Meiri

Malam di Bukit Bintang, Lembang.

Perjalanan team Babandungan menyusuri kota Bandung baru saja dimulai. Lagu Rindu Tak Bersuara milik Alffy Rev mengalun indah didalam mobil, Wooseok nih DJnya. Daritadi lagunya sentimental semua.

Seungyoun bener bener ajak Seungwoo jajan seblak langganan dia deket alun-alun. Waktu SMA suka kesini sama Sejin sih , tapi anaknya gak bilang. Soalnya Seungwoo sensitif banget nyangkut mantan. Jadi diem-diem aja deh ya guys.

Makan seblak disana mereka sepakat bikin challenge , beli level tiga , yang kepedesan dan gak kuat makan, harus bayar semua.

Seungwoo ketar-ketir , maunya level satu dulu, makanya beli dua. Level satu setengah porsi, level tiga setengah porsi. Soalnya dia mau nyicip yang biasa aja.

Ternyata seblak Bandung enak banget , persis kayak kata kakaknya. Seungwoo emang kepedesan di awal. Tapi lama kelamaan dia mulai menikmati semuanya. Enak banget. Wooseok juga suka. Dia pecinta ceker , cekernya dibanyakin , dimakan daritadi ga berhenti-berhenti.

Semuanya udah kepedesan . Udah pada ngelap keringet, ujungnya Hangyul nyerah dan harus rela bayar semuanya. Mana kurang ajarnya , Kookheon beli satu porsi lagi.

Seungyoun juga mesen empat teh botol lagi. Empat teh botol buat sendirian. Emang pada kurang ajar ya diliat-liat.

Hangyul gapapa guys , dia sabar kok.

Seungyoun nenggak teh botol, botol ketiganya buru-buru , panas bener bibir dia. Dia biasanya makan yang level satu doang. Ini level tiga. Apa gak mencret besoknya?

Ditatapnya pacarnya yang lagi anteng makan seblak yang level satu tadi dia pesen, typicall Seungwoo kalau makan diatas kursi gini, kakinya suka goyang-goyang. Gak tahu kenapa deh. Tapi lucu sih. Tangan dia megangin ceker ayam sambil digigitin gitu. Anaknya kepedesan tapi santai aja gitu makannya.

Seungyoun inisiatif ambil tisu terus ngelapin keringet Seungwoo. Anaknya senyum sambil lanjut makan. Tanggung tinggal dikit lagi, soalnya.

“Enak hm?”

Seungwoo ngangguk dan menyeruput kuah seblak dihadapannya. Habis sudah.

Seungwoo membalikkan badannya menghadap Seungyoun , menyodorkan bibirnya mendekat pada Seungyoun.

“Hayo hayo zinah” Jinhyuk disebrang sana heboh liat Seungwoo udah manyun-manyun ke arah Seungyoun.

Seungyoun ketawa aja , terus karena dia ngerti, Seungyoun ambil tisu baru buat bersihin bibir Seungwoo.

Gila. Muka Seungwoo pongah banget , ngejek Jinhyuk yang udah salah sangka.

“Makasih,hehe”

...

Abis makan seblak , mereka milih ke alun-alun buat liat-liat suasana disana. Udah lama juga Seungyoun gak kesini. Apa aja sih yang berubah?

Tangan kanannya menggenggam Seungwoo sepanjang perjalanan , sedangkan tangan kirinya terselip rokok hasil minta ke Kookheon. Dia gak nyetok rokok , dimarahin Mama kemarin soalnya Hangyul bocorin rahasia dia ngabisin tiga bungkus sehari. Alhasil mamanya ngomel deh.

Mereka semua duduk melingkar diatas rumput alun-alun yang hijau banget. Banyak anak-anak kecil main bola , main layangan , main gelembung sabun , sekedar jajan-jajan doang juga ada.

Seungwoo sibuk foto-foto suasana sana pake kamera Seungyoun, anaknya seneng banget.

Menuju siang karena bosen , mereka akhirnya milih ikutan main bola sama anak-anak kecil yang ada disana. Seungwoo sama Seungyoun beda team . Seungyounnya udah ga sportif lagi mainnya. Kadang bolanya dipegang lah , dibawa lari , kadang dimasukin ke baju lah , kadang ditendang asal juga. Anak-anak disana semuanya ketawa aja. Seru aja gitu bercanda bareng.

Seungwoo lari cepet banget udah niat mau cetak goal sekarang. Gawang Seungyoun, Jinhyuk yang jaga, dia udah makin deket sama gawang , tapi badan dia tiba-tiba melayang gitu aja. Ya siapa lagi? Cho Seungyoun dengan seenak jidat gendong dia , jauhin dia dari bolanya ,

“Seok bawa bolanya Seok!!!!!!”

Terus Wooseok ambil bolanya lari ke gawang Seungwoo yang dijaga bocil.

“Seungyoun turunin!!!!”

Bukannya diturunin , badan dia malah diajak muter-muter. Pusing , mana takut jatuh.

Bucin susah sih ya.

...

Menuju siang , mereka semua pergi ke Rabittown , terus makan lagi , ya gitu aja terus. Makan main makan main.

Habis dari cafe di sekitaran Rabittown , mereka langsung meluncur menuju salah satu tempat wisata kesukaan Midam. The Lodge Maribaya. Seungwoo seneng banget liat pemandangannya. Asyik banget , bisa camping , bisa outbond , bisa piknik juga. kapan-kapan Seungwoo mau deh piknik kesini sama Mama sama Kakaknya juga.

Seungwoo tiduran diatas Hammock , liatin Seungyoun yang lagi foto-foto temen-temen yang lain.

Seungyoun ganteng banget ya diliat dari sini. Auranya itu lho. Seungwoo seneng deh bisa pacaran sama Seungyoun. Udah pinter , ganteng, tinggi, sayang keluarga , kocak lagi. Seungwoo baru sadar dia sebucin ini sama Seungyoun. Karena tiap pergerakan yang dia ambil , sekecil apapun , Seungwoo kunci didalam memorinya.

Seungyoun senyum saat mata mereka saling bertemu. Seungwoonya nyengir doang sambil ngasih love sign . Seungyoun ketawa ganteng banget, terus Seungwoonya difoto gitu.

Agak lama Seungwoo rebahan , Seungyoun jalan ke arah dia. Diusapnya pelan-pelan rambut Seungwoo yang lembut itu. Ini anak ga panas apa ya rebahan siang-siang gini.

“Haus ga?”

“Enggak. Seungyoun haus?”

“Dikit..”

Dan dengan cekatan Seungwoo duduk , membuka ransel Wooseok yang dititipkan padanya , menusukkan sedotan keatas susu ultra berperisa taro yang disodorkan kearah Seungyoun.

“Makasih ganteng, baik banget deh” dan ini nih yang Seungwoo suka. Ciuman didahi dan pujian yang keluar dari Seungyoun. Kalau udah dipuji sambil dikecup keningnya gini tuh , Seungwoo rasa bahagia banget gitu lho kak.

Seungwoo punya praise kink apa ya?

....

Agak sorean , mereka buru-buru pindah destinasi karena ngejar sunset di Bukit Moko atau Bukit Bintang di daerah Lembang. Seungwoo anteng aja digendong Seungyoun , tangannya melingkar didepan tubuh Seungyoun, kepalanya di biarin nyender.

Seungwoo gak cape sih. Tapi manja. Dia males banget daritadi naik turun terus. Kebetulan pacarnya Bucin akut, jadi ya gitu deh.

...

Seungwoo menatap jalanan Bandung menuju sore. Langitnya indah banget. Gak mendung dan gak terlalu terang juga.

Seungyoun bilang, vibe dan view di Bukit Bintang bagus banget, kayak bisa liat satu Bandung dari atas sana. Seungwoonya girang banget. Soalnya pasti romantis banget datang ke tempat kayak gitu sama pacar.

Seungwoo asyik goleran dengan paha Seungyoun sebagai bantalnya sambil main HP. Tangannya cekatan ngupload foto-foto tadi di Instagram dan Twitternya. Seungyoun senyum-senyum doang soalnya keliatan Seungwoo juga buka-buka akun punya dia.

Bisa gak sih pasangan ini sehari aja gak bikin Jinhyuk mual karena level kebucinan mereka yang berbeda?

Ya jelas lah. Jinhyuk udah ga sebucin mereka yang jadi pasangan baru , soalnya Jinhyuk sama Wooseok udah lama banget jalin hubungan. Jadi Bucin alay-alaynya udah lewat. Beda sama mereka.

“Gue baru inget belum bayar kostan ke Seungwoo” . Perkataan jinhyuk bikin semua orang bingung. Seungwoo kan buka kostan , lagian Jinhyuk juga ga ngekost.

“Ngapain?”

“Lah kan dunia milik Seungwoo Seungyoun doang anjir yang lain cuma ngekost”

Dan seketika semuanya Ketawa. Gak sih gak semua. Seungwoo sewot soalnya , jadi dia lempar hpnya kencang-kencang ke arah perut Jinhyuk.

....

Bener kata Seungyoun. Vibe dan view bukit bintang atau Bukit Moko ini indah banget. Rasa-rasanya kayak lagi shooting film Twillight. Emang gak beda jauh dari The Lodge Maribaya yang sama-sama tempat wisata alam yang bisa picnic, outbond dan segala macam. Disini juga orang-orang berbondong-bondong foto-foto dibawah langit senja Bandung yang indah banget.

Seungwoo gak sadar remes tangan Seungyoun yang lagi-lagi genggam tangan dia sepanjang perjalanan. Seungyoun lantas menoleh lalu tersenyum, mengusakkan ujung hidungnya dihelaian rambut Seungwoo , “seneng?”

