ah enggak! Ka-kan cuma pegang ahh pegang gemes aja ahh”
“Pegang karena gemes? Lo sengaja bertingkah gitu and let them touch you? Centil.”
Jackpot. Ujung jemari Chanhee menyentuhnya dengan telak membuat lolongan panjang keluar dari bibir tebalnya.
“I hate sharing, you dumbass!”
Chanhee menandainya. Di dada, di leher, dan bahu. Chanhee tidak suka berbagi apa yang menjadi miliknya. Dan Sunwoo ini miliknya. Miliknya karena seluruh inchi tubuhnya pernah ditandai olehnya. Seluruh tubuh sewarna madu itu pernah dijamah olehnya. Pernah pasrah hanya untuknya. Chanhee tidak suka berbagi. Pada sembilan orang diluar kamarnya saja kadangkala Chanhee cemburu, apalagi pada orang asing diluaran sana?
Beraninya mereka menyentuh apa yang menjadi milik Chanhee.
Chanhee itu orang yang angkuh, Changmin yang pertama akui. Karena sedari kecil, apa yang ia tunjuk akan tunduk dan menjadi miliknya dalam sekali kedip. Dan Chanhee benci berbagi, semua orang mengakui itu. Butuh perdebatan alot hingga kawannya yang lain diperbolehkan untuk memakai badan Sunwoo semalaman.
Chanhee itu rakus dan pelit. Ya. Hyunjae akan menjadi yang paling lantang menjawab itu karena demi Tuhan, ia sangat kesusahan menghabiskan waktu dengan Sunwoo jika Chanhee sedang menempel pada si kucing itu.
No one can handle him, Sunwoo akan mengangguk mengiyakan. Karena butuh berjam-jam dihabiskan hanya untuk membujuk. Akan ada perdebatan panjang yang berakhir seseorang meneriakkan bahwa Chanhee itu pelit, licik dan egois.
No one can handle him when he's jealous.
“Kak nghh udah please ahh gatel”
Chanhee menggaruk dinding anal Sunwoo dengan gerakan lambat yang membuat Sunwoo frustasi. Lidahnya menyapu dada Sunwoo yang terasa manis. Tangan Sunwoo gemetar meraih pipi Chanhee, mata bulatnya berpendar gemetar, “maaf nghh maaf”
“Belum dimaafin”
Kepalanya mendongak mengenaskan, “aahh nggh!” Chanhee menyentuh titiknya dengan brutal. Penis merah itu bergetar seirama dengan pahanya yang gemetar. Sebelum Sunwoo menjemput klimaksnya, Chanhee melepaskan tangannya dari segala kegiatannya diatas tubuh Sunwoo. Membuat si lebih muda mengerang kesal karena hasratnya tak dituntaskan.
Chanhee menarik pinggang Sunwoo agar naik ke pangkuannya, “kak bentar ahh bentar masih sensitif!”
Bagai tuli, Chanhee tak mengindahkan sedikitpun perkataannya. Sunwoo menggeleng heboh meminta kelonggaran. Karena sedikit tak tega ia biarkan Sunwoo mengambil nafas dulu meski terisak.
“Ssstt don't cry, gak disiksa ini?”
“Nghh hiks too much, kakaknya gak mau ngasih jeda..”
“Suruh siapa bikin aku cemburu?”
Chanhee mencium si kecil dengan lembut, menyalurkan sayang lewat hangat. “hhhh sorry... I just hate it”
“Gak suka lo dipegang orang, gak suka kamu jadi pusat perhatian orang..”
Sunwoo mengangguk lalu membalas ciuman Chanhee, “mereka kan cuma gemes sama kucing kak..”
“Tetep aja!?”
Setelah bicara begitu Chanhee menarik pinggang Sunwoo, membuat penisnya melesak masuk pada anal Sunwoo, pemuda kecil itu melolong panjang dengan tangan yang sibuk berpegangan erat pada pinggiran bathtub.
Sial, ukuran Chanhee belum bisa disesuaikan oleh dinding anal Sunwoo meski tadi sudah dipermainkan sedemikan rupa.
“Ohh shit sempit banget gila”
Air disekitar mereka kini dingin sepenuhnya, mencipta gelombang karena penyatuan dan gerakan yang diciptkan dari sang dominan. Sunwoo mencengkram sisian bathtub dengan sangat erat karena gelombang nafsunya pelan-pelan membuatnya semakin frustasi apalagi saat beberapa titik sensitifnya tidak diberi perhatian.
Sunwoo naik turun dengan kacau diatas pangkuan Chanhee, sedangkan Chanhee dengan senang hati memegangi Sunwoo yang terhuyung itu agar tak ambruk.
“Ahhh nghh kakak ahh”
Kepala kontol Chanhee di dalam sana menyundul titis manis Sunwoo dengan presisi membuat gelenyar menyenangkan penuh candu menyerang keduanya. Sensasi penisnya diremas oleh dinding anal Sunwoo yang hangat membuatnya kecanduan. Suara porno desahan penuh nafsu Sunwoo juga seakan menjadi lullaby yang ingin Chanhee dengar sepanjang hari.
“Nghhh nghh ahhh”
Puting mencuat itu dicubit dan ditarik dengan gemas. Dadanya ditangkup dan dimainkan sesuka hati. Merah-merah sebab Chanhee sering menandai kulitnya seakan sudah menjadi hal lumrah diatas kulit Sunwoo. Karena hampir seluruh tubuhnya dihiasi bekas cupang dari kawan-kawannya. Yang paling baru ini ia dapatkan dari Jacob setelah semalaman Sunwoo membantu kak Jacob membereskan kamarnya yang berantakan. Dan dua hari kemudian, tepatnya hari ini, tanda merahnya malah bertambah akibat kelakuan Chanhee.