Seungwoo mengangguk antusias. Anaknya gemes banget kalau lagi anteng gini. Kini keduanya lagi duduk duduk aja. Foto-fotonya udah tadi. Pasangan Jinhyuk Wooseok gatau dimana dan lagi ngapain. Kookheon Midam Hangyul masih sibuk foto-foto. Cuma mereka doang yang santai santai.

Seungyoun rangkul bahu Seungwoo yang nyenderin kepala dibahunya.

Suasana kayak gini , ga pernah mereka alami sebelumnya. Cuma ada mereka dan senja.

“Seungyoun, makasih ya.”

“Terimakasih kembali. Gimana seneng?”

Seungwoo ngangguk cepet banget. Terus mulutnya gak berhenti ngoceh gimana perasaannya dia hari ini jalan-jalan di Bandung. Dia juga cerita gimana Mama Kookheon sama Mama Seungyoun baik banget sama dia. Ngasih dia banyak makanan , diajak keliling komplek, dikenalin ke tetangga-tetangga gitu. Seungwoo belum pernah ngerasain gimana rasanya dibangga-banggakan ke satu komplek. Mama Seungwoo itu sibuk. Sejak jadi single parents , yang Mamanya lakuin cuma kerja karena Mama harus biayain sekolah Seungwoo, jadi waktu buat kumpul sama tetangga agak kurang. Mama suka pulang malam soalnya.

Dan ketika langit mulai gelap, bintang-bintang mulai bersinar. Seungwoo menatap langit malam Bandung . Indah banget. Dia bisa lihat night view Bandung yang luar biasa berkelip kayak berlian mahal dibawah sana. Seungwoo beruntung punya Seungyoun yang selalu punya kejutan buat dia.

“Seungyoun makasih” Seungwoo menolehkan wajahnya pada sosok Cho Seungyoun disampingnya. Tapi ia harus menarik mundur lagi dirinya karena ternyata jarak wajah Seungyoun deket banget sama dia.

Hidungnya hampir bertabrakan tadi kalau Seungwoo gak mundur.

“Kamu indah woo. Dibawah cahaya bulan gini, kamu makin indah. Aku beruntung punya kamu...” Jemarinya terulur mengusap rahang dan pipi Seungwoo. Seungwoonya malu , nunduk kecil gitu.

“Let me be yours untill the end ya?”

Seungwoo ngangguk kecil. Dia juga seneng kok punya Seungyoun. Seungwoo udah lama gak merasa aman , dilindungi, disayangi dan dicintai oleh lelaki lain sebesar ini setelah kepergian papanya. Papa yang tega ninggalin keluarga demi orang baru.

Jemari Seungyoun menarik dagu Seungwoo mendekat, dikecupnya ringan bibir merah merekah itu. Seungwoo menatap Seungyoun yang memejamkan matanya. Bulu matanya panjang,bahkan dari jarak sedekat ini, Seungyounnya tetap sempurna. Dan Seungwoo ikut memejamkan matanya. Mengalungkan tangannya dileher prianya. Menyalurkan rasa sayang dengan kecupan lembut.

Seungwoo tak keberatan hidup selamanya asalkan sama Seungyoun.

Pun Seungyoun berani mengarungi lautan asalkan bisa dipertemukan dengan Seungwoonya.

...

Pletak!!

Seungyoun melepaskan ciumannya sambil mengaduh.

“Zinah lu ya siluman kadal!! Balik buru, Mamanya Midam udah nelfonin”

Seungyoun berdiri menahan amarahnya , Seungwoonya malu dong. Kayak anak ABG ketahuan pacaran sama warga.

“Anying , Kookheon bener bener ya lu. Kelahi lah kita,nyet”

Dan Kookheon berlari menjauh dengan kecepatan penuh kala Seungyoun gak main-main sama ucapannya.

Jinhyuk ketawa ketawa aja liatin Seungwoo yang malu gitu.

“Ngapain masih disini? Ayo balik”

“Jangan bilang Mama ya Hyuk?”

“Haha.. gak bakalan. Yuk pulang”

Seungwoo menakjubkan

Kegiatan mereka masih sama-sama aja. Seungwoo masih nangkring diatas pangkuan Seungyoun, bibir mereka masih saling bertaut. Seungyoun lagi ajarin Seungwoo ciuman yang lebih jauh dari sekedar menyapa bibir dan melumat bibir bawahnya saja. Seungyoun menuntun Seungwoo untuk bermain lidah, saling membelit , pelan namun pasti. Seungwoo yang gak ada pengalaman tentunya kewalahan dan merinding sendiri.

Pantesan temen-temennya suka ciuman begitu sama pacarnya. Ternyata emang enak.

Rongga mulutnya dimasuki, diabsen apa saja yang ada disana. Seungwoo melenguh kala rasa geli itu sesekali menyapa. Kedua tangannya meremas kerah jaket Seungyoun kuat-kuat, rasanya benar-benar dibuai. Dibawa ke langit ketiga gitu.

Seungyoun melepaskan tautan bibir mereka sekejap guna meraup oksigen . Seungwoo terengah kecil dengan bibirnya yang merah dan basah, lalu tak lama dilumatnya lagi bibir penuh itu, disesap lagi , digigiti kecil , dan Seungwoo semakin mengeratkan genggamannya dikerah Seungyoun saat tangan kekasihnya mulai nakal meraba perut dan sekitaran dada.

Ternyata benar. Seungyoun kalau udah ciuman tangannya suka kurang ajar.

Seungwoo memekik kala tangan itu makin naik dengan gerakan kupu-kupu kearah dadanya. Tubuhnya bergetar kecil , ciumannya pun semakin menuntut.

Gila gila gila.

Seungwoo memiringkan kepalanya, hidung mancungnya kadang menjadi penghalang karena terlalu panjang. Seungwoo mengalungkan tangannya dibahu Seungyoun, dilumatnya terus bibir manis Seungyoun yang rasanya bercampur dengan pahit rokok yang beberapa jam lalu ia konsumsi.

Tangan Seungyoun tetap setia disekitaran dada , pinggang dan perut Seungwoo. Gila , ternyata Seungwoo emang bisa seindah ini. Tangan Seungyoun merayap, naik kearah dada , menyapa dua tonjolan kecil disana, membuat Seungwoo terlonjak kaget, melepaskan ciuman mereka , menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher dan bahunya, Seungyoun menyeringai singkat merasakan tubuh Seungwoo gemetar.

“Y-youn geli.. ahhㅡMama!!mmh”

Seungyoun menarik lagi wajah Seungwoo, diciumnya lagi bibir itu. Kali ini ciuman biasa yang lembut dan membuai.

Demi Tuhan , Seungwoo pusing. Ia gemetar tidak bisa berhenti.

“S-seungyoun...hpnya bunyi nghhh”

Kenapa sih ya , Kukun tuh selalu bisa merusak suasana romantis atau panas yang lagi susah payah dibangun sama Seungyoun? Kurang baik apa sih sebenarnya dia sama Kukun? Kenapa Kukun gapernah biarin dia hidup tenang?

Seungyoun memeluk pinggang Seungwoo sedang sebelah tangannya meraih handphonenya dan mengangkat telfon masuk.

“Kun, asli ya. Gue pengen banget bunuh lu”

'Lu balik , anying! Udah jam berapa ini? Kita kudu otw'

Seungyoun melirik jam kecil diatas dashboard mobilnya. Hampir jam 9. Pantas saja.

“Yaudah iya ini aing balik”

'balik , jangan zinah terus'

“Lu kayak yang suci aja kalo ngomong” lalu Seungyoun mengakhiri sambungannya.

Seungyoun melempar pelan hpnya, lalu tatapannya terkunci pada Seungwoo dipangkuannya. Dia menyembunyikan wajahnya dibahu Seungyoun. Dilihat dari telinganya sih merah bener. Malu apa ya?

“Seungwoo.. maaf ya. Aku kejauhan ya tadi,hm?”

KENAPA SETELAH BERBUAT MESUM, SEUNGYOUN SEMANIS DAN SELEMBUT INI?

Seungwoo gak bisa diginiin.

Seungwoo merengek kecil , menggigit bahu Seungyoun dari luar kain bajunya yang membuat Seungyoun terkejut dan tertawa.

Dielusnya punggung lebar kekasihnya sambil menggumamkan maaf dan kata sayang.

“Kan aku udah bilang ya aku kalau ciuman kesananya tangannya tuh suka kurang ajar, tapi kamu minta terus... Maafin aku ya sayang?” Diciumnya pipi gembul itu kiri kanan bergantian.

Seungwoo mengangguk,“pulangnya gini aja”

“Hey, aku gak bisa liat jalan dong sayang?”

“Dibilang pulangnya gini aja!” Nada suara Seungwoo naik, tandanya ia malu dan merajuk. Gemes banget anj. Dan Seungyoun bisa apa sih selain nurut? Ditilang sekalian dah berkendara sambil gendong bayi besar. Peduli amat yang penting Seungyoun cinta sama Seungwoo.

....

Sampai-sampai di rumah Seungyoun, Seungwoo disambut sama anak-anak yang udah nunggu dia. Jinhyuk dateng-dateng langsung sentil telinga dia , alhasil jari Jinhyuk digigit deh sama Seungwoo. Emangnya yang boleh ciuman dia doang apa? Seungwoo juga mau dong sekali-kali.

“Awas kalo pulang dari sini beneran bunting” bisik jinhyuk kejam. Hih , itu mah Wooseok. Pulang dari sini bunting gara-gara Jinhyuk suka raba-raba paha dalem Wooseok.