Seiring berjalannya waktu, tempo Chanhee semakin cepat membuat otak Sunwoo mendadak kosong. Hanya desahan parau yang keluar dari mulutnya dengan lelehan saliva entah miliknya atau Chanhee.
“Nghh kakak too deep ugh”
“Enak?”
Sunwoo mengangguk lalu tertawa kecil, “ahhh nghhh enak”
Knock knock
Pintu kamar mandi diketuk pelan-pelan, lalu setelahnya terdengar suara siulan yang mengganggu kegiatannya.
“Sexy banget..”
Oh sialan Lee Jaehyun denga segala ketengilannya. “Lebarin pahanya Chan”
Dan dengan senang hati Chanhee menarik paha Sunwoo agar mengangkang lebih lebar. Penisnya bergerak naik turun mengenaskan tak tersentuh seiring gerakan Chanhee pada analnya yang semakin cepat, “anjay enak nu?”
Si kecil itu menatap wajah Hyunjae minta pertolongan, tangannya menggapai udara berharap Hyunjae bisa membantu Sunwoo agar Chanhee memelankan temponya.
Plak
Paha Sunwoo ditampar hingga pahanya kembali ia tarik mengangkang. Tubuhnya melengkung saat tangan Hyunjae malah meremas penisnya yang daritadi tak diperhatikan. Jempolnya mengorek lubang kencing Sunwoo dan tangan yang lain meremas bola kembarnya.
“Get off, anjing! He's mine”
Chanhee menepis tangan jahil Hyunjae membuat yang lebih tua itu tertawa sambil mundur.
“Ahh nghh kak Hyunjae ahh tolong nghh”
“Sorry nu, gak bisa”
“Ahhh nghh kak Hyunjae ahhhh”
Mendengar Sunwoo menyebut nama orang lain, Chanhee dengan kuat mendorong pemuda itu hingga bertumpu pada tangan dan lututnya, “sialan! Berani lo manggil nama orang lain pas lagi sama gue begini, Sunwoo?”
Perut Sunwoo mengencang, tubuhnya terlonjak hebat saat Chanhee malah semakin mempercepat temponya. Tangan kirinya ia bawa untuk menjambak rambut Sunwoo, menyuruhnya menatap lurus pada pantulan cermin kamar mandi di seberang sana.
“Goblok ahhh sunwoo malah manggil nama orang lain lo ya sialan”
Chanhee semakin merapatkan tubuhnya, memperdalam penyatuan tanpa memelankan tempo yang ia kendalikan.
“Aaahhh kakak nghh sorry!”
“How does it feel, hm? Ahhh sial!”
Tubuh kecil itu menggeliat, matanya terbelalak menyedihkan dengan desahan yang pelan-pelan semakin parau. Hyunjae disana hanya tertawa mengejek saat tangannya dengan sibuk memotret Sunwoo yang tak berdaya begitu.
“Lebarin liangnya, Chan”
Kedua jemari Chanhee menarik pipi pantat Sunwoo yang tengah disumpal miliknya, Hyunjae mendekatkan kamera handphonenya pada liang anal Sunwoo yang memerah dan basah. “Sexy banget sialan”
Sangyeon dari luar kamar merekam segala percakapan yang terjadi setengah jam belakangan hanya menggeleng prihatin. “JANGAN DIGANGGUIN ITU HEH. CHANHEE JUGA, JANGAN KELAMAAN, KASIAN SUNWOONYA”
“iya bentar lagi, bang” Hyunjae akhirnya mematikan Handphonenya dan keluar setelah mencuri satu lumatan pada cuping telinga Sunwoo.
Setelah puas mengeluarkan sperma kedalam anal Sunwoo diatas bathtub dan membuat si kecil itu lemas tak berdaya, kini Sunwoo harus siap pegal karena dipaksa mengangkang lebar diatas wastafel besar di kamar mandi. Punggungnya menabrak dinding dingin di belakangnya. Chanhee benar-benar tidak bisa berhenti.
Chanhee menangkup rahang Sunwoo, bibirnya habis dilahap. Lelehan saliva itu bahkan kini banjir membasahi leher dan dada telanjang Sunwoo.
“Nghhh i'm close kak...”
“Iya sayang..”
Suara kulit beradu itu menjadi satu-satunya yang bisa mereka dengar. Rasanya begitu vulgar. Sunwoo mengejang hebat saat spermanya meleleh kemana-mana, Chanhee mengurut batang penis Sunwoo dengan telaten hingga akhirnya air mani itu habis tak lagi meledak dan meleleh. Dan ketika Chanhee sampai pada klimaksnya, ia tarik Sunwoo untuk turun dan bersimpuh dibawahnya. Ia kocok sebentar penisnya hingga akhirnya sperma itu meleleh membasahi muka Sunwoo. Sunwoo membuka mulut, membiarkan lidahnya dijadikan tempat terakhir Chanhee membuang spermanya sore itu.
Saat dia rasa sudah tidak ada yang keluar lagi, Sunwoo membawa mulutnya membersihkan kepala kontol Chanhee, ia jilat dan kulum hingga bersih. Sunwoo mendongak lalu tersenyum manis. Dengan muka belepotan sperma miliknya, Chanhee bawa tangannya mengusap pipi gembil si kecil, “good boy...”
“Good boynya kakak...”
“Iya.. kucing kecilnya kakak”
Sunwoo memeluk pinggang Chanhee dan mencium perut bawahnya, “ayo mandiin aku sekarang! capek nih”
Chanhee tertawa lalu membimbing Sunwoo agar masuk bathtub lagi.
Ah sial, Sunwoo tidak mau lagi deh bikin kakak Chanhee cemburu. Pantatnya sakit.
Fin.