“Gue aduin Bunda Ina lu ya raba-raba paha dalem Wooseok!”

“Gue aduin Mama juga lho lu ciuman”

“Ciuman doang gak raba-raba”

“Bohong .. pasti tadi raba-raba kan? Ngaku lu”

Dan gak tau kenapa perkataan Jinhyuk ini menohok dia . Iya sih, hehe. Ah jinhyuk jangan sampe tahu. Makanya Seungwoo pura-pura sewot merasa terfitnah.

Lagi asik asik berantem sama Jinhyuk, tiba-tiba Wooseok mendekat. Menoel bahu lebar Seungwoo, “Woo liat itu didepan. Seungyoun sama mantannya”

Seungwoo hah hah hah doang awalnya , sampe matanya menangkap sosok asing yang bicara sama pacarnya.

“Kata siapa beb itu mantannya?”

“Kata Midam.. mantan SMA. Namanya Sejin. Mukanya bersih banget mana glowing. Pake apa ya dia?”

Seungwoo terus natap Seungyoun sama yang namanya Sejin Sejin itu yang lagi berbincang ringan . Tanya-tanya apa kabar kayaknya. Kan Seungyoun sekarang terkenal , jadi pasti mantan-mantan kayak gini suka so-soan deketin dia lagi. Gak sadar , kaki Seungwoo melangkah menuju Seungyoun kala melihat mantannya Seungyoun itu udah berani sentuh-sentuh Seungyounnya dia. Sambil bilang, badannya bagusan ih sekarang dulu kurus.

Jinhyuk sama Wooseok ketawa doang liat Seungwoo dengan muka gemesin alis menukik pipi gembul bibir mengerucut mendekat kearah Seungyoun. Cemburu kayaknya.

“Seungyoun..” Seungwoo berhenti tepat di samping Seungyoun, mengalungkan tangannya pada pinggang kekasihnya.

“Eh Seungwoo. Jin, kenalin. Ini Seungwoo, Seungwoo ini Sejin. Temen SMA aku. Ayo kenalan”

Tangan Seungwoo dan Sejin saling menjabat, dua-duanya saling melempar senyum.

“Ini teh yang ada di Twitter kamu ya yang waktu itu jadi viral? Yang waktu kamu kemana sih Youn? Yogyakarta kan, ya?”

Seungyoun ketawa kecil aja sambil ngangguk. “Iya Han Seungwoo yang aku panggil anjing putih itu”

Seungwoo gatau harus bangga atau gimana. Tapi kayaknya sih harus bangga dikit.

“Eh iya. Mumpung disini, gak mau mampir apa Youn? Mama pasti seneng kamu main ke rumah. Apa gak kangen sama mie ayam bikinan mamaku?”

“Ah iya ya.. enak kayaknya jam segini makan mie ayam ya. Padahal mah semalem kirim aja atuh,Jin... ke rumah”

Lalu keduanya berbincang lagi. Seungwoo dicuekin? Sebel. Gak terima.

Seungwoo mengguncangkan bahu Seungyoun singkat yang dibales “hm kenapa sayang?”

“Seungyoun.. minta cium”

Dan temen-temen Babandungan Seungyoun ketawa kenceng banget gak ada kecuali. Hangyul sama Jinhyuk udah jongkok jongkok ditanah sambil ketawa. Sejin disana cuma senyum canggung.

“Haha anjing gila bener Seungwoo haha”

“Kerad lur kerad haha”

“Jomblo kayak Hangyul can't relate anying,haha”

Seungyoun mencubit bibir Seungwoo pelan sambil dicium gitu dahinya, “gaboleh ngomong sembarangan. Ayo packing, kita harus berangkat. Sejin, maaf ya gabisa ngobrol lama , udah harus prepare. Salam aja ya sama Mama”

“Salamin juga dari aku ya , Sejin” kata Seungwoo. Dan Sejin cuma ngangguk-ngangguk sopan aja.

.....

Di perjalanan menuju alun-alun kota, Seungyoun sibuk ceramah sama Seungwoo. Kaget gitu lho Seungyoun, pacarnya ngomong gitu. Random dan tiba-tiba banget. Kata Wooseok sih cemburu , tapi Seungyoun gak bisa menolerir itu.

“Gini lho , Woo. Kalau kamu cemburunya gitu, orang-orang mikirnya lain lho. Aku gak mau mereka mikir aneh-aneh tentang kamu...”

“Abisnya aku dicuekin”

“Ya kan lagi ngomongin mie ayam Mamanya Sejin. Pokoknya aku gak mau denger kamu cemburunya bilang gitu lagi depan orang lain ya. Orang-orang bisa ngerendahin kamu lho kalau kamu gitu. Gak semua orang berpikiran sama..”

Seungwoo manyun. Kok dia dimarahin sih.

“Denger kata Seungyoun, Woo . Dia gak mau lu dipandang sebelah mata aja sama orang lain . Lagian , kok kepikiran sih lu bilang gitu tadi? Ya kita semua kaget lah”.

“Pokoknya aku ga mau ya denger kamu gitu-gitu lagi. Cemburunya boleh, tapi ngomong aneh-aneh ya gak boleh. Ngerti?”

Seungwoo cuma hm hm doang sambil mainin ujung jaketnya.

“Han Seungwoo, kalau ditanya itu jawab yang bener. Aku gak mau kamu ngomong aneh-aneh lagi kayak tadi, ngerti?”

“Iya ngerti Seungyoun..” lalu tubuhnya ditarik pelan buat dipeluk sama pacarnya . Asli sih Seungyoun kaget banget tadi , Seungwoo kok bisa ngomong gitu.

Seungwoo balik meluk perut Seungyoun terus minta maaf. Seungyoun sama Seungwoo akhirnya cuma peluk-pelukan sepanjang perjalanan mau ke alun-alun .

“Wooseok?”

“Kenapa Woo?”

“Nanti ajarin skincarean ya? Aku mau glowing sama cantik kayak Sejin Sejin tadi”

Dan Seungyoun sama Jinhyuk ketawa lagi. Asli gemes banget sih.

“Ih iya tau Woo dia glowing banget bersih gitu wajahnya. Dia pake apa ya kira-kira?”

“Gak tau. Pokoknya nanti ajarin aku ya Seok”

Gemes banget parah , Seungyoun gak ngerti lagi sama pacarnya. Akhirnya , puncak kepala Seungwoo dicium deh sama doi. Soalnya gemesin.

“Udah siap jajan jajan disekitaran alun-alun?”

Seungwoo ngangguk antusias, “kata Kakak harus coba seblak Bandung. Mau itu~”

“Iya nanti jajan seblak yang enak disana ya. Bilang ke Kookheon dong Seok di grup, mampir dulu ke seblak langganan”

“Ok siap”

Seungyoun gak sangka

....

Seungyoun gatau harus bersyukur atau mengeluh atau gimana ngadepin Seungwoo yang skrg asik goyang-goyangin badan dia , minta cium lagi , minta kelon lagi. Aduh pusing pokoknya..

Seungyoun emang badzingan , emang Bucin menjijikkan , emang alay , emang good kisser , tapi kalau sama Seungwoo kayak gak tega gitu. Kayak takut nyakitin. Takut ngecewain. Takut aja gitu gatau kenapa padahal anaknya yang minta langsung.

Seungwoo merengek daritadi soalnya Seungyoun tolak dia secara halus. Bilangnya nanti dirumah lah nanti di jalan lah pokoknya jangan sekarang gitu.

Asli degup jantungnya udah gak karu-karuan. Udah kayak mau loncat aja dari balik tulang rusuknya. Pusing. Seungyoun gatau gimana cara nolak yang bisa bikin Seungwoo diem ga minta lagi.

“Seungyoun!!! Cium lagi!!!”

Alis Seungwoo menukik , bibirnya manyun , pipinya yang gembul jadi makin lucu keliatannya. Tapi Seungyoun gak mau kalah. Dia gak boleh kalah.

“Seungwoo sayang, jangan gini dong.. aku bukannya gak mau cium kamu lagi, tapi gimana ya aku tuh takut rusak kamu...”

“Cium doang bukan bikin anak!!!”

“Han Seungwoo! Mulutnya” Seungyoun menyentil bibir Seungwoo pelan yang membuat Seungwoo makin manyun dan keruh.

“Ya makanya cium biar mulutnya gak nakal!!”

“Han Seungwoo...”

“Cho Seungyoun!! Cium lagi~~~~ sekali doang nanti aku nurut”

“Nurut apa sayang?”

“Apa aja...”

Seungyoun menghela nafas. Asli pusing. Kalau ketemu sama temennya Seungwoo yang namanya Byungchan , mau Seungyoun lakban aja mulutnya. GARA-GARA DIA SEUNGWOONYA MINTA CIUM TERUS , BROTHER.

“Seungyoun lama!”

Dan Seungwoo merayap , mendudukkan dirinya diatas pangkuan Seungyoun, menggoyangkan badannya diatas paha Seungyoun, aduh adiknya jangan bangun...jangan bangun.

Seungwoo menggoyangkan pinggulnya lagi guna menyamankan dirinya, tangannya mengalung dileher pria didepannya, menyatukan dahi dengan dahi, menutup pintu disamping Seungyoun dan menaikkan kaca mobilnya. Tangannya menekan kunci agar tak ada siapapun yang mengganggu.

Mobil Ayla putih itu menjadi saksi bisu realita cinta Seungyoun yang sekarang mati kutu dan mati gaya.

Seungwoo menyelami netra hitam kecoklatan pria rubah didepannya. Memuja setiap pahatan tubuh Seungyoun yang Tuhan ciptakan untuknya.

“Seungyoun.. gak mau ya cium aku? Kenapa? Aku gak bisa diajak ciuman ya? Gak kayak Kang Seulgi ya? Maafin aku...”

Mata Seungwoo yang jernih sehitam jelaga itu berkaca-kaca. Agak nyelekit pas bilang dia payah dan gak kayak mantan-mantan Seungyoun yang lain.

Gak. Bukan gitu.

Seungyoun menangkup rahang Seungwoo lembut lalu mengecup hidung mancungnya sambil menatap teduh kekasihnya.

“Han Seungwoo. Aku gak suka ya kamu bandingin diri kamu sama orang lain, terlebih lagi mantan aku. Namanya juga mantan sayang. Meskipun pernah bersama tapi udah gak bisa dipertahankan. Kamu sama Seulgi itu beda. Gak bisa disamain , gak bisa dibandingin. Aku gak cium kamu bukan karena kamu payah atau apa , sayang. Aku gak mau rusak kamu, gak mau bikin kamu merasa direndahkan atau dilecehkan sama aku gitu lho. Aku suka , tapi aku gak bisa kasih terus . Aku takut, takut rusak kamu, takut sakiti kamu, takut ini ganggu kamu dan kamu pergi dari aku ... Aku gak mau, Woo. Aku gak bisa”

Jemari Seungyoun mengusap pelan bibir penuh merah delima Seungwoo, dirapikannya helai poni Seungwoo didahinya, dipeluknya erat-erat bahu dan pinggang Seungwoo, disalurkannya rasa cinta dan sayang padanya agar bisa merasa nyaman.

“Maafin aku ya?”

Seungwoo menenggelamkan diri dipelukan Seungyoun. Menubrukkan wajahnya diceruk leher Seungyounnya. Tangannya memilin ujung jaket Seungyoun. Seungwoo merengek kecil. Hatinya menghangat.

“Maafin Seungwoo ya. Seungwoonya maksa terus”

Seungyoun mengecup pipi Seungwoo lama, dielusnya punggung kokoh itu. “Maafin aku juga ya. Aku cuma gak mau rusak kamu. Aku soalnya kalau udah ciuman tuh suka kebablasan tangannya gak bisa diem gitu suka raba-raba sana-sini”

Dan Seungwoo terkekeh karenanya. Dicubitnya pelan perut berotot Seungyoun.

Seungyoun menarik tubuh Seungwoo agar menegakkan duduknya. Ditangkupnya rahang kekasihnya. Dahi bertemu dahi seperti hobi. Seungyoun memejamkan matanya, belah bibirnya menyesap bibir bawah Seungwoo. Seungwoo terkesiap. Sedetik kemudian ikut memejamkan matanya. Menikmati sengatan ringan yang tercipta akibat kecupan lembut yang ia terima.

Bibir bawah Seungwoo seperti meleleh didalam mulutnya. Bibir atas Seungyoun sengaja ia kecup. Dinikmati dengan perlahan.

Degup jantung mereka bersautan. Rasanya baru. Euphoria ini, tidak ingin ia lupakan.

Seungwoo gak secupu itu, tapi Seungyoun.

Seungyoun uring-uringan sepanjang jalan dia beli Aqua minum ke indomei. Kenapa bisa sih Seungyoun sebego itu main asal sosor aja. Mana abis itu dia ngakuin dosa pulak di grup. Untung aja di grup Babandungan ada Kookheon yang mau nutupin aib.

Asli, kenapa juga setelah dia lakuin dosa cium bibir Seungwoo , mamanya tiba-tiba ngechat keju kayak gitu? Seungyoun udah takut duluan mamanya mau meninggal , tapi malah kena damprat.

Emang begundal kurang ajar sih. Tapi asli, dia gemeteran parah gara-gara ini. Mana abis itu Seungwoo merengek terus kenapa Seungyoun tinggalin dia di mobil. Tapi ujungnya dia malah minta lagi. Kan Seungyoun mau-mau malu. Malu karena dia asal nyosor gitu aja. Mau karena ternyata rasa bibir penuh Seungwoo itu manis kenyal dan ringan gitu. Kalau disesap tuh kayak leleh aja dimulut. Asli Seungyoun merinding.

Maka saat ia kembali memasuki mobilnya, wajahnya merah padam nahan malu.

Sama Seulgi dan mantan-mantan yang lain, ciuman gak sedeg-degan ini lho.

“Ini minumnya. Maaf aku tinggalin dulu tadi,ya?” Seungwoo ngangguk lemes terus ambil Aqua dingin yang disodorin Seungyoun.

“Kenapa ditinggal... Gimana kalau ada begal tadi?” Sungutnya.

Seungyoun ketawa doang sambil benerin poni Seungwoo yang nutup sebagian mata dia. “Begalnya masih tidur dong sayang jam segini...”

Seungwoo cubit dada bidang Seungyoun sampe yang punya jerit-jerit gitu. Asli pedes bener cubitannya.

“Aku udah bilang jangan sayang-sayangan terus! Aku ga siap” abis ngomong gitu dianya nyusruk ke bahu Seungyoun. Yaudah Seungyoun ketawa aja sambil peluk pinggang dia. Diciuminya puncak kepalanya sayang , dielusnya punggung kokoh itu. Anak mama Han gemesin banget sih heran. Kenapa bisa ya sama jinhyuk dipanggil bayi setan?

“Seungyoun...”

Jari-jari Seungwoo main-main diatas jaket yang Seungyoun pake. Tangannya dipake ngeremes ujung resletingnya dia. Kepalanya udah nyender enak didada Seungyoun. Dihirupnya dalam-dalam aroma parfumnya, yang gatau sejak kapan dia suka. Parfum mamanya aja kadang bikin pusing lho tapi parfum Seungyoun ini enggak. Apa santet dan peletnya Seungyoun udah bekerja ? Udah bisa bikin Seungwoo Bucin?

“Kenapa tadi cium-cium...”

Asli. Kayak dihantam ombak besar, Seungyoun juga gatau kenapa tadi dia cium-cium..

“Maafin aku ya Woo.. asli gak niat ngerusak atau apa. Gatau tadi refleks aja tiba-tiba mau cium. Maaf ya”

“Kenapa..minta maaf?”

Haaa????

“Y-ya minta maaf kan udah lancang sayang.. aku ga niat abis cium kamu terus tinggalin kamu juga , gak gitu. Tadi beneran langsung beliin kamu minum karena udah tumpah minumnya. Maafin aku ya” lalu dia bubuhkan satu kecupan lembut didahi dan jemari Seungwoo yang lagi dia genggam.

“Bukan gitu, Seungyoun”

“Gimana?”

“Aku ...gapapa kok. Aku suka ditanyain sama Byungchan kalau Seungyoun cium aku udah sampe mana? Aku bilang hidung paling jauh , terus diketawain. Dikata cupu. Byungchan bilang Sejun udah cium dia sampe leher gitu, aku katanya cupu banget baru sebatas hidung. Terus disuruh Byungchan minta dicium gitu bibirnya. Tapi aku malu. Aku gak mau minta duluan soalnya takut Seungyounnya gak nyaman sama itu. Pas tadi dicium, ternyata enak ya hehe”

Gak. Gak. Gak

Seungyoun gak mati, enggak. KAGAK MATI TAPI DEGUP JANTUNGNYA GA SANTAI GINI LHO WOI...

“Woo, asli deh. Jangan kebanyakan main sama Byungchan ya?”

“IHH!! Jinhyuk juga udah sering ciuman gitu , Yohan sama Minkyu juga. Masa aku doang yang baru sekali?”

“Iya iya aduh jangan merajuk dong makin gemes nih asli gak kuat liatnya sayangku gemes banget sih” pelukan Seungyoun digoyangkan ke kanan kiri kayak nimang anak kecil.

Seungwoo polos banget ya heran.

Seungwoo menegakkan tubuhnya kecil , mensejajarkan diri sama pacarnya. Didekatkannya hidungnya sama hidung Seungyoun. Dipeluknya erat-erat bahu sama leher Seungyounnya menekan kekasihnya agar mendekat.

“Cium lagi”

Seungyoun takut dibanting

Seungwoo akhirnya mau tidur sama Wooseok Midam malam itu. Asli ngantuk banget sih makanya mau-mau aja nurut sama Jinhyuk yang anterin dia tidur setelah pasang kaos kaki sesuai wejangan mamanya. Seungwoo itu punya kebiasaan tidur yang cukup berisik makanya dia takut ganggu. Jadi dia kalau tidur tuh bikin suara kayak kunyah-kunyah gitu. Makanya anaknya gak mau tidur sama Wooseok Midam duluan. Padahal dia belum tahu aja Wooseok cantik-cantik kalau tidur suka muter. Tidur hadap timur, bangun-bangun di Utara :“)

Belum lagi Midam kalau tidur tuh gak bisa denger suara dikit aja langsung suka kebangun. Terus ujungnya dia marah-marah deh.

Tapi malam itu mereka bertiga tidur dengan aman dan damai. Seungwoo tidurnya diujung kiri , Midam yang tenang tidur ditengah dan Wooseok tidur diujung kiri.

Bangun-bangun?

Wooseok ditengah :“)

....

Pagi-paginya Midam yang kelewat sensitif sama suara-suara kecil akhirnya bangun duluan. Ujungnya bangunin Wooseok sama Seungwoo buat mandi. Seungwoo maunya mandi bareng , soalnya malu nanti kalau gak sengaja papasan sama mama atau kakak perempuannya Kookheon. Tapi gak tahu kenapa yang dia dapet cuma teriakan Wooseok sambil nahan malu, katanya Seungwoo mesum.

Seungwoo salah apa ya?

....

Abis mandi, Midam sama Wooseok asyik pake skincare rutin mereka yang serian day itu. Seungwoo cuma diem diem aja kek anak ilang liatin mereka. Soalnya Seungwoo pake sunblock aja enggak. Dia cuma pake pencuci wajah doang. Pake produk ertos dia :“) itu mamanya yang kasih saran.

“Seungwoo. Kok kamu ga jijik sih sama Seungyoun?”

Asli. Pertanyaan Midam nyelekit banget kalau didenger langsung sama Seungyoun. Seungwoonya nyengir doang. Gemes. Pengen Wooseok kunyah.

“Abisnya Seungyoun keren”

“Keren doang. Lu belum liat gobloknya dia gimana” sungut Wooseok. Iya sih belum , soalnya Seungyoun masih jaga image depan dia. Seungwoo aja yang ga pernah jaga image. Soalnya ngabisin tiga bungkus nasi kucing, dua mangkok bakso, jajan cilor abis 20rb sendiri , habis itu lanjut ke richeese. Dia sekuat itu kalau diajak makan sama Seungyoun.

...

“Selamat pagi. Seungwoo~ main sama aa yuk”

Pucuk dicinta ulampun tiba. Tersangka yang sedari tadi dibicarain akhirnya keliatan batang idungnya.

Seungyoun cuma haha hehe gaje. Ditangannya ada satu kresek gede , dari wanginya kayaknya enak banget, masih anget.

Seungwoo jalan pelan-pelan ke arah Seungyoun, senyum manis gitu bentar, “Seungyoun itu apa?”

“Serabi sama gorengan. Sarapan dirumah yuk. Mama sama kakak Kookheon udah mau berangkat kerja soalnya, rumahnya mau dikunci” Seungwoo ngangguk,bikin anak rambut sama poni sematanya itu mantul-mantul gemes. Asli Seungyoun diabetes.

“Nyai nyai buruan keluar elah lama bener!”

Dan Midam gak sungkan lempar tongsisnya buat ngusir makhluk gak berguna kayak Seungyoun.

....

Pagi itu Seungwoo yang lagi jalan gandengan sama Seungyoun sambil cerita-cerita sama Wooseok Midam gimana pengalaman dia kuliah di Yuai , akhirnya berlari kecil kala liat mama Seungyoun kesusahan naruh galon air didepan rumah.

“Aa bantuin atuh ini angkat galon, mama mah ga sanggup” mama Cho lambai-lambai ke arah Seungyoun sambil pegangin pinggang dia.

Seungwoo berhenti didepan mama Cho sambil Salim dulu dikit. “Dibawa kemana ini,Ma?”

“Gausah, woo. Biar si aa aja yang gotong”

“Aku biasa kok ma , angkat galon. Ke dalem ya yang deket dapur itu?”

“Yakin kuat?”

“Galon doang ma bukan angkat mobil” dan dengan wajah polos nan lugunya , Seungwoo angkat galon pake tangan kiri dia , masuk kedalam rumah. Wajah tanpa dosanya itu bikin semua orang disana melongo.

Wajahnya doang yang bebelac.

“Bajing!! Mampus gue! Pacar gue kuat banget...”

“Hati-hatilah dengan setiap tingkah , laku dan ucapanmu mulai detik ini, saudara Cho”

....

Sehabis sarapan pake paket nasi liwet lengkap dengan lalapannya, Cho Seungyoun culik Seungwoo biar mau nemenin dia jajan lagi sebelum jam 10. Iya soalnya mereka mau otw jalan-jalan gaes jam segitu.

Sekarang, saksi bisu realita cinta mereka udah bukan mobil jazz merah Kookheon lagi. Tapi pure mobil Seungyoun. Mobil Ayla putih itu melaju membelah jalanan Bandung yang lalu lalang anak-anak sekolah.

Seungwoo gatau bakalan diajak kemana, makan apa atau istirahat dimana.

“Aku ajak jajan di SD aku mau?”

“Cilor lagi, boleh?”

“Ga. Gak ada cilor!!”

Seungwoo merengek sambil cubit paha Seungyoun kenceng banget sampe anaknya jerit-jerit gitu.

“Woo , sakit perut nanti kalau pagi-pagi makan cilor!!”

“Pelit!”

“Bukannya pelit . Tapi kan masih banyak makanan Bandung yang belum kamu coba? Jajanan di SD aku enak-enak lho”

“Mau jajan , cilornya dua ribu deh ya?”

“Sekali enggak, artinya enggak ya Han Seungwoo..”

Dan Seungwoo membanting punggungnya untuk bersandar di sandaran kursi dibelakangnya.

Gemes banget tapi Seungyoun gaboleh kalah. Dari kemarin isi perut Seungwoo cilor doang, nanti dia sembelih.

...

Seungwoo terima kembalian dari mamang mamang penjual kue jaring laba-laba. Seungwoo girang bener. Pas makan , sensasi panas-panas manis itu langsung nyapa mulut Seungwoo. Enak banget. Seungwoo suka.

Seungwoo duduk diem sambil nikmatin kue jaring laba-labanya , nunggu Seungyoun yang lagi antri beli otak-otak ikan dan cibay ayam buat dia.

Seungwoo seneng deh kalo udah jajan jajan gini sama Seungyoun.

Habis kue jaring laba-laba, Seungwoo jalan ke mamang mamang yang jualan kue cubit. Abis itu dia makan lagi, duduk diatas bangku kayu yang disediain. Tangannya asyik banget nyomot kue cubit. Kakinya goyang-goyang, typicall Seungwoo kalau lagi makan.

Seungyoun lama banget. Seungwoo gak suka.

....

Seungwoo sama Seungyoun akhirnya berhenti disatu lapangan olahraga yang lagi sepi. Lapangan itu lapangan umum yang biasa dipake sama anak-anak SD Seungyoun buat mabal, hehe.

Seungwoo asyik makan otak-otak ikan sambil liat-liat orang yang lagi lalu lalang. Mereka duduk santai dimobil, satu pintu dibuka , lagu fiersa besari terdengar sayup-sayup menemani.

Angin sejuk Bandung dan sinar matahari paginya enak banget. Bikin suasana romantis disana tercipta secara alami.

Seungyoun liatin Seungwoo yang asyik makan sambil mainan sosmed. Asli , pacarnya ini ganteng banget tapi manis juga. Hidung mancung, bulu mata lentik , kulit putih pucat berhias tattoo , jari-jari tangan panjang dan ramping, pinggang yang pas dirangkul , dan suara dia yang merdu, sukses bikin Seungyoun jatuh cinta sedalam itu sama si anjing putih.

Awal ketemu, pas aksi demo itu.. gak ada niatan atau mimpi sedikitpun buat bisa pacarin dia. Tapi karena sering gak sengaja ketemu, akhirnya otak Seungyoun yang suka jalan dan encer dalam setiap kesempatan dibalik kesempitan itu berinisiatif buat pepetin anak ini.

Dan gak sangka kalau usaha dia gak sia-sia.

Boleh gak sih Seungyoun sombong? Dia beneran sebahagia itu dapetin Seungwoo.

“Youn, abis”

Dan Seungyoun menarik dua lembar tissue , membersihkan jemari lentik dan bibir kekasihnya yang belepotan saos.

“Minum..”

Seungyoun tadi sengaja beli dua sirup dingin biar pacarnya gak seret makan jajanan SD sebanyak ini.

“Mau yang ijo apa merah?”

“Merah apa? Ijo apel ya?”

“Merah stroberi. Mau yang mana?”

“Ijo aja”

Dan saat Seungwoo mendekatkan diri pada segelas jus berperisa apel itu, Seungyoun menarik dagunya untuk mendekat.

Asli. Seungwoo kaget banget sampe-sampe dia diem doang kayak patung.

Jarak mereka terlalu dekat. Ia gak bisa. Gak sanggup.

Seungwoo menatap penuh ke retina mata Seungyoun didepannya. Tatapannya tajam tapi hangat, lembut dan teduh disaat yang bersamaan. Seungwoo kayak bisa liat galaksi Bima dibola mata Seungyoun.

“S-seungyoun..ngapain?”

Telunjuk dan jempol Seungyoun mengapit dagu runcing Seungwoo , dibiarkannya agak mendongak, dan Seungyoun mendekatkan dirinya, menempelkan hidung dan hidung, dahi dengan dahi.

“Sadar gak sih Woo... Selama ini aku cuma berani kecup hidung kamu doang? Boleh gak sih kalau aku minta lebih? Aku .... Gak kurang ajar kan?”

Dan saat bibir itu bertemu dengan bibir merah delima yang manis milik Seungwoo , Seungyoun bisa bertaruh kalau ini adalah hal terindah yang pernah ia rasakan.

Seungwoo itu manja

Sepulangnya Seungwoo pas mau Maghrib dengan tangan sibuk pegang kresek kanan kiri dan perut penuh makan ini itu, Seungyoun cuma bisa geleng-geleng kepala. Tersangkanya cuma nyengir gak punya dosa.

“Dari mana aja?” Tanyanya lembut. Seungwoo cuma sodorin kresek-kresek yang dia genggam ke hadapan Seungyoun yang langsung diraih sama yang punya.

“Ibu-ibunya suka sama aku,hehe. Aku dikasih makanan terus. Ahhh kenyang”

Dan Seungyoun gak bisa nahan gemas. Dipeluknya Seungwoo lalu dikecupnya sisi kepalanya sayang, “mandi dulu yuk terus istirahat. Jinhyuk sama Wooseok lagi cari makan malam”

Seungwoo cuma ngangguk nurut aja. Gemes banget heran.

...

Malemnya , Kookheon ajak anak-anak buat main di rumah dia. Wooseok sama Jinhyuk bawa banyak banget makanan dari supermarket. Terus Mama sama kakaknya Kookheon sediain makanan buat di panggang-panggang gitu.

Di teras depan , Hangyul asyik gitaran, yang nyanyi Midam. Terus Wooseok , Jinhyuk sama Kookheon bagian bakar-bakar makanan. Udah ada jagung sama beberapa tusuk sate ayam. Seungyoun sama Seungwoo bagian mana aja ok.

Tapi condongnya sih team ini itu dimakan. Seungwoo baru tahu kalau Seungyoun suka banget sama jagung bakar. Makanya anaknya semangat banget makan itu.

Mereka abis ngobrolin besok mau kemana aja. Makanya ngumpul semua di rumah Kookheon. Dan besok bakalan jadi perjalanan yang panjang buat mereka yang niat mau keliling kota Bandung.

...

Seungwoo udah ngantuk banget. Perutnya penuh soalnya udah banyak diisi cilor , telur gulung sama makanan makanan lain dari tadi sore. Akhirnya anaknya cuma nyender aja dibahunya Jinhyuk yang lagi asyik pacaran sama Wooseok. Mukanya dibikin nyusruk ke perpotongan leher Jinhyuk. Ngantuk banget asli.

“Woo? Ngantuk ya? Kok lu berat?”

Seungwoonya cuma hm hm hm doang. Wooseok noleh, ngintipin Seungwoo yang ternyata emang sibuk nahan ngantuk.

“Hyuk, anaknya merem melek tuh”

Jinhyuk akhirnya ngecek keadaan bayi gede Mama Han yang dititipin ke dia. Anaknya emang udah merem melek.

“Tidur aja deh lu. Ngantuk banget keliatannya?”

Seungwoo akhirnya mendudukkan dirinya dengan benar lalu mengucek matanya sambil menggeleng, “masih mau ngumpul”

“Sama Seungyoun gih gitaran biar gak ngantuk. Sama gue pasti ngantuk soalnya gue diem doang sambil bakar ini. Ya sama Seungyoun?” Akhirnya Seungwoo ngangguk terus jalan ke arah Seungyoun yang lagi nyanyi sama Hangyul Midam.

“Hey. Kenapa? Lemes banget” tanyanya sama Seungwoo yang duduk samping dia sambil colek-colek bahu dia. Dirangkulnya bahu lebar Seungwoo terus dibenerin deh itu poni Seungwoo didahinya yang kayaknya makin panjang takutnya nyolok mata.

“Ngantuk dikit” katanya. Dan Seungyoun nyodorin satu botol minum yang isinya langsung diabisin sama si anjing putih.

“Nyanyi lagi dong . Lagu apa ya?”

“Lu kan alay Youn , nyanyi lagu JEKETI FORTIEIT aja? Yang i want you~~ i need you~~ i love you~~ oi oi oi oi itu” Kookheon dari arah panggangan main nyamber aja. Bikin semua orang disana ketawa ngakak.

Seungyoun genggam tangan Seungwoo yang melingkar dipinggang dia . Kepalanya numpu di bahu Seungyoun, anaknya nahan ngantuk beneran.

“Halah gak usah lah gue nyanyi lagi itu, anaknya juga udah tahu kalau gue sayang sama dia. Ya woo?”

Seungwoo cuma nyubit perut Seungyoun doang sambil nahan malu gara-gara digodain.

Dan malam itu berakhir dengan indah. Dibawah cahaya rembulan malam Bandung, mereka ngabisin jagung bakar dan sate yang disediain , diiringi lagu-lagu dari Sheila on7.

Tepat tengah malam, Seungwoo yang udah gak kuat nahan ngantuk, akhirnya pasrah tidur jauh dari Jinhyuk atau Seungyoun.

“Akhirnya mau juga Seungwoo tidur sama Wooseok Midam” gumam Jinhyuk sambil jalan bareng Seungyoun menuju rumahnya. Sesuai perjanjian, cowok manis tidur di rumah Kookheon, dan cowok ganteng tidur di Seungyoun.

“Emangnya kenapa Hyuk?”

“Maksa banget anaknya gamau pisah. Malu katanya belum kenal deket”

“Ya iya juga sih. Tapi mereka gak gigit kok, hehe”

“Youn . Makasih ya , udah jagain temen gue”

“Anjing, jadi merinding”

Degup jantung Seungwoo

Setelah menghabiskan uang 20rb sendiri buat beli cilor, akhirnya Seungyoun and the gengs lanjut jalan buat pulang. Rencananya hari pertama pada nginep dirumah Seungyoun dan Kookheon di Buahbatu. Sedangkan hari kedua mereka main seharian. Malemnya pulang ke rumah Midam di Lembang. Dari Lembang mereka main lagi, terus pulang deh malemnya. Gitu doang sih guys.

Dirumahnya cuma sebentar doang. Ikut rebahan , tiduran sama makan mandi doang.

Ceritanya kangen mama tapi malah ngabisin waktu buat main. Tapi ya, kapan lagi kan?, Soalnya mereka udah harus balik lagi ke habitat.

Seungwoo yang awalnya santai-santai aja berubah panik dan deg-degan kala Seungyoun dapet telfon dari mamanya. Nanyain udah sampai mana dan mau dibikinin minum apa buat berapa orang.

Sumpah Seungwoo lupa. Dia ga inget sama sekali kalau perginya dia ke Bandung , dia bakalan ketemu sama Mamanya Seungyoun. Ya kalau Jinhyuk bisa aja kalem santai gitu meskipun orang lain. Tapi Seungwoo? Status dia kan udah upgrade. Udah bukan temen main lagi atau kenalan lagi.

Mampus. Seungwoo bisa gak sih lebih gegabah dari ini? Emang bego

“Woo? Mual? Kok diem diem aja kayak kurang ngopi?” Jinhyuk mengecek kondisi Seungwoo yang diam mematung memperhatikan jalan. Wooseok juga ikutan penasaran kan jadinya.

“Gak papa...” Cicitnya.

Aneh banget dong?

...

Sepanjang perjalanan, lagu Tinashe mengalun merdu. Menjadi candu agar ketiga insan didalam sana ikut bernyanyi. Iya ketiga, kan yang keempat asyik deg-degan.

“Woo beneran gak papa?” Seungyoun mengulurkan tangannya, mengecek kondisi Seungwoo. Diceknya kening Seungwoo dengan punggung tangan lalu dicubitnya sebentar hidung mancung kekasihnya itu.

Seungwoo cuma merengek kecil sambil cubit pipi Seungyoun kenceng banget.

“Udah dibilang gapapa”

“Ya abisnya diem aja. Mual? Mau dimatiin ac-nya?”

“Jangan dong nanti panas” bibirnya mengerucut sebal. Lalu kembali menatap jalanan.

“Persis aku gak sih Hyuk Seungwoo tuh? Pas dulu itu lho pas pertama kali mau ke rumah kamu ketemu bunda... Aku kan gitu juga. Tiba-tiba diem karena panik” Wooseok tertawa kecil sambil menaruhkan kepalanya pada pundak jinhyuk , memeluk perut rata jinhyuk yang sekarang ikut ketawa juga.

“Astaga sayang... Kamu kok bener sih!?”

“Woo? Malu ya mau ketemu mama, hm?”

Seungwoo akhirnya mengangguk lemes, Wooseok dan Jinhyuk makin kenceng aja ketawanya .

“N-nanti kalau mama kamu gak suka aku gimana?”

Seungyoun ketawa kecil, digenggamnya tangan Seungwoo sambil diusap-usap gitu biar anaknya ga tegang lagi. Asli tangannya dingin gini jadinya.

“Mana mungkin Mama gak suka sama kamu? Kamu ganteng , lucu, baik , pinter pula. Mama suka pastinya..”

“T-tapi a-aku pasti gak kayak mantan-mantan kamu?”

“Ngapain harus disamain sama mantanku sih? Namanya mantan ya udah gak akan kepake lagi dong sayang?”

“Betul woo. Gabisa di daur ulang , ga boleh juga..” Wooseok tersenyum jahil dibelakang sana. Gemes banget godain Seungwoo. Pantesan jinhyuk suka.

“Percaya aja sama aku ya? Mama pasti suka sama kamu..”

. .

Mobil mereka berhenti didepan pekarangan rumah Seungyoun. Rumahnya luas , pekarangannya juga bisa dipake buat main bola. Dengar-dengar sih kakeknya juragan teh , jadi tajir. Nikahin mama ke papa yang kerjanya wartawan , makin tajir aja gak sih ?

Seungwoo keluar dari dalam mobil. Berdiri menatap rumah kekasihnya yang didominasi warna putih dan abu. Kookheon , Hangyul , Midam udah didepan pintu aja asyik ketuk-ketuk. Katanya udah gak kuat pengen selonjoran.

Jinhyuk gandeng tangan Wooseok buat ikutin Hangyul dan yang lain , sedangkan Seungyoun berdiri di samping Seungwoo yang masih sibuk nata hati.

“Masuk yuk? Panas”

Seungwoo menatap Seungyoun dengan tatapan anjing terbuang andalannya. “m-malu ...”

“Gak apa kan ada aku. Yuk?” Seungyoun menadahkan tangannya , menunggu Seungwoo menggenggamnya sebagai jawaban.

Dengan satu tarikan nafas , Seungwoo akhirnya menggenggam tangan Seungyoun dan berjalan masuk.

“Mama pasti suka. Tenang aja”

...

“Kukun , gimana atuh Jakarta teh sekarang setelah demo? Aman aman aja kan?”

Aduh itu suara ibu Seungyoun pasti. Seungwoo makin ciut. Diremasnya tangan Seungyoun secara tak sadar. Seungwoo kok ciut banget sih? Kayak mau sidang aja tau gak?

“Aman Ma...cuma ya gitu lah. Ma ditampi nya (ma, diminum ya)”

“Iya atuh sok semuanya, diminum itu ya jusnya. Pasti haus kan udah perjalanan jauh. Ini teh gimana sih? Temen-temennya udah pada di dalem tapi Seungyounnya belum masuk? Kemana dulu atuh si aa teh?” Mama Cho berdiri menghampiri pintu , tapi langkahnya terhenti kala pemuda kebanggaannya berjalan mendekat.

“Mamaaa.... AA PULANG”

Seungyoun ketawa sambil memeluk ibunya. Diciumnya pipi dan tangan mamanya memberi salam, mamanya cuma elus-elus kepala dia aja sambil tanya kabar.

“Makin gendut aja si aa. Diet a malu nanti di kamera keliatan lemaknya”

“Ih mama. Bahagia ini ma tandanya”

Seungwoo sedari tadi sembunyi dibelakang Seungyoun. Gugup gitu , malu. Dia cuma pegangin ujung kaos Seungyoun sambil liatin mama nya canggung.

“Seungwoo sini duduk” ajak Kookheon.

“Eh eh eh sebentar. Aa bawa siapa ini dibelakang?” Mama Cho menggeser tubuhnya agar bisa melihat Seungwoo jelas. Seungwoonya bungkuk-bungkuk kecil doang sambil senyum , abis itu Salim deh sama camer ///eh.

“Siapa ini Ma?” Goda Seungyoun.

“Siapa a? Kela Kela , asa pernah ningali... (Bentar bentar, kayak pernah liat)”

Seisi rumah cuma mesem-mesem doang. Jinhyuk sama Hangyul udah berdehem kurang ajar.

“Han Seungwoo,Tan..” sapanya.

“Eh kok panggil Tante sih Woo? Mama dong, kan calon mertua ya?” Dih. Kookheon mulutnya harus dilakban.

“ASTAGAAAAAA!!! INI ANJING PUTIH KESAYANGAN AA TEH? GUSTI NU AGUNG MENI KASEP PISAN IEUH.. MANCUNG JABA BODAS. AA! MAMA MAH SETUJU ATUH, EK IRAHA KAWINNA A? (astaga. Ini anjing putih yang aa maksud? Ya Gusti ganteng banget.. udah mancung putih pula. Aa kalau gini caranya, mama setuju. Kapan mau nikahnya a?)

Seungwoonya senyum canggung aja. Pasrah dia dicubit sama dipeluk segini kencengnya sama mama Cho hehe..

“Kawin secepatnya,Ma. Nikah sih nunggu lulus”

“Eh siah borokokok!!!”

Seungyoun bukan cuma teman petualangan.

Setelah satu geplakan maut, dua kali caci maki, dan beberapa hujatan yang Seungyoun dapatkan dari teman-temannya karena katanya dia bawa oleng mobil Kookheon gara-gara liatin Seungwoo tidur, akhirnya Midam memberi intrupsi untuk berhenti dipom bensin depan. Mereka menepikan mobilnya lalu keluar dan duduk-duduk di mesjid yang ada.

Hangyul sama Kookheon asyik goleran aja sambil main HP. Midam sama Wooseok dan Jinhyuk jalan ke depan buat cari-cari makanan pinggir jalan yang bisa mereka konsumsi.

Sedangkan Seungyoun? Ya masih sibuk membucin, hehe. Dibukanya pintu mobil disebelahnya, dibiarkannya panas angin jalan masuk kedalam mobil. Seungyoun menatap lagi seseorang yang tidur dibahunya.

Wajahnya damai banget, keliatan capenya. Mungkin karena semalam gak tidur ya jagain Mama. Tadi tidur sebentar juga. Seungyoun memilih mengelus pelan rambut Seungwoo. Diciuminya puncak kepalanya sayang. Seungyoun beruntung banget bisa dapetin Seungwoo.

Seungwoo ini anugrah terindah dari Tuhan selain keluarganya.

“Sayang, bangun yuk”

Seungwoo tetap terlelap. Deru nafasnya pelan dan teratur. Naik turun seirama. Mimpinya indah dong pasti? Mimpiin dia gak nih?

“Seungwoonya aku...bangun yuk. Mam dulu”

Seungyoun menusukkan telunjuknya pada pipi kenyal Seungwoo. Seungwoo mengerang, tangannya memeluk pinggang Seungyoun erat , kayak meluk guling aja dia.

“Lima menit lagi, Ma...”

Gusti lemah banget Seungyoun dikasih Seungwoo gemesin gini. Demi apa ya dia benar-benar beruntung.

“Seungwoonya aku.. mam dulu yuk? Kasian perutnya cuma diisi nasi goreng, yuk. Nanti bobo lagi deh”

Seungwoo akhirnya mengalah. Membuka matanya sambil menyusrukkan hidungnya dibahu Seungyoun sambil menggeram kayak kucing bangun tidur.

“Udah sampai mana?”

“Bentar lagi. Dua jam lagi nyampe kok. Istirahat dulu, mam dulu yuk”

“Makan apa?”

“Dibeliin Midam , gatau apaan deh. Yuk bangun dulu”

Seungwoo mengangguk. Seungwoo menegakkan duduknya sambil mengucek matanya. Seungyoun turun duluan. Lalu dengan sigap membukakan pintu untuk Seungwoo. Dan saat Seungwoo turun , tangannya digandeng gitu.

Dasar Bucin ya.

Hangyul dan Kookheon udah nahan mual liat Seungyoun dan Seungwoo jalan ke arah mereka sekarang. Seungwoonya masih asyik ngumpulin nyawa sambil kucek-kucek mata, Seungyounnya udah asyik membucin aja. Tangannya ditaruh dipinggang Seungwoo sambil jalan bareng gitu.

“Asli menjijikkan ya” cibir Hangyul.

“Pelet Seungwoo bagus bener. Tapi kasian sih, pelet sebagus itu malah dapat ampas kayak Seungyoun”

Dan keduanya tertawa kencang. Mengundang Seungyoun untuk melemparkan sebotol Mizone pada keduanya , “gibah kalian ya? Gak ada tata krama banget itu mulut”

“Sirik aja monyet”

....

Sekembalinya Midam , Wooseok dan Jinhyuk, mereka duduk melingkar. Seungwoo duduk ditengah diantara Seungyoun dan Jinhyuk sambil bersila menatap satu bungkus makanan yang keliatan penuh banget tapi Seungwoo gak tahu isinya apaan.

“Suka pecel lele , kan Woo?”. Tanya Wooseok sambil bagiin satu botol Aqua dingin.

“Pecel lele itu apa?” Tanyanya polos. Hangyul dan Kookheon kaget dong, alay banget kagetnya. Mata mereka ampir keluar gitu.

Seungyoun ketawa doang sambil minum.

“Lu tuh emang ga bisa diajak makan beginian ya? Astaga. Pecel itu kayak gado-gado, cuma yang ini ada ikan lelenya” jelas jinhyuk sambil membukakan bungkus pecel lele buat Seungwoo.

Seungwoo cuma ber-oh ria sambil membenarkan letak poninya. “Enak dong?”

“Enak. Cobain aja” tutur Midam. Dan akhirnya mereka semua makan dengan khidmat.

. .

Abis makan , Midam milih ke kamar mandi, ada juga yang goleran lagi kayak Hangyul sama Seungyoun. Ada yang asyik ngerokok , kayak Kookheon , ada yang asyik selfie juga kayak Wooseok jinhyuk.

Seungwoo cuma scroll up dan scroll down sosmednya aja. Sampe matanya menangkap satu gerobak yang makanannya wangi banget. Seungwoo menggoyangkan tubuh Seungyoun yang goleran disamping dia sambil ngobrol kecil sama Hangyul.

Seungyoun akhirnya duduk sambil liatin Seungwoo,“kenapa sayang?”

“Itu tukang apaan Youn?”

“Cilor itu. Mau?”

“Enak gak? Wangi banget kayak wangi telur”

Seungyoun tersenyum. Dan akhirnya mereka putuskan buat jajan cilor aja.

Seungwoo keliatan polos banget liatin om om yang jualan. Tangannya yang cekatan goreng cilor itu bikin Seungwoo takjub. Rasa cilornya enak juga.

Seungwoo duduk lagi teras mesjid bareng yang lain. Sadar gak sih, kalau Seungwoo lagi makan sambil kakinya menggantung gini tuh dia suka goyang-goyang gitu kakinya?

Sekarang Seungyoun baru sadar kalau Seungwoo tuh kalau lagi makan gemesin banget. Semua makanan yang dia makan kayak enak banget gitu lho. Padahal cuma cilor 5000 dapet 8.

“Aduh, kalau mama liat, abis gue dimarahin. Cilor ini minyaknya pasti udah item kan?” Sewot Jinhyuk.

“Enak hehe”

Gusti , gemes banget parah.

“Seungyoun makasih ya”katanya sambil buang sampah bekas cilor dia. Jarinya diemutin satu-satu karena kena saos. Seungyoun ngangguk doang sambil bantu bersihin bibir Seungwoo.

“Mau lagi?”

“Huum mau lagi.”

Seungyoun ketawa aja, “yaudah ayo”

Perjalanan panjang.

Perjalanan ke Bandung ini rasanya Seungwoo bener bener ga semangat. Gak enak sama Mama. Mama sakit dirumah malah dia tinggal. Seungwoo pengen balik lagi aja rasanya.

Dia bolak-balik cek notif hpnya. Mamanya udah gak bales chat dia lagi. Katanya mau mandi sama istirahat.

Seungwoo gigitin kuku jarinya. Gini nih kalau Seungwoo lagi galau.

“Jangan digigitin Snoopy..”

Jinhyuk dari kursi belakang tarik tangan Seungwoo biar gak digigitin terus. Soalnya nanti bisa luka.

“Masih sedih ya mikirin mamanya?” Tanya Wooseok lembut. Bahunya Seungwoo diusap-usap pelan sama Wooseok , Seungwoonya senyum-senyum doang.

“Ga boleh digigitin gitu jarinya ntar luka tau rasa!”

“Jinhyuk ih ga boleh kasar” ujarnya sambil dicubit kecil pinggang pacarnya.

“Tenang aja Woo. Mama kan ada Bunda , ada Tante juga. Ada yang jagain kok”

“Ga enak.. mama sakit tapi malah aku tinggal”

“Kan semalam udah dibawa ke klinik ya? Udah dong jangan sedih terus. Ga enak sama Wooseok sama Seungyoun” rambut Seungwoo diusap-usap pelan sama Jinhyuk. Orangnya ngangguk doang sambil nyamanin dirinya di sandaran kursi.

Seungyoun senyum kecil liat Seungwoo yang liatin dia pake tatapan puppy eyesnya. Merasa ga enak karena udah bikin Seungyoun merasa canggung gara-gara dia galau-galauan.

Tangan Seungyoun merambat menggenggam tangan Seungwoo erat. Diciumnya jemari panjang nan lentik miliknya. Diusap pelan-pelan lalu saling bertukar senyum.

Dan Seungwoo ga usah mikir-mikir lagi buat nyender dibahu Seungyoun. Lalu menelusupkan wajahnya pada perpotongan bahu dan leher Seungyounnya. Mengendus aroma citrus yang segar darisana. Seungwoo menggumam kecil , kayaknya sih bilang makasih.

Seungyoun mengecup puncak kepala Seungwoo sebentar lalu kembali fokus pada jalanan.

“Untung sebelah gue pacar gue. Jadi gue gak usah iri” cibir Wooseok sambil ikutan nyender di bahu Jinhyuk

Karena pagi ini, dia merasa menyusahkan.

Seungwoo menggenggam tangan Mama sepanjang malam. Tidurnya tidak nyenyak karena semalaman memikirkan mamanya.

Hari ini dia harusnya pergi ke Bandung, bersenang-senang bersama Seungyoun dan yang lainnya. Tapi apa daya. Dia gak akan pernah tega ninggalin Mamanya.

Mamanya batuk-batuk kecil. Seungwoo senantiasa mengusap punggung tangan Mama dengan lembut. Dikecupnya sayang dahi mama dan dielus surainya manja.

Mama kerja siang malam buat dia. Mama kerja buat kuliahin dia. Rasanya Seungwoo buruk aja hari ini. Gara-gara dia Mamanya terlalu memforsir diri.

“Adek...”

“Iya Ma?”

Suara mamanya serak banget. Lirih dan lemas. Seungwoo menegakkan tubuhnya lalu mengusap dahi Mama sayang.

“Katanya mau ke Bandung? Kok belum siap-siap?”

“Adek gak usah ke Bandung ma, gapapa. Mau jagain Mama aja”

“Gausah, Mama kan udah dibawa ke klinik semalem. Nanti siang pasti sembuh”

Seungwoo menggeleng sambil mengecup pipi Mamanya, “gapapa ma. Adek sama mama aja disini. Ke Bandung bisa kapan aja”

“Adek.. maafin mama ya? Tapi Mama gapapa dek beneran. Mending Adek siap-siap ke Bandung deh?”

Seungwoo tersenyum kecil, “mama mau minum? Sini Adek bantu”

Dan setelah itu, Seungwoo membantu Mama meminum air hangat bercampur rempah-rempah yang diracik Bundanya Jinhyuk.

“Adek.. pergi ya? Ke Bandung sesuai maunya Adek kemarin,ya?”

“Mama bobo lagi aja ya? Adek jagain disini” dikecupnya pipi Mama lama lalu dielusnya punggung tangan Mama lembut.

Mama Han hanya mengusap rambut hitam legam Seungwoo sambil membubuhkan kata maaf yang lama-lama membuat Seungwoo semakin merasa buruk dan sedih.

Menjelang siang, sekitar pukul 7.40 , Cho Seungyoun benar-benar menginjakan dirinya dirumah Seungwoo.

Seungwoo yang membuka pintu langsung dipeluk oleh Seungyoun, anaknya sedih banget . Keliatan acak-acakan dan kurang tidur.

“Mana Mama? Mau tengok mama”

“Ada dikamar”

Dan Seungwoo mengantar Seungyoun menemui ibunya. Melihat kondisi Mama Han yang tertidur damai begitu, Seungyoun tentu tidak tega membiarkan Seungwoo ikut ke Bandung hari ini bersamanya. Gapapa lah gagal bawa mantu buat mama di rumah sekali-kali.

Mungkin akan ada kesempatan lain.

Seungyoun menarik Seungwoo ke dapur untuk sarapan karena Seungyoun tahu Seungwoo pasti belum makan.

Ia membuat nasi goreng dan bubur ayam alakadarnya untuk Mama Han tercinta.

Seungwoo duduk sedih dimejanya. Menatap Seungyoun yang berkali-kali lipat jadi lebih tampan saat memasak begitu.

“Maaf ya Youn..“cicitnya.

Seungyoun tersenyum kecil,“kenapa minta maaf?”

“Gara-gara aku kamu jadi kesini bukannya prepare juga...”

“Gapapa. Nanti anak-anak jemput kesini, Midam kan bisa nyetir juga”

Seungwoo terdengar menghela nafas. Dan saat Seungyoun menaruh satu piring penuh nasi goreng panas, Seungwoo hanya bisa merasa semakin bersalah.

Seungyoun mencubit pipi gembul Seungwoo dengan gemas, “jangan sedih. Masih ada kesempatan lain. Ayo makan dulu. Atau mau disuapi?”

Seungwoo memukul dada Seungyoun lalu merebut piring nasi goreng itu. Dimakannya pelan-pelan karena panas. Seungyoun cuma terkekeh gemas lalu sibuk menopang dagu menatap mahakarya Tuhan yang dibuat dengan serius tanpa candaan karena tiap inchi pahatan tubuh Seungwoo indah, dan tidak ada yang gagal.

Pukul 8.30 , Seungyoun duduk diruang keluarga. Diatas karpet, pahanya dijadikan bantal untuk Seungwoo tidur. Tidurnya menyamping , tubuhnya tergulung berbalut selimut. Wajah tidurnya damai dan polos seperti anak kecil. Rambutnya diusap-usap pelan oleh Seungyoun sayang.

Seungyoun jadi bingung mau nonton tv atau nonton pacar lagi tidur.

Dua-duanya seru sih. Tapi wajah pacar lebih damai kelihatannya.

Dicurinya satu kecupan singkat dipipinya , diusapnya kecil lalu tersenyum.

Seungyoun beneran keruntuhan durian ya dapetin Seungwoo?

...

“Lho ada Seungyoun?”

Tubuh Seungyoun menatap kearah pintu kamar Mama Han yang terbuka , menampakkan satu sosok ibu yang berjalan lemas dengan kedua sisi kepalanya ditempeli koyo.

“Adeknya mana? Oh tidur..”

“Mama udah sehat ma?”

“Udah enakan sih ini. Tinggal pulihkan stamina doang. Si Adek kok malah tidur bukannya siap-siap mau ke Bandung?”

Ah. Iya. “Gak usah Ma gapapa. Mama sakit masa anaknya saya culik sih ma?”

“Lho? Gapapa Youn. Lagian Mama udah suruh tantenya dia kesini buat nginep , katanya lagi dijalan.. Adek bangun yuk katanya mau ke Bandung?” Mama Han berjongkok didepan Seungwoo , digoyangkannya badan anak bungsunya dengan gemas dan Seungwoo mengerang sambil membuka mata.

“Mama udah sembuh?”

“Buruan mandi, siap-siap katanya mau ke Bandung?”

“Gak mau. Mama masih sakit”

“Ada Tante nanti.. Adek jangan bikin Seungyoun kecewa dong. Kan udah janji?”

“Tapi Mamㅡ”

“Buruan mandi , siap-siap. Mama udah enakan. Ayo buruan”

Mama Han merebut selimut Seungwoo dan menarik pelan anaknya. Diciuminya wajah Seungwoo sambil bilang makasih karena semalem udah siap sedia saat mama sakit.

Dan setelah digusur paksa oleh mama untuk mandi, Seungwoo akhirnya berhias diri.

Seungyoun cuma nyengir nyengir gaje aja depan tv.

“Makasih ya Seungyoun sudah jagain anak Mama”

“Itu sudah jadi tugas saya ma hehe”

“Pulangnya jangan lupa bawa oleh-oleh ya buat Mama”

“Cucu, Ma?”

“Oalah ngegas” ucap mama sambil mencubit pipi Seungyoun gemas.